Sebuah Awal

8 3 2
                                    

Jam dinding sudah menunjukan waktu untuk istirahat tetapi Annisa masih asik mengerjakan soal matematika, baginya pelajaran matematika seperti sedang mencari kode untuk membuka brangkas negara. Entah kenapa orang-orang yang menyukai pelajaran ini memiliki alasan tidak begitu masuk akal.

Suasana kelas yang ricuh tak mengganggu Annisa dengan aktifitasnya. Hanya ada dua orang yang dapat memgganggunya yaitu kedua temannya.

"Nis, bisa gak si lo habis pelajaran MTK gak mengang buku" ucap Rima

"iya nih, gue bingung sama pikiran orang-orang kaya lo, apa sih menariknya dari MTK, padahalkan tu pelajaran mematikan" sambung Linda

"Mematikan apa an, lebay banget" sanggah annisa dengan khe-khehan di akhir kalimatnya

"lo itu kelewatan bego atau emang tolol. Lo tau gak hampir 90% penduduk bumi ketika berhadapan dengan MTK mereka akan merasa mengantuk dan tertidur" balas Linda yang tak terima dengan sanggahan annisa.

Annisa hanya tertawa kecil, dan saat ingin menyanggahnya lagi ia di hentikan oleh Rima

"dah-dah, kalo lo bedua debat terus gue bisa mati kelaparan disini. Mau lo bedua antar gue keliang kubur"

"ogah ah pergi aja sendiri sana" sahut Linda yang di setujui dengan anggukan dari Annisa.

"yaudah ayok ke kantin" protes Rima dan menarik tangan kedua temannya itu.

Annisa, Rima, dan Linda mereka adalah teman dari 1 bulan yang lalu. Ya mereka baru saja masuk di sekolah swasta SMA Geheimnis. Sekolah ini cukup luas untuk dikatakan sekolah dari Indonesia. Setiap gedung berjarak cukup jauh dengan gedung lain serta setiap gedung mepunyai 4 lantai. Lantai paling atas di huni oleh kelas 10 dibawahnya kelas 11 dan dibawahnya lagi kelas 12, lalu lantai dasar dijadikan tempat koprasi, lab komputer dan UKS.

Sekolah ini juga memiliki ruang aula, laboratorium, kantin, perpustakaan, audhitorium, masjid, asrama, ruang musik,  kolam renang tertutup serta lapangan yang begitu luas. Di beberapa titik terdapat gazebo.

Setelah mereka sampai mereka pun segera memesan makanan dan minuman. Tak lama datanglah makanan mereka. Rima yang sudah sangat lapar langsung menyambar makanannya tanpa peduli pandangan dari kedua temannya.

"yaampun Ma, pelan-pelan dong makannya" ucap Annisa

"lo gak tau sih selapar ap gue" jawab Rima

"ya walau gitu pelan-pelan nanti keselek loh" Linda pun angkat bicara

"iya iya, eh btw gue dulu punya julukan loh si makan cepat kalo kalian dulu punya gak?" tanya Rima sambil memakan makanananya

"kalo aku sih pengibar bendera, kalo lo Nis?" ucap Linda yang mulai tertarik dengan topik

"Aku gak mau bahas topik ini, ganti topik ya" seru Annisa dengan membuat wajah memelas

"yeee... Gak asik lo Nis" balas rima dengan kecewa di ikuti anggukan juga tunjukan dari Linda.

Setelah selesai mereka segera membayar dan menuju kelas. Dalam perjalanan ke kelas mereka bermain senggol senggolan hingga tak sengaja menyenggol seorang gadis dan meunpahkan minuman yang dia bawa ke temannya yang lain

"AAAA....! Baju gue, heh lo gila ya? " ucap seorang gadis dengan baju basahnya

"Maaf aku gak sengaja" kata Annisa dimana dialah pelaku dari kecelakan kecil tadi

"gak sengaja gak sengaja, jalan itu pake MATA! " kata teman yang menumpahkan minuman

"punya mata kok gak di pake, lo gak papa kan Pia?" kata gadis yang lain dengan cepat mengambil tissue dan mencoba mengeringkan baju gadis bernama pia dengan nama lengkap Shopia Anggelica

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Seeds of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang