Mereka;

3 1 0
                                    


Mereka.
Para petinggi-petinggi.
Yang menduduki bumi.
Berkicau, bersiul, pun suka membeli.

Mereka gemar sekali duduk sambil tertawa.
Menggerakan mainan kayu yang terlihat seperti manusia.
Mengendalikannya sesuka mereka.
Karena mereka memiliki kuasa.

Mereka.
Yang pintar terlihat bodoh dan yang bodoh tidak terlihat.
Kami.
Yang pintar tidak dilihat dan yang bodoh diangkat-angkat.

Aku adalah bagian dari kami.
Hanya sebagian kecil dari minority.
Yang hanya bisa berharap pada ekspektasi.
Tak asing bagi telinga dengar kata janji.

Sebenarnya kami anti.
Tapi mau bagaimana lagi?
Nanti bakal dicaci maki.
Kalau mengikuti kata hati.

Tersenyum adalah topengnya.
Membeli adalah hobinya.
Memiliki adalah haknya.
Kami adalah hartanya.

"Mereka para petinggi.
Tak sadar bahwa yang tinggi bisa jatuh.

Mereka yang menduduk bumi.
Tak sadar bahwa bumi itu berputar.

Mereka yang senang menguasai.
Tak sadar bahwa bisa dikuasai.

Mereka yang gemar tertawa.
Tak sadar bahwa bisa menangis.

Kini kamilah yang menjadi mereka dan mereka menjadi kami.

Sekian drama kami malam ini.
Cerita tersebut terinspirasi dari berbagai mimpi dan emosi.
Terima kasih."

-dari kami yang masih dalam mimpi.

Mereka yang Di AtasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang