Arya POV
Segelincir angin menusuk tulang tulang rapuh ku, tubuh ini terasa beku. Malam ini tersa berbeda tak ada cahaya rembulan yang menerangi jalan dihadapan ku, tak Ada bintang yang selalu menemani malam ku. Aku berjalan dan terus berjalan, menyusuri jalan setapak yang amat licin. Menuju kekediaman ku memang amat sulit, rumah gubuk yang hanya mampu menanpung diriku seorang, aku bukanlah seorang pangeran, bukanlah seorang yang memiliki banyak uang dan kekayaan, aku hanya seseorang yang bernama Arya wanangsang, pria biasa yang tak memiliki keluarga. Beribu-ribu bebatuan kecil telah berhasil melukai telapak ku, namun itu bukanlah maslah besar untuk ku terus melangkah kedepan.
"Akhirnya sampai juga" Mata ku tak dapat bertoleran lagi, secara perlahan semua nya terasa gelap, dan aku pun tertidur.
Author POV
Gemericik indah terdengar oleh telinga Arya, sebuah tetesan mengenai wajahnya, Arya tertegun saat melihat lubang diatap rumah yang ia tinggali semakin membesar. rintik hujan telah membangunkan ia dari segala mimpi indahnya. Dengan cekatan Arya menanpung air hujan itu dengan sebuah ember milik nya.
"Hujan bukanlah penghalang, aku harus tetap bekerja" dengan kesungguhan hati Arya melangkah pasti. Saat dijalan ia melihat seorang wanita bagai putri yang sedang menangis, entah wanita itu menagis karna apa
"permisi, kau mengapa menangis?" Wanita hanya menggelengkan kepalanya
"kau kenapa? Mengapa kau sendiri disini?" Lagi lagi wanita itu menggeleng. Baju nya basah, wajahnya pucat, tubuhnya menggigil kedinginan.
"Bicaralah, siapa nama mu?" Wanita itu menatap mata indah milik Arya, Arya hanya bisa memberikan senyuman khas miliknya,
"siapa nama mu?" Lagi Arya bertanya. Wanita itu malah tersenyum dan berdiri menghadap ke arah sang Arya
"aku hayati kang" Arya menaikan sebelah alisnya, nama itu seperti tidak asing untuknya.
"aku kabur dari istana Karna ayah membentak ku"
Arya memegang bahu hayati yang bergetar menahan tangis, Arya tersenyum mencoba memberikan kehangatan untuk wanita dihadapannya.
"Heyy kau tak boleh seperti ini, mungkin saja ayah mu sedang khilaf, maka dari dia membentak mu, kau harus berfikir lebih dewasa hayati. Pulanglah ayah mu pasti menunggu mu, aku akan mengantarkan mu bagaimana?" Hayati mengangguk dan tersenyum antusias kepada Arya.
Sejak saat itu Arya mulai menyukai senyuman yang hayati miliki. Bukan hanya senyuman namun juga mata hayati, mata yang amat indah, bola mata yang tak dimiliki oleh orang orang Indonesia. Bola mata yang berwarna coklat muda sebut saja hazel.
"Akang siapa nama mu?" Lagi lagi Arya memamerkan senyum yang bisa saja membuat hayati tergila gila
"aku Arya"
"nama mu sama seperti dirimu, nama mu begitu mengagumkan kang"
"kau juga hayati" hayati menundukan wajahnya malu, Rona merah kini pasti sedang menghiasi pipinya.
"Wajah mu bersemu" hayati langsung menutupi wajahnya dengan dua telapak tangan, ia tersenyum kikuk, orang yang baru saja hayati kenal mampu membuat semburat merah dipipi dan detakan tak pasti dihati. Arya yang menyadari perubahan sikap hayati hanya bisa menahan tawanya. Ia semakin suka saat menggoda wanita yang Ada di sebelahnya.
Rintik hujan lambat laun telah berhenti, berganti dengan sinar mentari.
"Mau masuk kang?" Arya menatap hayati lembut
"lain kali kalau kau punya masalah dengan ayah mu, jangan lah kabur dulu, menangis boleh, tapi jangan seperti tadi. Kau bisa saja membuat semua orang diistana bingung mencari mu, sekarang masuklah, dan minta maaf pada ayah mu"
"tapi kang?"
"Masuklah hayati" hayati menuruti perkataan Arya, secara perlahan hayati membawa tubuhnya kembali me istana tempat ia tinggal bersama sang ayah, Arya hanya menatap punggung hayati yang lambat laun menghilang ditelan gerbang gerbang besar disana.
"Hayati, kau membuat ku jatuh hati" benak Arya bersuara.
##
a/n
for your information. semua part ini ditulis sama @RizkiatunNajah dan gue cuma ngepost sambil edit tata letaknya dikit, mari kita berikan tepuk tangan!!!! hehehe. jangan lupa vomment yaa teman-teman :))
YOU ARE READING
Akan ku kejar cinta mu, Hayati
Teen FictionTepat di jantungnya, dimana rasa cinta itu bergemuruh.