"Aku baik-baik saja Kookie. Sudah berapa kali ku katakan? Sekarang t-turunkan aku.."
Cicit Jimin sangat pelan. Atau mungkin hanya dapat didengar oleh Jungkook seorang. Dengan tangan mungil yang meremat erat kaos depan Jungkook, tak membuat lelaki tampan itu menurunkan pandangannya barang sejenakpun.
"Tidak. Sebaiknya urungkan keinginanmu untuk ku turunkan, karena itu tak akan pernah ku wujudkan."
Ucap Jungkook dengan pandangan fokus ke depan tanpa perlu repot-repot untuk berhenti. Melirik sekilas ke wajah manis yang saat ini tengah digendongnya. Yakk! Pantas saja Jimin merasa malu dan waspada jika saja saat ini ia digendong oleh adiknya sendiri. Terlebih, Jimin adalah seorang namja. Apa yang akan dipikirkan semua orang jika seorang namja digendong- bridal oleh namja lain yang notabene nya adalah adiknya sendiri. Mereka akan berpikir bahwa Jimin adalah namja lemah.
Ya, sudahlah- pasrah Jimin. Memang mau bagaimana lagi kalau sudah begini. Jungkook dan keras kepalanya adalah kombinasi yang buruk. Jimin melesakkan kepalanya agar tenggelam di dada sang adik. Meminimalisir jikalau nantinya ada seseorang yang melihat- meskipun ini adalah lorong yang sepi. Sesuai permintaan Jimin tadi sebagai syarat agar Jungkook yang bersikeras selalu ingin menggendongnya.
Tak cukup lama. Kini mereka sampai di parkiran kampus. Jungkook membuka pintu mobil dengan sebelah tangannya meski sedikit kesulitan karena Jimin di gendongannya. Kemudian membukanya lebih lebar menggunakan kaki. Jimin diturunkan dengan perlahan, tak ingin kepala sang Hyung terbentur. Setelah cukup memastikan, ia berlari memutari mobil untuk duduk di bagian kemudi.
🐣🐰
Jungkook mengangkat pelan tubuh kurus Jimin, takut membangunkan makhluk cantik ini. Benar, saat di perjalanan pulang tadi Jimin tertidur dengan begitu lelapnya. Bahkan Jungkook rela harus menepi demi membenarkan letak kepala si mungil agar menyandar di bahunya yang sebelumnya hampir membentur kaca mobil.
"Eunghh.."
"Ssttt... Tidurlah sayang... Kita akan sampai dikamarmu sebentar lagi"
Erangan Jimin digendongan Jungkook saat ia baru saja hendak menaiki tangga rumah dengan Jungkook yang segera membisikkan kalimat penenang untuk Jimin.
"Akh! Shh.. K-kookie, sakit!"
Rintih Jimin tiba-tiba saat Jungkook baru saja membaringkannya di ranjang. Jungkook seketika panik melihat Jimin meremat perutnya sekuat yang ia bisa.
Pasti maagnya kambuh- pikir Jungkook.
Segera ia naik ke atas ranjang dan berbaring di samping Jimin. Mendekap erat tubuh mungil yang menggigil pelan itu. Jungkook tak sanggup, sungguh! Melihat orang yang disayanginya merintih sakit terus menerus serta rematan kuat di perutnya seakan memberi tau Jungkook bahwa ia tak sanggup.
Jimin menenggelamkan wajahnya di antara perpotongan leher Jungkook. Tak peduli air matanya akan membasahi kaos yang Jungkook kenakan. Apapun itu, Jimin hanya merasakan perutnya teramat sakit.
"Hiks... Sakit Kookie... Hiks.. Rasanya s-sakit sekali.."
Dapat Jungkook dengar tangisan serta isakan Jimin di lehernya. Inilah ketakutan sekaligus kelemahan Jungkook. Yaitu melihat Hyungnya sakit dan menangis.
"Sstttt.... Pejamkan matamu Jimin. Tidurlah.. Aku disini hm.. Aku disini"
Lirih Jungkook. Hanya itu yang dapat ia katakan untuk Jimin. Dadanya terasa terhimpit saat ini. Tidak sanggup lagi. Ia mengusap punggung sempit Jimin dengan lembut berusaha memberikan ketenangan pada si mungil. Ciuman yang menghujani kepalanya pun tak lupa diberikan.
Setelah cukup lama, tangisan Jimin mulai mereda menyisakan isakan-isakan kecil pada akhirnya. Deru napas teratur menandakan bahwa Jimin telah memasuki alam mimpi. Namun tak sedetikpun si tampan bergigi kelinci itu melepaskan dekapannya. Jungkook menatap bibir merah Jimin yang bengkak karena digigit kuat oleh pemiliknya.
Chup~
🐣🐰
Pukul 19.00-Kst. Terlihat seorang namja cantik mengerjapkan matanya pelan menyesuaikan cahaya, kemudian menggosoknya dengan tangan yang terkepal.
Lucunya.
"Sudah bangun hum?"
Cup
Jimin menatap Jungkook yang baru saja mengecup kilat pipinya. Mata yang sembab karena terlalu lama menangis, bibir yang merah sedikit bengkak, hidung mungil yang memerah, serta rambut berantakan.
Begitu lucu dan- sexy?
Oh, hentikan Jungkook!
"Apa masih sakit? Katakan padaku, kita akan kerumah sakit setelah ini." Ucapnya sebelum melayangkan kecupan di kedua mata sayu itu. Jimin menggeleng pelan sebagai respon.
"Sudah tidak sakit lagi. Mungkin maagku kambuh kembali, tidak perlu ke rumah sakit, Kookie."
"Sekarang tunggu disini, aku akan mengambilkan bubur untukmu." Ujarnya setelah mengusap pucuk kepala Jimin.
Jungkook kembali ke kamar Jimin membawa nampan yang berisi semangkuk bubur dan segelas air. Membantu Jimin bersandar pada kepala ranjang, kemudian menghela napas panjang setelah menempelkan punggung tangannya di leher si manis. Panas. Itulah yang ia rasakan.
"Buka mulutmu Jimin."
Yang lebih tua membuka mulut kecilnya, bahkan bibir tebal yang biasanya merah alami kini pucat kering. Sesuap bubur masuk ke mulutnya. Namun tak sampai 5 detik perutnya kembali bergejolak. Jimin menutup mulutnya lalu menggeleng pelan pada Jungkook.
"Kau harus makan, setidaknya sedikit saja. Jika kau seperti ini terus, mau masuk rumah sakit?"
Si mungil menggeleng heboh. Bagaimana ini, ia tak mau masuk rumah sakit karena sangat tidak suka tempat itu terutama suntikannya. Tapi ia juga tak bisa makan dengan perut mual seperti ini juga rasanya yang hambar dan pahit.
Tangan mungil itu dilepas oleh tangan si tampan. Kemudian-
🐣🐰
Dengan cepat Jungkook menempelkan bibirnya ke bibir pucat itu. Jimin melebarkan matanya. Apa ini?
"Buka mulutmu Hyung" ucap Jungkook saat Jimin masih menutup rapat mulutnya.
Jungkook melumat pelan bibir Jimin menggunakan bibir tipisnya lalu menggigit.
"Akh- mmphh"
Lidah Jungkook bertemu dengan bubur yang masih berada dalam mulut Jimin. Mendorongnya dengan lidah. Jimin menolak. Namun Jungkook tetap mendorong lebih, hingga Jimin mau tak mau menelannya. Setelah itu, pemilik bibir tipis melepaskan ciuman. Menyuapkan sesendok bubur ke mulutnya sendiri.
"Hei, apa ya-"
Ucapan Jimin terhenti kala bibir dari mulut yang menyimpan bubur itu kembali menyumpal bibirnya. Jungkook memberikan bubur itu ke mulut Jimin menggunakan mulut dan lidahnya. Melumatnya pelan hingga Jimin lupa rasa bubur serta mual yang menderanya.
Begitu seterusnya hingga bubur dalam mangkuk habis tak bersisa.
🐣🐰
Jariku sampai sakit gegara ngetik malam-malam 😄
Ya sudahlah... Lanjutkan sajaVoment 💜
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FUCKING SEXY BROTHER [KM]
FanfictionHanya sepenggal kisah Jimin dan adik kesayangannya-Jungkook Ribuan orang menghakimi. Banyak yang tak mengerti. Jika mereka saling mencintai dan takdir yang merestui. Kalian bisa apa? . . . . ONLY JIKOOK KOOKMIN SHIPERS Phobia/another shipers mohon m...