SALSA-2

2 0 0
                                    

Nuansa serba putih serta bau obat-obatan menyeruak kedalam pernafasan Salsa. Kini ia sedang berbaring lemah dibrangkar Rumah Sakit, tangan kananya terpasang selang infus. Dadanya masih sakit, pernafasanya juga masih terganggu. Sakira yang menyadari putrinya sudah siuman, ia segera menghampirinya.

"Udaha enakan Sal?" tatapan matanya menunjukkan bahwa ia sangat khawatir. Malam itu, Sakira mendapatkan telfon dari suaminya, bahwa Salsa sedang berada dirumah Sakit.

Salsa sangat lemah, bahkan untuk menjawab pertanyaan dari Bundanya, Salsa hanya bisa mengangguk. Salsa sangat haus, tapi ia tak bisa mengutarakanya kepada Sakira, tenggorakanya seperti tertusuk jarum, sangat sakit. " Salsa mau apa hm?" Sakira mengelus puncak kepala Salsa, air mata Sakira menetes. Entah perasaan apa ini, Salsa merasa bahwa ada yang disembunyikan oleh Bundanya

Salsa masih berusaha untuk membuka suara. Tapi, ini benar-benar sakit. "Bbb...uu..nnn, Sss...aa...lll...sss...aaa ss...aa...kk..ii..tt aa...pp..aa?" butuh perjuangan yang sangat ekstra bagi Salsa mengeluarkan pertanyaan itu. "Kamu minum dulu," Sakira mengambil gelas berisi air putih diatas nakas. Setelah Salsa meminumnya, Sakira kembalikan lagi ketempat asalnya.

Sekarang tenggorakan Salsa lebih mendingan. "Bun, Salsa sakit apa?" mata sayunya menatap mata Sakira. "Kamu hanya kecapekan Sayang," senyum yang Sakira tunjukkan bukan senyum kelegaan, tapi senyum yang mengisyaratkan kesedihan yang sangat mendalam. Salsa menyadari itu, dia hanya diam, tak ingin berbicara lebih lanjut.

"Yang bawa Salsa kesini siapa Bun?" tepat setelah Salsa menyelesaikan kalimatnya, suara ketukan pintu terdengar. Setelah Sakira menmpersilahkannya untuk masuk, disana, berdiri seorang lelaki yang membawa parsel buah-buahan, senyumnya mengembang, dia masih menggunakan seragam sekolah. Salsa mengenalinya, dia adalah orang yang ditumpangi oleh Salsa. Lalu, kenapa dia kesini? apakah dia mau meminta upahnya?

"Afkar? masuk sini. Pas banget tante mau pulang dulu, ambil perlengkapanya Salsa. Tante titip Salsa bentar ya," Sakira berjalan menuju sofa mengambil tasnya, lalu menghampiri Salsa kembali, dia mencium kening Salsa lama, sangat lama. Setelah itu Sakira meninggalkan ruang rawat inap Salsa.

Afkar sangat canggung ditinggalkan dengan Salsa. Ia tidak tahu harus melakuakan apa, bahkan Afkar masih berdiri didepan pintu kamar Salsa. "Lo mau berdiri disana terus, kaki lo nggak capek," Salsa berusaha menghilangkan kecanggungan diantara mereka. Kaki Afkar melangkah menghampiri Salsa. Setelah meletakkan parsel diatas nakas, Afkar duduk dikursi yang berada disamping brangkar Salsa.

Lagi-lagi hening. Afkar sebenarnya sangat tidak menyukai situasi yang sedang terjadi ini. 'gimana mulai ngomongnya coba, kok gue tiba-tiba canggung begini sih' Afkar berbicara didalam hatinya.

"Ehmmm, lo udah enakan?" tanganya membuka parsel," Lo mau gue kupasin buah apa?". Salsa hanya diam, wajahnya mengamati setiap inci wajah Afkar. Salsa baru bertemu denganya kemarin pagi, tapi kenapa Afkar seolah-olah sudah kenal lama denganya. 'Gue udah pernah ketemu Afkar sebelum hari itu kah?', Salsa masih mempertahankan posisinya.

Hingga suara Afkar menyadarkannya kembali,"Hai, Sal, kok lo jadi bengong sih, lo mau gue kupasin buah apa?" Kenapa hari ini semua orang sangat aneh. Sikap Bundanya, bahkan sifat Afkar kepadanya.

"Ah, gue pengen apel aja,"mata Salsa terus mengamati tangan Afkar yang sedang sibuk mengupas buah Apel.

Hingga suara Salsa menghentikan kegiatanya."Lo kok bisa tau, kalo gue ada disini?" Salsa masih bingung dengan kejadian hari ini. Kenapa semua orang sangat aneh.

"Itu, gue yang nolongin lo. Saat itu gue baru pulang dari rumah temen. Pas lewat didepan komplek perumahan lo, gue kaget kok ada orang tiduran diaspal. Gue kira dia emang lagi tiduran, karena, mungkin dia lagi nggak ada kasur dirumahnya. Terus gue tinggal. Lah pas gue udah jauh, gue baru nyadar kalo itu lo. Seragam kita juga sama," Afkar menjelaskannya kepada Salsa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SALSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang