"Sebuah studi ditahun 2013 menyatakan bahwa mereka yang dirawat karena masalah mental merespon pengobatan dengan lebih baik jika mereka percaya akan eksistensi Tuhan.Sebuah studi lain menyatakan bahwa penipisan materi putih (saraf axon) adalah penanda depresi di otak.
Sementara di tahun 2014, penelitian lain mengatakan bahwa agama dan spiritulaitas terkait dengan korteks yang lebih tebal di beberapa daerah yang berkaitan dengan depresi (dalam hal ini yang dimaksud berkaitan erat dengan saraf axon).
Semua temuan ini mengkorelasikan dua hal tersebut.
Para peneliti menemukan bahwa mereka yang memiliki risiko depresi keturunan tetapi memiliki iman dan spiritual yang lebih tinggi, memiliki otak yang mirip dengan peserta dengan risiko depresi rendah secara genetik.
Setiap orang memiliki resiko depresi seperti halnya setiap orang memiliki resiko akan diabetes. Sama halnya dengan diabetes, orang yang memiliki riwayat genetik keluarga dengan diabetes 10x lebih berisiko menderita diabetes. Artinya, keturunan orang yang memiliki depresi atau mental illness 10x lebih berisiko mendapatkan depresi.
Namun perlu diperhatikan, orang yang memiliki genetik diabetespun dapat terhindar jauh dari diabetes dengan pertahanan tubuh yang baik, menjaga pola makan hidup sehat sebagai penangkal. Memiliki cara kerja yang sama, keimanan akan Tuhan bagaikan penangkal atau vaksin dalam diri seseorang, jika bilamana ia mendapati diri dalam keadaan depresi atau mental break ia lebih kuat bangkit dan sembuh dibanding seseorang tanpa iman yang tak percaya akan Tuhan."
"Ah, sampai sini ada pertanyaan?"
Profesor PSikologi termuda di Jakarta itu menghentikan sejenak penjelasannya, melempar pertanyaan sebelum melanjutkan kembali materi dasar tentang Psikologi Keagamaan.
" Saya prof" Hoseok Rahardian mengangkat tangan.
"Ya, silahkan" Profesor muda dengan hijab hijau army itu mengulas senyum dengan anggukan mempersilahkan.
"Kalau begitu, apakah depresi terjadi karena seseorang tidak beriman?"
Yoongi tersenyum sebelum kembali melempar pertanyaan "ada lagi?"
" Baiklah, karena tidak ada akan saya jawab untuk pertanyaan Hoseok dulu. Saya yakin kalian pasti tahu jika depresi ialah gangguan suasana hati yang berdampak pada penurunan kondisi emosi, fisik dan pikiran akibat sedih, hampa dan ketidakberdayaan berkepanjangan.Saya sendiri juga kurang suka dengan stigma yang didapatkan oleh penderita depresi dari orang-orang yang mengatakan bahwa orang yang depresi itu karena kurang iman atau kurang bersyukur. Secara tidak langsung, orang yang memberikan stigma tersebut tak ubahnya menambahkan garam diatas luka. Itu tak seharusnya diucapkan pada penderita depresi..."
Dikelas itu ada 35 orang yang menyimak dengan hikmat penjelasan kali ini, selain karena yang menjelaskan ialah profesor cantik pujaan para pria di Universitas BigHit ini, pembahasan seperti ini juga sangat menarik untuk disimak sebab begitu related dengan kehidupan sehari-hari.
"Nah, kembali lagi pada pertanyaan Hoseok. Depresi tidak disebabkan karena keimanan seseorang yang lemah atau tidak bersyukur. Sebagai perumpamaan, bahkan orang yang memiliki gaya hidup sehat juga tak sedikit yang meninggal karena penyakit jantung bukan. Nah, jadi bayangkan jika mereka tidak memiliki hidup sehat, pasti lebih cepat meninggal dari mereka yang memiliki hidup sehat. Tapi disini yang ingin saya jelaskan bukan itu poinnya. Itu hanya perumpamaan yang bisa kalian renungi."
YOU ARE READING
GULAKU | Yoongi X BTS | Namgi | JinGa | Sope | Minyoon | Taegi | KookGa
FanfictionBerisi Oneshoot Yoongi dengan pairnya GAK JAMIN MANIS KEK GULAKU Namjoon x Yoongi Seokjin x Yoongi Hoseok x Yoongi Jimin x Yoongi Taehyung x Yoongi Jungkook x Yoongi Buttom Yoong Seme BTS other