#1

18 1 0
                                    

Seorang gadis berjalan dengan santai dengan earphone ditelinganya.
Suara riuh dari murid lain tak mengusik nya.

Pembagian kelas baru,membuat sebagian murid SMA itu senang karena bisa masuk kelas favorit nya dan sebagian lagi sedih karena masuk ke kelas yang menurut semua orang 'penampungan orang bodoh'  yaitu kelas XI Ipa 4 karena itu adalah kelas terahir dari jurusan IPA.

"Amel,lo mau kemana?"tanya Maya sahabat  lama gadis itu.

"Tempat gue bukan disitu lagi may,"jawab gadis itu sambil melanjutkan jalannya.

Hingga ia sampai di depan kelas Xi IPA 4 ternyata sudah banyak yang datang dan memilih kursinya masing-masing.
Mata Amel tertuju pada sebuah meja dan kursi yang kosong.namun,ada sesuatu yang aneh. Seseorang yang duduk di depan meja kosong itu membuat ia tak mampu menahan ketawa nya. Sontak saja semua mata tertuju padanya.

Amel meneruskan langkahnya ke arah kursi kosong itu dan menarik pelan rambut gadis didepannya.

"Win,lo nyasar ke sini juga?"tanya Amel disertai kekehan kecil. Winda,teman Amel sejak duduk di bangku SMP.

"Menurut lo dengan otak gue yang pas-pasan gue bisa bertahan dikelas unggulan?"ada nada menyindir dalam kata-kata yang dilontarkannya itu.

"Iya deh iya,gak usah ngegas beb. Kita satu haluan,"ucap Amel sambil memainkan ponselnya itu.

Di samping Wina ada siapa? Pasti Siska sahabat Wina sejak SMP.
Amel dan mereka juga memang sahabat tapi Amel tak terlalu suka untuk selalu bersama mereka. Ia berteman pada semua.

"Lia,lo udah move on?"tanya Wina yang membuat Amel tersedak karena ia sedang minum. Minuman Wina yang ia ambil dari kantong tas sahabatnya itu.

"Udah deh jangan bahas itu lagi. Kemaren gue liat di story si maya ada dia sama bang Juna lagi jalan,"jawab Siska yang sejak tadi tiduran.

"Move on beb,masih banyak ikan di laut,"ucap Wina tulus.

"Banyak sih banyak tapi mana bisa gue pacarin ikan di laut. Kalo ada putra duyung boleh tuh,katanya air matanya bisa jadi mutiara,"jelas Amelia dengan polos dan langsung di sambut dengan tawa mengejek dari Wina dan Siska.

"Berisik lo!"marah seorang laki laki dari samping meja Wina.

"Eh Reza,makasih lho kemaren lo udah bantuin gue pas ujian"ucap Amel dengan tidak tau malunya.
Reza hanya bergumam tak jelas dan kembali melanjutkan acara tidurnya.

Tringg..tringgg
Bel masuk berbunyi dan Wina sejak tadi sudah beberapa kali memanjatkan doa 'semoga wali kelas kita bukan bu Dinar' dan di amin i oleh kedua sahabatnya itu.

"Horeeee...."teriakan dari para manusia malas di kelas itu yang menyadari bahwa wali kelas nya adalah pak Nardo si guru kewira usahaan. Di sampingnya ada seorang murid yang sepertinya murid baru.

"Selamat pagi anak-anak"sapa guru itu ramah.

"Selamat pagi pak"

"Disini kita kedatangan teman baru,semoga kalian bisa berteman baik dengannya. Nak,silahkan perkenalkan dirimu"ucap guru itu dan mengambil posisi duduknya di kursi guru.

"Halo semuanya,perkenalkan nama saya Ivandra Diky, kalian bisa memanggil saya ivan atau Andra. Semoga kita bisa berteman baik"ucap ivan memperkenalkan diri nya.

'langsung minta nomor WhatsApp nya Lis'

'wah ganteng banget sih'

'sebelas dua belas sama Teven tuh'

'gantengan juga bang Edo kali'

Begitulah gumamam para seisi kelas itu.

"Kamu duduk di sebelah Amel ya Ivan"ucap pak Nardo sengaja dikuatkan karena Amel sedang memberi makan anak-anak cacing obesitas nya. Ia segera mengangkat wajahnya karena Wina tiba-tiba mendorong meja Amel.

Arahan mata langsung tertuju padanya dan dibalas cengiran olehnya.

Dengan langkah santai,Ivan berjalan ke arah meja Amel dan meletakkan tasnya di kursi.

"Hai,aku ivan semoga kita bisa berteman baik,"ucap Ivan memperkenalkan dirinya pada Amel yang memandangnya dengan tatapan memuja.

Wina dan Siska saling menyikut karena mereka paham sifat Amel. Dari 4 tahun berteman mereka menyimpulkan pandangan Amel terhadap kaum tampan 'bukan naksir hanya cuci mata doang'

"Oh iya,gue Amelia"jawab Amel dan menjabah uluran tangan Ivan yang menggantung di udara kira kita hampir setengah menit karena gadis itu memandanginya.

***

Ivan dibuat ternganga oleh Amel karena gadis itu baru saja memasukkan oreo ke mulutnya tanpa takut kepada guru yang sedang memeriksa tugas pertama mereka tadi.

"Lo jangan liat gue gitu dong,kayak ngeliat setan aja tau gak,"ucap Amel yang menyadari teman baru nya itu memandangnya dengan mulut menganga.

"Kamu lapar?"pertanyaan lembut itu membuat Siska menahan tawanya karena muka Amel sudah memerah.

"Gini Van,kalau lo kepo sama sifat Amel,lo tanya aja ke kita berdua. Intinya dia itu jarang suka sama orang dan sifatnya yang ini,lo jangan menyimpulkan kalau dia caper ke elu,"jelas Siska dan dibalas pelototan oleh Amel.

"Sok tau lo keong"ucapnya dengan pelan.

"Lagian lo sih Mel,dia itu murid baru dan dia cowok. Lo bisalah jaga sikap lo jangan pecicilan gini, istirahat kan tinggal 5 menit lagi," omel Wina. Sejak SMP  Wina lah yang paling dewasa diantara mereka bertiga dan disusul oleh Siska. Amel yang paling kekanakan.

"Iya deh win,lagian lo gak usah bawa ke hati sifat gue. Emang gak mungkin sih,"ucap Amel kepada Ivan dan kata terakhirnya diucapkan dengan pelan tapi telinga tajam Ivan dapat mendengar nya dan dia mengulum bibirnya ke dalam agar mereka tidak menyadari nya.

"Saya kekantor dulu,karena kepala sekolah memanggil saya. Reza,nanti kamu antar buku tugas kalian setelah bel"ucap pak Nardo tiba-tiba dan dibalas anggukan oleh Reza selaku ketua kelas.

"Eh kamu murid baru kan? Aku mau minta nomor WhatsApp kamu. Supaya di masukin ke grup kelas"ucap Lisa tiba tiba. Ia memang ditunjuk sebagai bendahara kelas tadi.

"Idih,si cabe sok pake bahasa aku-kamu. Kegatelan lo"sindir Amel sinis

"Heh,emang Juna gak pernah suka sama lho. Lo itu gak levelnya dia!"balas Lisa dengan suara yang sengaja dibesarkan.

"Kok lo bawa-bawa nama bang Juna sih? Terserah lo deh" jawab Amel pasrah dengan ucapan tajam Lisa.

Ivan menyadari perubahan wajah Amel. Sedikit rasa penasaran tiba-tiba muncul di hatinya dengan nama 'juna'
Dia menuliskan nomor WhatsApp nya di buku yang diserahkan Lisa padanya.

Lisa berbalik ke arah teman temannya dengan wajah berbinar karena sudah mendapatkan nomor Ivan.

Ivan dibuat terkejut dengan karena Amel beranjak dari kursinya dengan sedikit kasar.


Haiiii..
Mohon maaf bila cerita ini kurang masuk akal. Karena,aku belum pernah menyelesaikan sampai beberapa bab. Semua tuh pada tanggung
Tapi aku janji semua cerita ku bakal ku update dan bakal sering upload walaupun kata-kata yang aku gunakan masih sangat berantakan tapi aku bakal lebih belajar lagi.

Jangan lupa vote ya teman-teman
Stay safe 💙💙

When I Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang