01

30 1 0
                                    

"Argh!" Gerutu gadis yang sudah berkali-kali berusaha menjepit poninya namun berulang kali juga gagal. Sebentar lagi penjepitnya akan putus jika gadis itu terus memaksakan menjepit poni tebalnya.

Gadis dengan rambut panjang berwarna cokelat yang digerai itu memutuskan untuk menguncir satu rambutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis dengan rambut panjang berwarna cokelat yang digerai itu memutuskan untuk menguncir satu rambutnya. Setidaknya hari ini ia tidak diganggu dengan sibuk membenarkan rambut bergelombangnya. Hanya poninya saja yang tidak nurut untuk dijepit.

Jam sudah menunjukkan pukul 7.45 pagi. Hari ini kelas dimulai tepat pukul 8 pagi. Butuh 15 menit untuk berjalan ke kampus.

"Morning!" Sapa laki-laki yang sudah berpakaian rapi dengan botol minum di tangannya tepat saat Karin membuka pintu apartemennya.

"Morning! Thank you!" Balas Karin sambil mengambil botol minum itu. Ia masih sibuk dengan membenarkan posisi sneakers putihnya sambil melompat-lompat dengan cepat seraya berlari mendahului Kenneth.

Karin melotot seraya menyuruh laki-laki berbaju hitam itu untuk ikut berlari karena memang, mereka sudah nyaris telat.

"Kau bodoh atau apa sih? Mana tasmu?" Teriak Kenneth.

"Astaga!"

***

"Aduh!"

"Kenapa lagi?" Tanya Kenneth. Sekarang Karin menatapnya tajam.

"Kenapa menatapku seperti itu?"

"Sudah berapa kali kau bertanya, hah?"

Setiap hari selalu begitu. Tidak ada hari tenang bagi Kenneth selama Karin masih mengekori hidupnya. Ingin rasanya membuang Karin ke dasar laut saat gadis itu tidak nurut dengan perkataannya dan berakhir menyedihkan.

Seperti hari ini. Dari awal berangkat, Kenneth sudah berulang kali untuk menyuruh Karin mengikat tali sepatunya. Tapi nihil. Selama perjalanan ke kampus, Karin hanya bernyanyi kecil dan menganggap Kenneth sebagai angin lewat.

 Selama perjalanan ke kampus, Karin hanya bernyanyi kecil dan menganggap Kenneth sebagai angin lewat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rin, kau benar tidak apa-apa?" Tanyanya lagi.

"Kau berisik sekali sih! Coba kau hitung, berapa kali kau sudah bertanya!" Ucapku ketus.

Sepuluh SeptemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang