☘Satu

32 2 0
                                    


•Happy Reading•
_


Tepat pukul 15:30, Sebuah mobil jenis Mazda2 berwarna silver memasuki sebuah pekarangan rumah yang cukup besar. Seorang perempuan yang berumur sekiraan 24 tahun keluar dari mobil miliknya yang baru saja terparkir rapi di halaman rumah tersebut.

Perempuan itu adalah Syearin Chelia Anderson yang kerap dipanggil dengan nama Arin. Anak kedua dari pengusaha besar. Anderson Crop, ayahnya Aldrich Ben Anderson, bundanya Denaya Walter Anderson, dan juga seorang kakak laki-lakinya Brian Darren Anderson.

Saat ini dia berkerja sebagai dokter umum di rumah sakit Cinta Kasih, di umurnya yang masih begitu sangat muda dia di berikan kepercayaan sebagai direktur muda di rumah sakit tersebut. Memang bukan hal yang mudah baginya hingga bisa sampai pada pencapaiannya saat ini, namun berkat dukungan keluarga dan para sahabatnya dia mampu melewati masa-masa sulitnya dulu.

Setelah mengunci mobil miliknya, arin melangkahkan kaki memasuki rumah. Dia berjalan menuju ruang keluarga karena sudah pasti ayah dan bundanya sedang berada diruangan tersebut.

"Arin pulang" ucapnya girang saat sudah memasuki ruangan tersebut dan berjalan mendekat kepada dua orangtuanya.

Dilihatnya ayah dan bunda tercinta sedang bercengkrama sambil menonton tv, dan ditemani dengan dua cangkir gelas yang berisikan teh serta sepiring biskuit susu.

Dua orang paru bayah itu menengok dan tersenyum. Ternyata sang anak bungsu mereka yang manja sudah pulang rupanya.

"Kemarilah arin" panggil sang ayah dan memberi isyarat dengan tangan yang menepuk tempat yang kosong di sebelah kanan beliau dan tepat di sebelah kiri beliau terdapat sang bunda yang sedang tersenyum ke arahnya.

Arin berjalan medekat dengan senyum yang merekah dan duduk tepat di sebelah kanan ayahnya. Arin bergelayut manja dilengan sang ayah, ini bukanlah hal yang baru bagi mereka perilaku arin yang seperti ini sudah menjadi kebiasaannya. Meskipun sudah dewasa dia akan tetap menamplikan sikap manjanya namun hanya pada keluarganya saja ok. Ketika sudah dihadapkan dengan dunia luar dia akan berubah 180° menjadi sosok yang profesional dan berwibawa.

"Ada apa ayah" ujar arin.

"Bagaimana dengan hari ini sayang?" tanya aldrich sang ayah.

"Seperti biasa, akan ada banyak pasien dan aku bisa menghendel serta mengatasinya" jawab arin bangga. Ini bukan sebuah ucapan belaka yang dikarang namun adalah kenyataannya.

Sang bunda dan ayahnya mendengar jawaban dari anak mereka tersebut pun tersenyum.

"Kamu sudah makan arin?" Kali ini bukan ayahnya, tetapi Denaya sang bunda tercinta yang berucap.

"Sudah bun, tadi saat dirumah sakit" jawab arin sambil menghadap denaya dengan posisi nyaman dia saat ini dikarenakan sang ayah yang sedang mengelus-ngelus puncak kapalanya.

"Yaudah bersih-bersih gih habis itu istirahat, kamu bakal balik lagi ke rumah sakitkan?" Ucap denaya sekaligus bertanya.

"Iya bun arin akan balik lagi kerumah sakit, karena nanti arin punya jadwal operasi" jawab arin.

Hening sejenak lalu arin kembali berujar. "Arin ke kamar dulu ayah-bunda" segera arin bangkit berdiri tak lupa dia mengecup pipi kedua orang paru baya itu serta senyum yang mengembang dan melangkahkan kaki menuju lantai dua tepat kamarnya berada.

"Iya sayang" jawab aldrich dan denaya bersamaan dengan senyum yang merekah.

Arin membuka pintu kamarnya lalu masuk dan menutup serta mengunci pintunya kembali. Dia berjalan menuju meja yang terdapat di sebelah kasur tidurnya dan meletakan barang yang dia bawa tadi saat kerumah sakit.

Arranged MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang