07

55 33 1
                                    

***
Tak sulit mendapatkanmu, karena sejak lama kau pun mengincarku.. tak perlu lama-lama,tak perlu banyak tenaga, ini terasa mudah..... 🎵🎵  Lirik salah satu lagu Tulus

Rifqi memutar musik sepanjang perjalanan. Dan setibanya di hotel,ia menuju parkir dan membangunkan ranti dari tidurnya. Tetapi ranti tak bisa dibangunkan, malah mengelak dan menyuruhnya untuk diam. Akhirnya, rifqi memutuskan untuk tidak membangunkannya. Dan ia juga membeli makanan untuk ranti, siapa tau saat ia bangun, ia lapar dan mencari makanan. Rifqi juga membuka jaket yang ia pakai untuk dipakaikan pada ranti, dan ia juga menurunkan sandaran kursinya agar ranti tidur lebih nyaman.

Meskipun begitu, rifqi tidak berpikir macam-macam pada ranti. Mengingat perasaannya pada ranti dan menghargainya sebagai perempuan, bagaimana pun itu ia sangat berhati-hati dengan jarak dan dalam bertindak. Ia tidur di kursi supir,dan ranti disebelahnya. Mereka akhirnya tidur malam berisitirahat di dalam mobil. Saat rifqi sudah tertidur, tiba-tiba ranti bangun. Ia melihat jam ditangannya, ternyata sudah malam,tetapi ia belum juga pulang, dan ranti pun menyadari bahwa ia sudah ada di hotel. Dan melihat rifqi yang tertidur, ia tak tega membangunnkannya. Ia juga menyadari jaket yang dipakai rifqi menjadi selimut dirinya waktu tidur.

Ranti berpikir untuk keluar mobil, namun pintu mobil terkunci. Ia mencoba mencari tombol untuk membuka semua pintu mobil yang terletak di dekat rifqi. Pelan-pelan, perlahan ia mencoba menekannya, dan berhasil. Rifqi pun terbangun mendengar suara kunci yang terbuka dalam mobil, dan menyadari ranti sudah bangun. Ranti meminta maaf karena sudah membuatnya terbangun dan tidurnya terganggu.

"Sorry, lo jadi kebangun." ucap ranti

"Gapapa. Lo mau keluar? Gue anter ya."

"Heemm. Boleh.. tapi lo gapapa belum pulang jam segini?"

"Engga lah , dah biasa ko gue."

"Heemm. Gitu ya."

"Ya.. ayo."

Rifqi pun mengantar ranti ke dalam hotel. Ranti merasa tidak enak karena sudah merepotkan rifqi. Ranti melihat rifqi sangat kelelahan, matanya masih terlihat lelah, seperti masih ingin tidur. Tetapi, karena dirinya lah ia terbangun. Tak lama , mereka sudah ada dilantai tempat ranti istirahat. Dan lagi-lagi ranti minta maaf dan yang terlupakan ia belum berterimakasih pada rifqi untuk hari ini yang sudah membantunya.

"Emm.. rifqi. Sekali lagi maafin gue ya udah ngerepotin."

"Udah gapapa, gue juga seneng ko."

"Yaudah deh, makasih banyak ya."

"Yaiya, sama-sama. Yaudah, masuk gih dah malem lo kan harus istirahat juga."

"Yaudah. Duluan ya."

Ranti pun masuk kamar, dan rifqi juga beranjak pergi dari hotel. Setibanya dikamar, teman-temannya mengkhawatirkannya. Mereka melemparkan pertanyaan lebih dari satu, tapi ranti hanya tersenyum dan memeluk mereka. Namun dengan senang hati, ranti menceritakan semua yang terjadi hari ini. Dan ia juga bercerita bahwa rifqi ada di kota ini.

Saat di tengah ranti sedang bercerita, ponselnya berdering tanda panggilan masuk. Kali ini nomor tidak dikenal yang menelponnya. Ranti langsung izin dulu kepada temannya untuk menjawab teleponnya. Tapi, sebelum menjawab ia tak menyadari bahwa nomor itu bukan nomor kode indonesia,melainkan nomor dari luar negeri. Tanpa pikir panjang ia pun menjawab telponnya.

"Halo? Maaf siapa ya?" Tanya ranti

"Saya ingin bicara dengan ranti." jawab penelpon

"Iya, saya sendiri. Ini siapa ya? Tau nomor ini dari mana?"

"Ranti.. ini aku seli." jawab penelpon yang merubah percakapannya berbicara informal, dan ternyata penelpon itu adalah seli

"Seli?" Tanya ranti dengan nada terkejut

Kali Kedua ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang