First Class

59 15 23
                                    


typo typo. keyboard kentang.gg.

Kasi kritiknya dong, tapi kritik yang bagus gtuu. Maksudnya bukan hujatan. karena ini tu masi belajar<3.

Jangan lupa folow akunnya, dan wajib ini ma banyak banyak komentarnya. Bacot dikit juga aku terima. Jangan lupa juga vote dibawah, klo udah baca tu tinggalkan jejak. jangan kaya dia yang menghilang gtu aja. Sebab jejak kalian itu sangat berharga. apa banget.

Share juga yups! don't forget;)

-----------------------------------

"mengapa ku tak bisa jadi cinta yang takkan pernah terganti, ku hanya menjadi cinta yang takkan terjadi"

(pelangi-Hivi!)

'Minggu ke lima gue masuk SMA, SMA Modern School. Yaahh,..meski namanya Modern School, tapi..sama aja kaya sekolah lainnya. Gue masuk sini karena permintaan Mamake Linda tersayang, katanya sih Mama alumni sekolah ini. Selain Mama ada Paman, juga kakek. yahhh generasi penerus

'Setelah susah payah gue ikutan MOS panas-panasan, lari sana lari sini cuma minta tanda tangan senior. Akhirnya ya gini, gue disini Angkatan kesekian dari kesekian angkatan. Dan ini kelas gue, kelas terpojok,terjorok, dan terbuluk.

'Tapi tapi tapi, kelas gue.., kelas Friendly. Kalo kata orang-orang Solidaritas Tanpa Batas, disini isinya beragam apa aja ada

'Lo mau cowo humoris? ada Fahri. Cuman dia yang bisa bikin Bad Mood jadi Good Mood.

Lo mau cewe modis? ada Allifiya. Ini nih, cewe paling fashionable di kelas gue. Apa lagi? cogan?.

Ini ada ko bejibun. Pradit, Firhan. Boyfriend material. Eitss mereka pengikut gue DON'T TOUCH.

Dan Gue? ini gue..

°°°

"Gauri Hasna, anak bungsu, sekaligus gadis satu-satunya mama Linda" ucap Gauri di ambang pintu menuju kelas dengan berkacak pinggang.

"ngerasa ga kalo daritadi ngalangin jalan?"

Gauri terperagap, seraya menoleh ke belakang. Menampakkan seorang pemuda berkulit putih dengan wajah yang dibanjiri Kedataran.

"bacot! ya kalem dong. Gue kan lagi attantion" jelas Gauri.

"terserah" jawab pemuda itu, lalu mendahului Gauri memasuki kelas. "dasar babu!" gerutunya.

Baru satu langkah memasuki kelas, Gauri sudah mendengar teriakan para cowo teman kelasnya.

"JIDAN! JIDAN! JIDAN!"

Teriak mereka berniat menyemangati, padahal sebenarnya malah membuat kebisingan.

Karena rasa kepo Gauri sangat tinggi. Jadi ia putuskan untuk melihat kebisingan itu daripada menyimpan tas ke tempat duduknya.

"WHAT THE?!" teriak Gauri tak kalah kencang dari anak lelaki yang menyemangati Jidan–anak brandalan kelas XH–karena Gauri melihat Jidan sedang menyematkan tangannya pada Bayu.

Semua yang berkumpul menoleh termasuk Jidan. "Kenapa nyai?" tanya Fahri.

Kalian pasti mengira bahwa Jidan itu,.. tampan, berkulit putih, tinggi. Ya ampun! SALAH BESAR!.

MY IDOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang