Bagian 1

113 22 8
                                    

Drawing Our Memories



Belakangan, Media-media bisnis Korea di isi dengan headline-headline tentang kembalinya kekaisaran Jung's Group dalam dunia bisnis.

Sudah menjadi rahasia umum bagaiman Jung's Group begitu menguasai Korea dengan bisnis F&B dan Jasa. Kini, setelah mendapat suntikkan dana dari seorang pengusaha Dubai, mereka melebarkan sayap ke dunia electronic dan terang-terangan mengirim sinyal persaingan pada dua perusahaan Electronic raksasa di Korea. Samsung dan LG.

Tak pelak, hal itu mengundang banyak perhatian warga tentang kelebihan Electronik dan Gadget yang di punyai Jung's Group hingga berani mengirim sinyal perang pada dua perusahaan raksasa sebelumnya.

Inovasi dan kemajuan Jung Group juga, di rasa karena adanya campur tangan pewaris generasi ke—5 mereka, Jung Jaehyun, yang mempunyai ambisi tinggi untuk perusahaan.

Sedikit profil tentang Jung-"

Klik.

"Mark, kenapa di matikan? Aku sedang melihat berita tentang Ayah."

Yang di panggil—Mark, mendelik tidak suka. "Tidak seru, setiap hari juga bertemu dengan Ayah." Sahutnya. Sengaja remote di bekap, berjaga-jaga agar televisi tidak kembali di nyalakan.

"Yasudah, nyalakan televisinya. Aku kan ingin menonton pororo."

"Dasar anak kecil. Pinguin bodoh saja di sukai."

"Mark, kau juga masih anak-anak ngomong-ngomong. Kita hanya beda 10 menit. Aku 5 dan kau 5. Tidak lebih tua." Adu argument di mulai. Mereka sudah sama-sama beranjak dari sofa sambil bersidekap dada.

"Tapi aku 10 menit lebih awal menghirup udara. Aku bernafas lebih dulu dari pada kau, Jeno!"

Yang kecil—Jeno, kalah. Jadi dia melempar dirinya kembali ke Sofauntuk menutupi wajahnya dengan bantal. Namun belum ada satu menit, dia kembali menampakkan wajahnya, dan loncat ke sisi Mark untuk menggigit pipi kakak kembarnya, hingga Mark menangis kesakitan.

Keributan yang terjadi, tiba-tiba mengundang perhatian banyak pelayan di rumah megah itu. Sang pengasuh, buru-buru mengambil Mark yang menangis histeris ke dalam gendongannya. Pipinya mengeluarkan sedikit bercak darah, dan hal itu berhasil juga membuat Jeno menangis karena ketakutan.

Di tengah keributan yang semakin tidak terkendali, si pengasuh yang masih kaget di hari pertamanya bekerja, berusaha menghubungi Ayah kedua anak itu, namun selalu tidak berhasil. Salah seorang pelayan, ternyata telah menyediakan mobil dan supir untuk mengantarnya ke rumah sakit se segra mungkin. Dia berharap setidak nya ada satu saja pelayan yang ikut membantunya, namun dari ke 5 pelayan yang ada, tidak ada satu pun yang menawarkan diri untuk membantunya. Jika rasanya se berat ini, tanpa pikir panjang, ingin langsung menyerahkan surat pengunduran diri saja setelah ini.

Di rumah sakit juga, selama menunggu Mark di obati lukanya, Jeno kembali berulah dengan tidak bisa diam di satu tempat. Anak itu terlalu aktif, dia berlari ke manapun hingga hampir mengganggu Dokter yang tengah memberikan CPR untuk pasien.

Jika itu bukan Jung, mungkin meninggalkan mereka dengan semua kekacauan ini adalah yang terbaik. Tanpa upah pun tidak apa. Asal dia bisa lepas menjadi pengasuh si kembar yang tidak bisa di atur.

"Makan ice cream kalian dengan tenang, aku akan menelepon supir terlebih dahulu untuk menjemput kita."

Setelah Dokter mengijinkan Mark untuk pulang, mereka menunggu di Lobby.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Drawing Our MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang