problematika pria

654 109 2
                                    

Aku update nih, jangan lupa vote dulu baru baca yaaa.

___

"Kak Jeff  gaada kapoknya banget ya, udah kelas dua belas padahal"

"Kak Iqbaal kelas sebelas itu juga ikutan kan,"sahut salah satu temanmu

"Angkatan kita juga ada yang ikut deh kalo ga salah."

"Itu mereka lagi bahas apaansi, bawa - bawa kak Jeff sama kak Iqbaal segala?"tanya Caca pada Hana

"Ya mana gue tau, lo tau (Nama Kamu)"tanya Hana padamu, kamu menggeleng.

Sedangkan Dinda salah satu teman kelasmu yang baru aja masuk kelas itu langsung menghampiri mejamu

"(Nama Kamu)"panggil Dinda yang sekarang sudah berdiri di sebelahmu.

"Hmm, kenapa?"tanyamu sambil membereskan kotak bekal.

Dinda duduk dibangku depanmu, "Apa, kenapa?"tanyamu.

"Kak Iqbaal ikut tawuran sama STM ABC, lo udah tau?"tanyanya, kamu menggeleng.

"Seriusan?"tanyamu yang kaget tapi masih berusaha biasa aja, "Dia lagi di ruang BK sama yang lain"jelas Dinda

kamu menangguk, "oke, thanks ya udah kasih tau."ucapmu yang diangguki oleh Dinda.

Sepulang sekolah kamu diajak main kerumah sama Iqbaal, kamu iyaiya aja. Soalnya hari jumat juga jadi besok libur.

"Tadi yang dateng ke sekolah siapa?"tanyamu sambil mendudukan diri disofa

"Tante, soalnya bunda lagi dirumah teteh bantuin urus cucu."jelasnya

Kamu menangguk, "lo gaada yang luka?"tanyamu setelah menyadari tidak ada luka diwajah Iqbaal.

"Kata siapa, banyak nih."Iqbaal duduk ngebelakangin kamu dan menaikkan bajunya untuk memperlihatkan lukanya.

Bener aja, punggungnya biru semua. Kamu yang ngeliat aja sampe meringis.

"Sakit ya?"tanyamu sambil mencet punggung Iqbaal yang biru pake telunjuk.

"Akhhh,"ringisnya langsung menurunkan bajunya lalu berbalik badan. "Udah tau sakit, pake dipencet. Nyeri banget woii"kesel Iqbaal

Kamu tertawa pelan, "yaudah mandi dulu sana, biar gue beli salep dulu didepan"ucapmu.

___


"Biru biru gini, emang senjatanya apaan?"tanyamu disela mengoleskan salep dipunggung Iqbaal

"Tongkat bisbol"jawab Iqbaal, kamu cuma ngangguk ngangguk aja.

"(Nama kamu)"panggil Iqbaal, "hmm, kenapa?"jawabmu.

"Lo nggak marah?"tanya Iqbaal, "emang lo mau gue marahin?"tanyamu balik.

"Ya ya enggak sih, tapi kan... Gajadi deh"

Kamu menghela nafas, "Gue gamau larang - larang elo. Terserah lo mau ngapain aja, elo yang punya badan, elo yang ngerasain sakit, elo sendiri juga yang kena semua akibatnya."


"Bukannya gimana, tapi yang gue tau. sekalem kalemnya cowok pasti dia punya sifat kasar dan barbar. Gue tau kok elo diem - diem suka ngerokok sama minum, tapi gapapa. Itu hak lo, gue ga larang. Lakuin apapun itu yang lo pengen begitu juga sama gue."jelasmu pada Iqbaal dengan tangan yang masih mengoles luka dibagian leher.

"tapi beda lagi urusannya kalo udah sama ayah, bunda elo yang tau."lanjutmu

Sedangkan Iqbaal yang dari tadi hanya diam lalu membuka suara, "lo tau dari mana semuanya?"tanya Iqbaal

"Kak Aldi cerita semuanya ke gue via chatting."jawabmu enteng. Lagi lagi Iqbaal cuma diem.

Selesai kamu olesin salep, Iqbaal langsung pake bajunya lagi.

"Tapi yang gue pengen bilang, sebisa mungkin lo berhenti kalo bisa. Itu buat diri lo sendiri bukan buat gue, percuma juga gue larang larang elo untuk ini itu. Lo berubah demi gue, bukan diri lo sendiri dan seandainya kita udah selesai, lo balik lagi kayak gini. Kan gaada guna."Jelasmu


Iqbaal senyum manisss bangettt kearah kamu dengan tangan yang ngebuka bermaksud mau dipeluk kamu.

Kamu yang ngerti maksudnya langsung masuk kepelukan Iqbaal.

"Gue jadi nggak percaya lo baru ngerasain pacaran, mantan lo pasti banyak. Ngaku lo"ucap Iqbaal sambil meluk kamu erat, sedangkan kamu cuma senyum denger omongan Iqbaal.

IMAGINE • IDR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang