BAB 28 : Absurd

19.8K 2.2K 847
                                    

"Sadar diri adalah vaksin terbaik untuk luka yang lebih kronis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sadar diri adalah vaksin terbaik untuk luka yang lebih kronis." - A Binding Story

****

Author Pov

"Jadi, siapa nama cowok yang lo suka?" tanya Raveena pada Liora setelah melepaskan jari kelingking yang sebelumnya tertaut hangat.

Tak ada balasan yang dari lawan bicara. Hanya bergeming sejenak yang mampu ia tangkap dalam netranya sekarang. Liora mengulum bibirnya, lalu mengarah pandangan pada gadis yang sedaritadi mengamati penuh selidik.

"Yaampun, Li. Pakek mikir segala. Selow, sama gue rahasia lo aman." Raveena menampilkan cengiran manis dengan kedua jari berbentuk V.

"Lo lagi suka sama seseorang juga, kan, Vee?"

"Eum.." Raveena memicingkan matanya sesaat, lalu tanpa pikir panjang mengangguk pelan tanda membenarkan. "Ada sih. Kenapa emang?"

"Gimana biar adil. Gue bakal nyebutin nama cowok yang gue suka, dan lo juga harus nyebutin nama cowok yang lo suka," kata Liora begitu antusias sampai bolpoin yang tengah ia pegang tersimpan kilat di atas meja.

"Oke."

"Seriously?! Gue itung sampe tiga, nanti kita nyebutin bareng, ya?"

Raveena kembali mengangguk. "Iyaaa. Cepetan itung."

Liora mengubah posisi duduknya kian menegak. Menghadap sepenuhnya pada Raveena lalu mulai menghitung dengan volume yang amat pelan. "Satu.."

"Dua..."

"Tiga.."

"RASEN!"

Liora dan Raveena sama-sama tersentak kaget saat teriakan seorang wanita paruh baya menggema keseluruh sudut ruang kelas. Bahkan keduanya belum sempat mengeluarkan suara sedikitpun. Sangat terurung saat melihat Bu Hilda sudah memasuki kelas.

Semua mata tertuju pada arah bangku belakang, yaitu Rasen. Dimana cowok itu dengan jailnya terus melempari Wawan dengan sepatu milik Daffa dan Romi.

"Kamu apa-apaan, sih?! Udah kelas dua belas kelakuan kayak anak TK!" ucapnya sangat lantang.

"Noh, Bu. Daritadi Rasen ngelemparin saya pakek sepatu. Sakit punggung saya," adu Wawan terang-terangan. "Stress kali dia."

"Buset bro, gue sih owh aja," balas Rasen menyebalkan.

"Siniin sepatu gue! lo tau? ini gue nyuci sendiri! Seenak jidat lo lemparin!" protes Romi akhirnya angkat biacara setelah tadi dengan pasrahnya membiarkan sepatunya menjadi korban mainan Rasen. "Nih, Daff, punya lo."

A BINDING STORY (Baby Girl) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang