Titik Sendu

33 1 4
                                    

Gadis nama nya, ia tinggal di desa, sesuai dengan nama nya gadis dan ternyata dia pun masih gadis.

Gadis berbeda dengan teman-teman lain nya. Gadis sangat mendambakan kehidupan layak nya seorang putri. Ia senang sekali melihat film barbie. Ia ingin sekali memiliki kisah seperti berbie. Namun berbie sawah lah yang harus ia emban d kehidupan nya.

Ayah dan ibu ku hanya lah seorang petani, keluarga kami jauh dari kata mewah.
Namun aku selalu bersyukur atas apa yang tuhan berikan.

Aku baru saja lulus sekolah, setiap hari aku membantu ayah dan ibu di sawah. Aku banyak menghabiskan waktu untuk membantu kedua orang tua ku. Mulai dari ngunduh coklat sampai pekerjaan rumah lain nya.

Suatu hari keluarga kami mengalami masalah besar, ayah gagal panen dan kami telilit hutang pupuk yang berbunga setiap hari nya.

Aku sangat sedih, melihat ayah dan ibu ku.
Aku ingin sekali membantu mereka, namun aku bisa apa.
Aku menangis di setiap malamku,ohh tuhan konsipirasi apa yang telah terjadi di hidup ku.

Keesokan pagi nya pukul 07:00 aku menyapu halaman rumah, dan tiba-tiba datang tuan pupuk beserta anak dan bodyguard nya.

"Hey di mana sutoyo"
Ada apa bapak mencari ayah ku

Wah ternyata si toyo punya anak gadis yang cantik.

Anak tuan pupuk rupa nya cacingan, dia mengedip kan mata nya kepada ku. Aku sangat muak melihat nya.

Lalu keluar lah ayah ku
"maaf tuan saya belum memiliki uang untuk membayar hutang-hutang saya.

sy tidak mau tau pokok nya hutang-hutang mu harus segera di lunasi.
" maaf tuan tolong beri saya waktu.
Hey hajar... Mereka pun menghajar ayahku.
Aku berusaha untuk melindungi ayahku...

Ayahhh... Ayaahhh.. Cukup..
Tapi mereka masih saja menghajar ayahku.

Apa boleh buat aku harus melawan mereka dengan jurus-jurus ku demi melindungi ayahku.

Aku adalah pesilat padepokan di kampung ini.

Ciatt ciatt ciat.. Pergi kalian dari sini atau ku habisi kalian..

Heh kau tunggu saja kau akan menyesal..

Aku membangunkan ayahku dan membawa nya masuk ke rumah.

Aku tidak boleh diam saja melihat kondisi keluargaku.

Mulai besok aku harus mencari pekerjaan.
Keesokan hari nya aku pergi ke pasar untuk mencari pekerjaan apa saja yang penting halal.
Di perjalanan aku di cegat oleh anak tuan pupuk.

"Hey nona manis mau kemana?
"Bukan urusan mu.
Jangan sombong2 loh nanti cantik nya memudar bagaikan baju lunturan hahahahahahha..

"Aku sangat muak melihat anak tuan pupuk ini, ia memiliki tompel di pipi sebelah kiri, dia senang sekali memakai perhiasan yang bertumpuk seperti kajol yang ingin menari di film india.
Ohh tuhan:(

Gadissss... Gadiisss sambil mengedipkan mata nya.

Kalo kamu cacingan minum obat cacing, minta belikan sama ayahmu. Tuan pupuk tapi gk kebeli obat cacing.

Dan aku pun lari meninggalkan nya.

Hmm awas saja kau gadis berani berani nya menghinaku.

Di pasar aku mendapat pekerjaan membawakan barang barang belanjaan orang. Lumayan lah buat beli beras.

Sepulang dari pasar aku ke sawah.
Hari ini di sawah ramai sekali aku bertanya tanya ada apa?  Apa ada pasar kaget? Tpi kok di sawah...

aku menghampiri ayahku, ayah ada apa ini tumben ramai,  itu kenapa orang-orang foto foto sawah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Titik SenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang