asap berhembus melewati sebagian rongga mulutnya dan juga lubang hidungnya. ikut terbang bersama udara menembus langit sore.
bersama sebungkus rokok dan satu korek di saku celana, serta sebatang rokok yang terapit indah di antara jari telunjuk dan jari tengah kanannya, doyoung menikmati dunianya.
sudah batang ketujuh, tapi doyoung belum beranjak dari bangku besi berkarat ini. wajar, tempatnya kelewat nyaman. apalagi ditambah dengan rokok serta hembusan angin pelan yang menerpa wajahnya, perpaduan yang sempurna.
setidaknya itu dari sisi doyoung.
beda lagi di mata orang yang berdiri lumayan jauh di belakang. memperhatikan doyoung yang sejak satu jam lalu, belum beranjak dari duduknya. dan bahkan, belum berhenti menghisap nikotin itu.
yedam meremat jarinya lemas. berusaha menguatkan diri.
yedam memperhatikan sekitar. sepi, hanya ada mereka berdua. yedam sadar itu, tapi doyoung tidak. dan biarpun dipaksa melihat sekitar, doyoung tetap akan bersikap tidak peduli.
memilih beranjak dari tempat dia berdiri. perlahan mendekat ke arah doyoung sambil membenarkan helaian rambut yang menutupi mata karna angin pantai yang berhembus pelan.
"berhenti."
yedam berhenti. doyoung belum menoleh setelah mengeluarkan suara tadi. hanya melakukan pergerakan membuang rokoknya yang masih tersisa banyak, dan dia injak dari atas pasir.
"dan pulang."
"lo harus ikut."
"jangan takut sama ayah."
"pulang doyoung."
"apa hak lo nyuruh gue?"
"gue calon tunangan lo!"
"cuma itu, kan?" tanya doyoung setelah mendengus.
doyoung berdiri, memutar tubuhnya menghadap yedam.
yedam sendiri diam. tangannya mengepal marah, melihat itu, doyoung tersenyum mengejek.
"well, lo ga bisa jawab lagi." kata doyoung. "go away."
yedam menghela napas kasar. hampir saja berteriak marah ke orang yang masih berdiri santai di hadapannya ini. tanpa raut bersalah. seolah-olah tidak pernah melakukan dosa. padahal kenyataannya adalah sebaliknya.
"pergi yedam. jangan ganggu gua."
"ngga. sebelum lo ikut pulang."
"please stop nurut apa yang papa minta." kata doyoung menjeda. dia menatap langit jingga dan menutup mata kala hembusan angin menerpa wajah tampannya. "kita berhak bahagia dengan pilihan kita."
yedam diam. menatap doyoung dengan tangan teremat.
"pilihan gue itu lo doyoung." kata yedam datar. menatap doyoung dengan tatapan tak berekspresinya. "dan pilihan lo adalah gue."
Yedam
Doyoung
cigarette • dodam
tbc—
duhlah, kepengen bikin ff ini.
thank u tms!!
KAMU SEDANG MEMBACA
cigarette • dodam
Fanfictionrokok itu berbahaya. oleh karna itu, mari kita bakar. -©amonders, 2k20