Part 6 Penonton Drama

80 11 3
                                    

Lagi-lagi Godok terlambat bangun, "Sial, aku telat bangun lagi," gerutu Godok dan langsung loncat untuk mandi.

Selesai mandi, cowok itu teringat bahwa ia tidak ada jadwal kuliah hari ini.

"Kok jadi ling lung ya aku," batin Godok lalu menepuk jidatnya. Godok memutuskan untuk ke dapur sambil bernyanyi riang "Syala la la la la ... sya la ...." Cowok itu pun memeriksa setiap lemari.

"Ah, aku harus ke pasar untuk membeli bahan makanan," ucap Godok yang sibuk memeriksa satu per satu setiap lemari.

Pada saat memeriksa isi kulkasnya, Godok terkejut akan apa yang dilihatnya. "Woy, ngapain kau di kulkasku?" teriak Godok lalu menjitaknya.

"Eh, ada Kakak Godok. Ngapain disini, Kak?" tanya Tuyul.

"Buset, malah nanya nih bocil, ngapain lu kesini lagi. Kan semalam lu dah janji nggak akan ke sini lagi?" omel Godok geram.

"Anu ... aku diusir sama kekasihku, Kak," ujar Tuyul sendu.

"Pergi, atau gua bunuh lu! Eh, lu kan dah mati, yak? Lupa gua," ucap Godok yang senyum-senyum karena perkataanya ngelantur.

"Iya, Kak. Aku pergi," ujar Tuyul lesu, "tapi, boong! Hahaha." Tuyul itu tertawa keras.

"Anjirr nih anak, pergi lu tuyul!!!" pekik Godok setengah mati.

"Kaabboorrrrr!!!!"

Ia geleng-geleng melihat tingkah tuyul itu, anehnya kenapa tuyul jenis dia diciptakan? Setelah beberapa detik kemudian cowok itu mencatat barang-barang yang dibutuhkan dan langsung pergi kepasar.

****

Siang telah berganti malam, selesai makan. Seperti biasa, ia menuju kamar untuk mengerjakan skripsi yang rasanya tak pernah selesai dari kemarin. Pukul 00.00 Godok mulai merasakan hal suara-suara orang yang sedang pacaran, awalnya Godok acuh tak acuh.

"Suara apaan dah tuh, nganggu konsentrasi aku aja," ucap Godok yang mulai penasaran.

Godok pengen tau siapa yang pacaran tengah malam gini. Godok beranjak dari duduknya ia pergi ke jendela untuk melihat siapa yang ada di luar. Godok terkejut melihat aksi bocah kecil itu tengah asik berpacaran dengan kekasihnya, rayuan maut muncul dari bocah itu. Siapa lagi kalo bukan tuyul rese yang selalu menganggunya.

"Sayang kamu tau nggak bedanya kamu sama babi?" tanya tuyul pada kekasihnya.

"Eum ... nggak." Kekasihnya menggeleng. "Memang apa?"

"Kalo babi haram aku makan kalo kamu halal aku sayang, bwahahaha."

"Ihh kamu kok sweet sih."

Blush. Wajah merah tampak di pipi kekasihnya itu, dia menepuk lengan tuyul gemas. Godok yang sedari tadi menguping hanya bisa tersenyum melihat tuyul itu, ah tak mengapa anggap saja ini hiburan pikir Godok saat itu.

"Eum, Yang?" seru tuyul itu. Kekasihnya memandang wajah tuyul itu. "Kamu tau nggak berapa jumlah pasir di laut biru?" tanyanya lagi.

"Bego!!" umpat kekasihnya, "yah banyaklah. Aku gak tau, Yang. Kan belum pernah ngitung," sambungnya.

"Iya, memang banyak, Yang. Seperti cinta aku ke kamu, yang tak terhitung banyaknya," balas tuyul sok imut.

"Ihh jangan gombal terus baper aku, tuh," ucap kekasihnya.

Tuyul terkekeh melihat kekasihnya itu pasalnya beberapa hari ini kekasihnya sering marah tak jelas. Dasar cewe emang susah di tebak! Dan, malam ini tuyul ingin membuat bahagia. Karena tak kuat menahan malu, kekasih tuyul itu memeluk dada miliknya. Tuyul itu membalasnya tanpa pikir panjang.

00.00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang