Suara alarm berbunyi nyaring tepat jam 6 pagi. Seorang gadis yang baru saja menginjak kelas 1 SMA, enggan terbangun dari dunia mimpinya."ngh.." lenguhnya "tolong dong cecan masih ngantuk!" teriaknya sembari menarik selimut yang awalnya hanya menutupi tubuhnya, sekarang wajahnya pun ikut tertutup.
Meski begitu, suara alarm yang nyaring itu tak mau berhenti berbunyi "Aish! woy!" teriaknya lagi. Kali ini sembari melempar sebuah benda hingga terdengar suara pecahan kaca, yang niatnya melempar jam. Namun, suara alarm itu tetap berbunyi.
Gadis itu kesal, membuka selimut yang menutupi wajahnya, kasar. Ia menoleh melihat jam nya masih aman diatas nakas.
"jadi yang gue lempar..," gumamnya sambil terbangun dari tidurnya. Ia menoleh dengan takut-takut ke suatu arah yang terdapat sebuah figura hancur, pecahan kacanya sudah berserakan.
"OH SHIT! SUAMIKU PECAH!" teriaknya segera mengambil foto yang berada diantara pecahan kaca. Ia mengusap-usap foto itu dengan penuh sayang, dan ekspresi sedih.
Hingga akhirnya pintu kamar Gauri terbuka, menampakan seorang wanita berparas sunda yang matanya langsung tertuju pada seorang gadis yang sedang terjongkok menghadap tembok.
Mata yang awalnya menatap tajam, berubah menjadi tatapan kebingungan. Wanita itu menghampiri anak gadis satu-satunya yang selalu membuat ulah.
"Gauri ari kamu ngapain?" tanya Mama nya dengan nada khawatir.
Tatapan kebingungan itu hilang sekejap. Mata belonya membulat seperti mau keluar saat melihat anak bungsunya berjongkok di antara pecahan kaca.
"HEYY!! KUNAON ARI MANEH?!" teriaknya sambil menarik Gauri agar berdiri dan menghindar dari pecahan kaca.
"Mama, menantu mu pecah"
"hah?" Mama Gauri mencari sapu berukuran kecil yang sudah Gauri siapkan khusus dalam kamarnya."ambil pengki!" ucap Linda-mama Gauri- sedikit meninggikan suaranya karena kesal.
"mama menantumu"
"ambil pengki!"Mau tidak mau Gauri pergi mengambil pengki, tanpa menyimpan foto yang figuranya sudah hancur.
Selang beberapa waktu Gauri datang membawa pengki, Mamanya sibuk membersihkan pecahan kaca sedangkan Gauri hanya menonton.
"kalo ngga bantuin mendingan mandi aja sana!" kata Linda masih anteng dengan pecahan kaca.
Bukannya menurut, Gauri malah berlari mengambil handponenya. Menyalakan bluetooth seraya menyelakan tombol on pada speaker bluetooth-nya itu.
Gauri menyalakan lagu dengan volume tinggi, hingga Mamanya dibuat menggelengkan kepala.
"gomabda gomabda tto gomabda ppunijiman" Gauri bersenandung ria.
"GAURI SIANG! MANDI! SEKOLAH!" lagi-lagi Linda berteriak pada anak bungsunya. Gauri segera melempar foto yang tadi digenggamnya ke atas kasur. Lalu berlari menuju kamar mandi.
Jika Linda tidak berteriak Gauri akan terus seperti itu, ngeyel. Tak mau nurut, bak anak kecil dibawah 4 tahun.
Sesekali Linda harus mengingat tekanan darah tingginya.
Setelah selesai merapikan pecahan kaca, Linda lanjut membereskan tempat tidur Gauri.
Ia beberapa kali bergumam merutuki anaknya dengan sumpah serapah seorang ibu.
"Ya Allah, untung anaknya masih perawan" Linda mengambil foto yang figuranya hancur, menatapnya beberapa saat lalu tertawa renyah "menantu?"
WELCOM TO MY FIRST STORY!
eottokhae?
rame ga? baru prolog nich:v wkwk.
baca terus yahh sampe epilog.jangan lupa vote, comment. kalo bisa share:))
follow:)
@ig: sisansania
KAMU SEDANG MEMBACA
MY IDOL
Teen FictionMengidolakan Artis memang sudah tidak aneh lagi di kalangan remaja bahkan dewasa. Di mulai dengan seorang cowo murid baru yang muka nya sebelas dua belas dengan artis yang di idolakan Gauri. Coba kalian bayangkan gimana rasanya, mengidolakan salah...