Bab Tak Berjudul 1

97 10 2
                                    

Perhatian!

Cerita ini mungkin akan (sedikit) mengganggu bagi beberapa orang. Disarankan membaca sambil dengerin lagu sejenis  Hold on - chord overstreet, Say something - a great big world, Human - christina perry dll.


NARUTO © MASASHIKISHIMOTO



Terkadang satu pintu terbuka

Namun satu pintu yang lain menutup

Beberapa do'a terkabul

Beberapa yang lain tidak

Tak peduli betapa keras kau mencoba

Betapa sering kau meminta

Kau hanya perlu bertahan dan mengikhlaskan



***


Seorang pria berusia akhir duapuluhan menutup telepon dengan kesal. Ia melepas kacamata yang mulai terasa menyakiti pangkal hidungnya karena terlalu lama bertengger di sana. Ia longgarkan dasi yang terasa mencekik lehernya. Tiga hari ia belum merasakan tidur nyenyak akibat lembur. Tumpukan dokumen di atas mejanya membuat kepalanya sakit. Di sudut mejanya terdapat sebuah papan nama bertuliskan direktur Uchiha Sasuke. Ia menatap ke luar jendela. Gedung-gedung tinggi menjulang bak raksasa berkilauan diterpa cahaya matahari sore. Jalan raya bak sungai yang di penuhi kendaraan bermesin. Hanya itu pemandangan yang bisa dilihatnya setiap hari. Dulu, hal itu membuatnya bosan. Lalu sekarang membuatnya muak. 'Hm, tak pernah jadi semakin baik', pikirnya.


Uchiha Sasuke . Ia adalah seorang pria yang dimata orang-orang sempurna. Ia punya segalanya. Tampang, harta, kecerdasan, pendidikan, pekerjaan bahkan seorang istri cantik bak boneka. Tapi orang-orang tak pernah tau satu hal yang membuat hidup sempurnanya itu tak ada artinya. Kebebasan.

Sejak kecil hidupnya telah ditentukan. Hidupnya tidak pernah menjadi miliknya. Ia hanyalah sebuah robot yang di paksa menuruti segala kemauan orang tuanya. Ia tak pernah punya kesempatan untuk memilih. Dari hal-hal kecil hingga besar seperti pakaian, makanan, teman, hobi, pendidikan, karir, semuanya harus sesuai keinginan orang tuanya. Dan yang membuat hidupnya kian hancur belum lama ini, seorang istri pilihan ayahnya. Seperti dalam cerita drama-drama murahan di televisi, itu hanyalah sebuah merger. Pernikahan bisnis, tidak lebih.


Ia menatap sebuah cincin yang melingkar di jari manisnya dengan perasaan benci. Harusnya, cincin lain yang bertengger di sana. Ia melihat sebuah undangan bernuansa biru putih dengan pandangan hampa. Wanita yang dicintainya akan dipersunting sahabat karibnya. Sebuah komedi yang sangat tidak lucu terus berputar dalam hidupnya. Kembali, ia dipaksa menelan pahitnya kenyataan.


Ia bukan tak pernah berusaha memperjuangkan segala keinginannya. Ia bahkan pernah kabur dari rumah lebih dari setengah tahun lamanya ketika ia 18. Namun pada akhirnya ia tetap kembali ke rumah. Selain karena tak tega melihat ibunya yang terus menangisinya setiap hari hingga jatuh sakit, ia juga menyadari bahwa hidup tanpa nama Uchiha sangatlah menyiksa. Ia tak munafik, ia akui jika uang adalah segalanya ketika menyangkut kelangsungan hidup. Ia bukanlah siapa-siapa tanpa keluarganya. Dan sejak saat itu ia berhenti memberontak. Berusaha menjadi anak baik yang selalu patuh walau itu menyiksanya perlahan. Ia sudah lelah.


Ketika hari sudah gelap, ia memutuskan untuk beranjak dari meja kerjanya. Sekretarisnya sudah pulang sejak beberapa waktu lalu. Beberapa karyawan yang sedang lembur menyapanya ketika berpapasan. Segera setelah ia menaiki mobilnya yang terparkir di basement, ia meninggalkan gedung berlambang kipas raksasa merah putih itu dengan kencang. Ia ingin segera sampai rumah dan berendam dalam air hangat lalu tidur, jika bisa. Perasaanya sedang kacau.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OUR HAPPY ENDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang