"Anggi udah jam berapa ini, mau bunda bangunin pake air atau bangun sendiri nak?"
"ANGGI MELEK BUNDA, SANS."
Jam sudah menunjukkan pukul setengah 7, namun itu tak membuat perempuan bernama lengkap Anggi Sartika Putri merasa cemas terlambat sekolah. Anggi malah dengan santainya keluar kamar dan merebahkan kembali tubuhnya di sofa. Namun belum 5 menit ia kembali terlelap, sang bunda sudah menegur.
"Anggi Sartika Putri, mau bunda....."
"Iya iya Anggi mandi bun."
Sepuluh menit kemudian Anggi siap dengan seragam sekolahnya dan menuju meja makan untuk sarapan.
"Cepet sarapannya, udah hampir jam 7 nanti kamu terlambat." Kata bunda mengingatkan.
"Santai aja bun." Jawabnya santai.
"Ayah tunggu di luar sambil panasin motor ya." Anggi pun mengangguk sambil menyuapkan makanan ke mulutnya.
Anggi Sartika Putri. Perempuan asli Sunda, berusia 16 tahun dan duduk di bangku kelas 12 memang memiliki jiwa yang amat santai. Saking santainya Anggi bahkan sering kali mendapatkan hukuman di sekolahnya entah itu karena terlambat masuk kelas, tidak mengerjakan PR atau hal lainnya. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa Anggi memiliki otak yang cukup cerdas, ia bahkan sering mendapatkan nilai diatas KKM pada saat ulangan yang bahkan tak ia pelajari kembali. Berbanding balik dengan teman-temannya yang belajar sungguh-sungguh namun hasilnya kurang memuaskan.
Setelah sarapan, Anggi langsung berpamitan pada bunda untuk berangkat ke sekolah.
"Bun, Anggi berangkat dulu. Assalamualaikum."
"Waalaikum salam, hati-hati."
--
Jam 7 tepat Anggi baru tiba di depan gerbang sekolah. Dilihatnya banyak siswa-siswi yang berdiri di depan gerbang dan lagu Indonesia Raya masih di nyanyikan, itu artinya ia masih ada kesempatan. Karena adat sekolah dimana setiap pagi pukul 07.00 seluruh warga sekolah wajib berdiri dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Sebelum lagu Indonesia Raya berakhir, dengan gesit Anggi turun dari motor dan langsung mencium tangan Ayahnya.
"Anggi sekolah dulu yah, Assalamualaikum."
"Waalaikum salam."
Anggi langsung bergabung dengan siswa-siswi lainnya dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Indonesia Raya,
Merdeka, merdeka,
Tanahku, negeriku yang kucinta
Indonesia Raya,
Merdeka, merdeka,
Hiduplah Indonesia Raya.Begitu lagu selesai, Anggi pergi menuju kelasnya yang lumayan jauh dari gerbang.
Tak jarang banyak yang menyapa Anggi. Maklum, Anggi merupakan siswi aktif yang tentunya banyak dikenali oleh siswa-siswi di sekolahnya.
Selain pernah menjabat sebagai Pemangku Adat di organisasi Pramuka, Anggi juga akrab dengan anggota organisasi lainnya yang membuat Anggi semakin dikenal.
"Ka Anggi!"
Anggi menoleh, ternyata yang memanggilnya adalah Riska, adik kelasnya di eskul Pramuka.
"What happened manggil diriku?"
"Maaf mau konfirmasi ka, nanti pulang sekolah jadi rapat?"
Ah hampir saja Anggi lupa jika sepulang sekolah ada rapat bersama Dewan Ambalan untuk membahas kegiatan rutin Latihan Gabungan.
"Jadi, nanti langsung kumpul aja di sanggar."
"Siap ka, terimakasih. Kalo gitu Riska ke kelas dulu."
Kriiiiingg
Bel tanda pelajaran akan segera dimulai berbunyi membuat Anggi berlari menuju kelasnya.
mampus pelajaran Bu Nike Batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anggi(a)
Romance"Kalo gaada perasaan lebih sama saya, boleh ga gausah ngebaperin?" "Saya cuma takut kamu malu punya pacar tukang ojek." Menceritakan Angga, driver ojek online yang menaruh hati kepada Anggi, penumpangnya.