- Prolog -

143 13 5
                                    

"Jika pada akhirnya hanya akan menjadi asing, mengapa kita dipertemukan satu sama lain?"

- Gravin Mahardika -

***

"Gak ada lagi yang bisa dijelasin, semua sudah jelas. Pada akhirnya, seseorang seperti kamu itu susah dipercaya. Bahkan udah berulangkali aku mencoba menerima, namun berkali-kali kamu juga yang mengingkari janjimu sendiri, Vik!"

"Plis, beri aku kesempatan sekali lagi. Aku akan berusaha menjadi Vika yang lebih baik dari ini. Kali ini aku bener-bener menyesal apa yang udah aku lakukan."

"Capek Vik, capek kalau gaada feedback yang sama satu sama lain. Kalau cuma aku yang harus terus menerima dan menerima semua kesalahanmu, kamu kapan bisa menjadi versi dirimu yang lebih baik?"

"Semua butuh waktu, maaf!"

"Mungkin, fase kita buat bareng-bareng lagi udah habis, ya! Gak habis pikir, hampir 4 semester kita berjuang bareng, ambis bareng, tapi pada kenyataannya kamu masih belum bener-bener paham apa yang seharusnya tidak kamu lakukan berkali-kali."

"Maaf, beri aku kesempatan sekali lagi. Setelah ini, aku akan berusaha menjadi Vika yang lebih baik. Please."

Gravin menatap Vika dengan tatapan kosongnya, sudah tidak ada lagi kata-kata yang bisa disampaikan saat itu juga. Rasanya seperti benar-benar kecewa. "Jika memang waktunya kita bareng-bareng berjuang di perkuliahan sudah habis sampai sini. Mungkin, lebih baik mulai hari ini kita berjuang dengan caranya masing-masing, ya!"

Vika mengangguk paham, mengerti seberapa besar rasa kecewa Gravin, sahabatnya di perkuliahan itu terhadapnya.

"Terima kasih untuk segala sesuatunya sampai hari ini, kebersamaan sejak mahasiswa baru, semua cerita dan kebaikan serta jasa tentang kamu tidak akan pernah kulupakan."

"Aku akan berusaha menjadi lebih baik, terima kasih juga untuk kesempatannya berkali-kali, bahkan untuk kesekian kali. Terima kasih, maaf belum bisa menjadi sahabat terbaik sesuai ekspektasi kamu."

Gravin meninggalkan Vika begitu saja. Meninggalkan Vika sendirian bersama rasa penyesalan, namun Gravin juga masih merasakan kekecewaan yang teramat dalam.

Lantas, apakah benar adanya. Jika persahabatan yang sudah sangat lama terjalin dengan baik, bisa menjadi asing jika salah satunya melakukan kesalahan berkali-kali?

***

260 Kata
Start 11 September 2024

***

NB:

Project kesekian kali, aku coba memberanikan diri untuk menulis ini setelah menahannya bertahun-tahun lamanya. Sepertinya akan penuh rasa sesak ketika menuliskannya.

Siapapun kamu, saat nanti membaca tulisan ini, terima kasih. Aku akan mengusahakan cerita ini dengan ending yang bahagia. Selamat wisuda,  meski dalam waktu yang berbeda, aku coba mengawali cerita ini di hari wisudamu lebih satu hari. (10 tapi jadi tanggal 11, sebenarnya sudah mulai jauh-jauh hari tapi aku bingung nulisnya) sebagai pengingat, bahwa kebaikan dan kenangan semua tentangmu masih teringat.

GRAVIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang