Prolog : Unforgettable Scar

572 56 10
                                    

Markhyuck fanfiction

Pirates Au!

o

o

o

Mark telah bertekad sepanjang lima tahun terakhir untuk menjerat leher lelaki dihadapannya dengan tali gantungan di alun-alun benteng istana. Mengikat kedua tangan kecil itu yang sayangnya sangat mahir menahan tebasan pedang miliknya.

Rasanya baru seminggu berlalu semenjak hari kelulusannya, sekaligus penanda ia telah legal dimata hukum untuk dapat izin berlayar seorang diri dengan para awak pilihannya. Mewujudkan mimpinya untuk memburu musuh bebuyutannya dan membawanya pada tiang eksekusi sebelum akhirnya dengan perasaan lega menduduki tahta. Hari penobatannya tinggal beberapa bulan lagi, dan sebelum hari itu tiba, ia harus menyelesaikan satu urusan penting.

Pembalasan dendam.

"Hidupku tentu tak akan tenang sebelum melihat lehermu terjerat di tiang gantungan!" Mark dengan kestabilan pijakan yang tinggi menyusul lawannya menitih tiang kapal miliknya, Maximus yang baru saja terkena serangan meriam Aphrodite, kapal kesayangan musuhnya.

"Oh! Terimakasih atas sanjunganmu, Yang Mulia... senang mendengarnya!" lawannya mengulas senyum mengejek walau gelombang laut kerap kali membuatnya kehilangan keseimbangan.

Serius, bertarung di tengah samudera Atlantik yang sedang mengamuk bukan ide yang patut dicoba. Lebih-lebih sembari "bermain" pedang dengan musuh tercinta serta berjalan di atas tiang kapal milik musuhmu yang berhasil kau rubuhkan.

Badai laut utara dengan angin dingin yang membawa ombak besar nyatanya sungguh mempersulit jalannya pertarungan. Bagaimana tidak, akibat ombak yang besar sebenarnya menguntungkan dipihak awak Aphrodite karena ombak besar itu membawa mereka menjauh dari pihak pengejar, tetapi dengan kurang ajarnya Maximus melemparkan jangkar besarnya untuk menancap pada titian pagar Aphrodite sehingga kedua kapal itu bersinggungan.

Aphrodite mengalami kerusakan serius disisi kanan kapal. Sebagai pembalasan, lemparkan saja meriam kepada Maximus yang dengan telak mengenai tiang utama kapal besar itu. Rasakan!

Hah! Lee Mark keparat itu seperti tak ada hari esok untuk menantangnya bertarung seperti ini!

"Dengar Haechan, kau-"

"Kapten Haechan!"

"Bajingan! Apapun itu kau tidak punya hak untuk mengaturku!" sahut Mark penuh amarah. Sial, pikirnya. Kapan pula ia bisa melumpuhkan perompak bengal macam Haechan. Sifat bengal itu, sesungguhnya sudah melekat di jiwa setiap perompak, Mark.

"Begitupun kau Yang Mulia," Kapten Aphrodite itu mengedipkan satu matanya yang tidak tertutup eye patch untuk menggoda Mark.

"Berani berbuat begitu lagi akan aku habisi mata terakhirmu itu!" dengan luapan amarah ini, nyatanya sungguh keberuntungan berada di pihak Mark. Rasa amarah itulah yang semakin membangkitkan semangatnya untuk menghabisi Haechan.

Haechan semakin terdesak, posisinya sedang terancam, ia berada di ujung pijakan tiang. Di belakangnya, ombak lautan saling bersaut-sautan dengan ganas seakan siap untuk melahap jiwanya. Dilihatnya, Jaemin awak kapalnya sedang bertarung melawan seorang pemuda putih yang ia ketahui bernama Chenle, sepupu dari Mark tentu saja.

Ia pindai satu persatu keberadaan awak kapalnya, sebagian ada yang sibuk mengisi pasokan meriam dengan apapun yang tersisa, dan sebagian lagi ikut bertarung dengannya di atas dek Maximus.

Deep Blue OceanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang