❝ You don't need to be someone to be liked by many people. ❞
━ The Healer
Pagi ini Rinai kembali ke sekolah. Gadis itu harus bisa bahagia tanpa Jeano. Jeano itu bukan nafas kehidupannya jadi jika tidak ada lelaki itu, Rinai harus bisa terlihat hidup.
Flashback On
"Nai, ada Jeano anak kelas IPA-II tuh di depan kelas. Mau nyamperin lo katanya." ujar Syifa, ketua kelas dari kelas Rinai, yakni IPS-I.
Rinai yang sedang asyik memainkan ponsel itu langsung menatap Syifa. "Ngapain dia nyari gue? Gue udah jalani hukuman gue sampai selesai kok tadi." memang tadi Rinai dihukum oleh Jeano karna terlambat. Rinai dan Jeano itu sudah mengenal sejak pertama masuk sekolah karna saat MOS dulu mereka satu tim dalam sebuah permainan.
Syifa mengendikkan bahunya. "Gue juga gak tau. Mending lo samperin. Kasihan tuh dia, lumutan nungguin lo di depan kelas." Rinai mengangguk dan beranjak keluar kelas. Untung saja ini sedang jam kosong.
Memang benar-benar ada Jeano di depan kelas mereka. "Jean, ngapain cari gue? Kurang emang hukuman yang lo kasih sama gue?" tanya Rinai dengan nada yang agak jengkel.
Jeano yang tengah menatap Rinai pun mengatakan, "Iya, kurang. Ada satu hukuman lagi yang lo harus dan wajib banget jalani." tekan Jeano.
Rinai menaikkan sebelah alisnya. "Kalau gue gak mau?"
"Sayangnya gue gak terima penolakan sih." balas Jeano mampu membuat Rinai kesal.
"Oke, fine. Apa hukumannya?"
Jeano langsung dengan cepat menjawab, "Jadi pacar gue."
Flashback Off
Awalnya sih Rinai terpaksa ngejalani hubungannya sama Jeano tapi lama-lama, dia jadi suka sama lelaki itu. Soalnya hampir setiap hari keduanya menghabiskan waktu bersama pada awal-awal pacaran dulu. Tapi, sampai sekarang Rinai masih belum tau alasan Jeano yang menjadikannya sebagai pacar. Dia juga tak mempermasalahkan hal itu sekarang, orang udah putus.
Rinai menampar pipinya dengan tangannya sendiri. "Ih, ngapain gue inget-inget itu! Pokoknya gue harus bisa move on dari si bedebah itu!" monolog Rinai dengan nada kesal. Gadis itu tengah berdiri di depan cermin saat ini.
Pintu kamar Rinai terbuka dan menampakkan sosok Fanni. "Rinai, buruan turun. Sarapannya udah selesai." celetuk wanita itu.
Rinai berjalan mendekati Fanni. "Ma, aku gak mau sarapan deh pagi ini. Langsung berangkat aja."
"Kesambet apa kamu pagi-pagi banget gini mau langsung ke sekolah? Biasanya kalo masih ada sisa waktu beberapa menit kamu ngaret dulu."
Rinai berdecak kesal. Fanni benar-benar hafal dengan kelakuan buruknya pada setiap pagi. "Ih, Mama! Rinai mau berubah menjadi lebih baik lagi lho ini. Mama sebagai orangtua yang baik harus dukung anaknya dong."
"Jangan bilang berubah kalau begininya cuma satu hari doang."
Rinai cengengesan memdengar ucapan Fanni. Lantas gadis itu mencium pipi sang Ibu. "Papa udah selesai sarapan belum, Ma?" tanya Rinai.
![](https://img.wattpad.com/cover/228742582-288-k466310.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Healer
Nouvellesft. enhypen's ni-ki ━ completed ❝ Lukamu pasti akan sembuh. ❞ » plagiarism and hate comments are not allowed! ║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║ ║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║ ©dowlette