part 8

2K 161 44
                                    

Jin sudah kembali ke rumah nya setelah mengantarkan namjoon, ya walaupun sedikit ada kecanggungan di antara mereka berdua tadi, bahkan jika jantung nya ini bisa menjadi orang saat itu juga jin akan mengajak nya untuk bertarung.

*

Rose dan jisoo pun setelah sampai di rumah, mereka memilih untuk mengistirahatkan tubuh nya masing masing, masih dengan seragam sekolah, jisoo memilih merebahkan tubuh nya di kasur, dan rose memilih merebahkan tubuh nya di sofa yang cukup panjang, setidak nya cukup untuk kaki panjang nya

Rose dan jisoo memejamkan mata nya masih menikmati dingin nya AC di ruangan kamar mereka, rose masih tak habis pikir, seorang ayah yang tega menghabisi nyawa pacar anak nya sendiri

Setidak nya jika tidak setuju atau tidak suka jika anak nya homoseksual bisa di bicarakan baik baik kan?, Sudah lah, cerita jin hanya membuat kepala rose ingin pecah memikirkan masalah ini

Rose akhir nya bangkit dari sofa dan menuju kamar mandi
"Kau mau kemana" tanya jisoo yang melihat rose bangkit dari sofa, ternyata jisoo sudah membuka mata nya sedari tadi sambil memandangi wajah damai rose

"Eum?," Tanya rose, mungkin dia terlalu fokus terhadap masalah nya tadi sehingga tidak mendengar pertanyaan yang di lontarkan oleh jisoo

"Memang nya kau memikirkan apa, hingga kau tidak fokus saat aku bertanya" pertanyaan jisoo membuat rose mengusap tengkuknya yang tak gatal sambil tersenyum kikuk

"Em, tidak ada kok eonnie" jawab rose  sambil menyudahi kegiatan nya mengusap tengkuk nya yang tak gatal tadi

"Oh, ya sudah, ke marilah" ucap jisoo sambil merentang kan tangan nya, rose tersenyum dan mulai berjalan mendekati jisoo, rose melompat ke kasur lalu memeluk jisoo dengan erat seakan beban di dalam diri nya sirna begitu saja

Berpelukan sambil menatap satu sama lain, dengan senyuman yang menghiasi wajah kedua nya, hanya hal kecil seperti ini saja sudah semakin membuat kedua nya jatuh dalam lubang yang bernama cinta, tapi lagi lagi semua khayalan mereka untuk menjadi pasangan sirna begitu saja di saat kedua nya sadar masih ada ikatan persaudaraan yang terus mengalir di dalam tubuh mereka

"Kenapa eonnie, kita harus menjadi seorang saudara" tanya rose lesu

"Eonnie juga jika bisa memilih, eonnie juga tidak mau di lahir kan dari keluarga yang sama dengan mu, tapi sayang nya kita tidak bisa memilih rose" jawab jisoo sebisa mungkin tegar di depan rose

Rose menundukkan wajah nya "tuhan sangat tidak adil eonnie, Kenapa aku harus merasakan cinta yang susah untuk di gapai" rose berucap dengan nada sedih nya, jisoo langsung menarik wajah rose untuk melihat wajah nya

"Hey, tuhan itu adil rose, dia merencanakan hal indah yang sangat tak terduga di balik ini semua, dan tuhan memberi kita cobaan yang bisa kita lewati, tuhan tidak memberi cobaan di atas kemampuan kita, kita hanya tinggal berusaha dan berdoa kepada nya, itu saja" jisoo mencoba menenangkan rose dengan kalimat nya, sebenar nya jisoo juga sangat rapuh tapi di sini dia masih berperan sebagai eonnie atau menjadi anak paling tua

"Terimakasih eonnie, kata kata mu sangat membantu" rose tersenyum dan mengecup singkat bibir berbentuk love milik jisoo, membuat jisoo ikut tersenyum manis membuat siapa pun yang melihat senyuman nya akan di Landa pesona yang di miliki seorang park jisoo

"Oh iya, eonnie tadi aku ingin mandi, bagaimana jika bersama" goda rose

"Tidak, kau saja sana duluan" ucap jisoo dan mendorong rose hingga terjatuh mencium lantai

Two park [{CHAESOO}] (slow update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang