Melyu : [1] Ikhsan / Intan

1 1 0
                                    

"Katanya di taman bermain depan ada hantunya loh Bang. Ih serem," Intan nyeletuk.

Ikhsan melirik Intan sekilas dan pandangannya kembali menatap jalan setapak yang licin serta kotor.

Setiap orang harus pilih-pilih biar nggak kena lumpur, dan pulang dengan bersih.

"Hantu apa ah, ngaco kamu mah," jawab Ikhsan.

"Ih bener tau Bang. Katanya hantunya tuh cantik, rambutnya panjang. Cuman punya luka codet di muka dan parahnya hantu itu korban perkosaan loh Bang kan serem plus sadis." Intan brigidik ngeri.

Ikhsan hanya tertawa pelan, setaunya hantu itu memang ada tapi yang di samaain sama flem horor tuh belum kejadian. Dan kalau kejadian pun berarti bener. Hantunya kurang kerjaan.

"Ada, ada aja sih De. Kamu tuh terlalu paranoid kebanyakan nonton horor nah gini, jadi nggak bagus buat kerja otak kamu," kata Ikhsan pelan, lalu tangannya mengulur membantu Intan yang di belakang melewati lumpur yang lumayan dalam, nggak dalam banget cuman semata kaki.

"Lagian tuh hantu ngapain coba, apa tujuannya nakutin orang? Kurang kerjaan tau nggak. Paling juga itu mah kerjaan yang jail," ucap Ikhsan kembali.

"Ih Bang Ikhsan mah emang nggak percayaan. Lagian kan udah jelas, tujuan tuh hantu udah jelas buat bikin takut orang, terus dia kesenengan," jawab Intan, "lagian Bang aku pernah denger kalau kita berhasil di takuti, itu hantu berarti suskes dan ketambah energinya," ucap Intan.

Ikhsan menatap Intan lalu tersenyum lembut, "Nah kalau begitu, itu hantu sukses nakuti kamu. Kan kamu penakut wragggg," jawab Ikhsan kembali. Sembari kedua tangannya memperagakan seperti yang mau mencekik orang.

Intan menjerit pelan lalu menghentak pelan, "Ih Bang Ikhsanmah nggak lucu tau."

Ikhsan hanya tertawa sambil menatap Intan yang berjalan cepat menuju rumah. Lihat bahkan Intan sangat lucu, kaki kecilnya menghentak dengan pipi mengembung. Cemberut.

Intan Itu sangat mirip seperti Luna Kakak Ikhsan yang udah tiada, karena kanker otak. Intan itu mirip percis. Bibir tipisnya, mata bulatnya, idung mungilnya, serta rambut lurusnya. Cuman, yang membedakan antara Intan dan Luna hanya satu. Luna menyukai rambut panjang sedangkan Intan lebih menyukai rambutnya pendek sebahu.

Ikhsan jadi mengingat waktu itu, waktu di mana Ikhsan menanyakan kenapa Intan lebih suka rambut pendek. Dan katanya.

"Rambut pendek itu biar nggak mudah gerah, sama biar gampang di sisir. Nggak ribet sampe harus pontang sana panting sini," jawab intan sambil nyisir rambut.

Ah rasanya Ikhsan pengen ketawa, Ikhsan menggeleng pelan dan berjalan memasuki halaman rumah.

***

"Bu, Intan besok ada pulang terlambat, soalnya mau latihan tari," ucap Intan sambil menghampiri Ratih Ibunya.

Ratih menatap Intan sebentar lalu mengangguk, "Jam berapa kira-kira?" tanya Ratih, tangannya dengan lincah memotong sayuran buat makan malam.

"Nggak tau mungkin antara jam tiga atau empat," jawab Intan.

"Emang kamu kepilih buat turnamen tari Dek?" tanya Ikhsan yang menghampiri Intan dan duduk di kusi meja makan. Menunggu Ibunya selesai memasak.

"Kepilih dong kan aku punya bakat di bidang tari Bang," jawab Intan bangga.

Ikhsan hanya mendelik gemes, "Terus latihan silat kamu gimana?" tanya Ikhsan.

Intan menatap Ikhsan, bola matanya melotot seperti ingin keluar, "Ih emang Bang Ikhsan belum tau?" tanya Intan.

"Tau apa?" tanya Ikhsan balik.

"Kan besok hari sabtu, libur lah soalnya Koh Haji mau pergi longok anaknya yang kemaren kena begal," jawab Intan santai.

"Hah! begal? di mana?" tanya Ikhsan.

Intan mendesis sebal, "Itu loh Bang yang cowok, yang bule plus tampan. Masa gak tau sih. Kalau masalah di begalnya di mana Intan nggak tau tanya aja sama Koh Haji," ucap intan.

Ikshan mendecih sebal, "Gantengan juga Abang," ucapnya banggga.

Intan langsung melirik sinis, "Apaan ih gantengan itu lah, udah tinggi, putih, badannya bagus, ganteng, bibirnya pink ceri, wangi, idungnya mancung, kaya orang korea lah, ganteng pokonya."

Ikhsan menatap Intan sebal, "Heh, emang Abang kurang apa? Wujud segini bagusnya kaya Ahjusi, Ahjusi yang kamu banggain itu siapa namanya ah Lee ming ... ming apa ya," jawab Ikhsan jumawa.

"Lee Ming pala Abang botak! Yang bener tuh Lee Minho," sentak Intan sebal. Pasalnya Ahjusi kesayangnya di ejek sama Ikhsan.

"Nah itu, lupa ih lagian bikin nama ko aneh," jawab Ikhsan pelan.

"Serah Abang Intan nggak dengar," jawab Intan ketus.

Ratih yang menatap anaknya bertengkar hanya menggeleng pelan, "Udah jangan berantem ah, ayo makan," ucapnya pelan.

"Loh Ayah nggak pulang Bu?" tanya Ikhsan.

"Nggak Ayahmu ada tugas malam jadi nggak pulang." Ratih menyuapkan nasi dan mengunyahnya. Menatap Intan yang makan dengan lahap.

Lalu menatap Ikhsan yang masih memilih wortel buat di singkirkan dari nasi gorengnya.

"Kenapa wortelnya di pilihin?" tanya Ratih.

"Ibu lupa kalau Ikhsan nggak suka wortel," jawab Ikhsan pelan.

Ratih hanya menghela nafas pelan, "Sini Ibu pilihin," ucapnya sambil mengambil alih piring nasi goreng punya Ikhsan.

"Wortel itu bagus buat mata kenapa kamu nggak suka?" tanya Ibu sambil tangannya dengan gesit memadu sendok buat mengambil percikan wortel di piring nasi goreng Ikhsan.

"Ikhsan nggak suka, rasanya aneh," ucapnya pelan.

Ratih hanya menggeleng, "Ya udah makan, abis itu tidur besok Abang ngampus pagi kan," tanya Ratih. Ikhsan hanya mengangguk sambil menyuap nasi goreng kesukaannya.

"Adek ada pr nggak kalau ada di kerjain dulu baru tidur. Kalau nggak ada langsung tidur aja istirahat, kan besok mau tari."

Intan mengangguk mengerti, pipinya mengembung penuh dengan nasi.

Setelah beres makan, serta membantu Ratih membersihkan meja, Intan memasuki kamarnya. Melihat buku-buku takutnya ada pr, setelah yakin nggak ada pr Intan menghampiri ranjang tidur kesayangannya yang penuh dengan boneka-boneka berukuran sedang, yang wajahnya mirip artis kipop kesukaannya.

Setelah merebahkan badan, Intan menatap sekeliling lalu tersenyum, "Good Night Oppa." Lalu mata Intan terpejam menelusuri mimpi yang mungkin indah di waktu beramaan.

***

"Aku selalu merindukanmu, di setiap malamku. Dan aku berharap ada sebuah keajaiban yang bisa mempertemukan kita segera."

A/n

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 08, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MelyuWhere stories live. Discover now