"Every moment comes on when I hear that old song that we used to sing with the words all wrong."
.
.
.
"Memory is a way of holding on to the things you love, the things you are, the things you never want to lose."
.
.
.
"Life is shorter, live it. Lo...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Itu si Wonwoo belum gila kan? Masih waraskan dia?" celetuk perempuan berambut panjang sepunggung berwarna hitam sambil memperhatikan seorang pemuda yang sedang tersenyum melihat hpnya dan duduk di bangku sebrang.
"Jahat banget lo, Joy! Apa salahnya sih? Kali aja lagi baca cerita atau komik lucu," balas seorang perempuan berambut kepang dua yang duduk dihadapan Joy sambil menjitak kepalanya.
"Aduh, Yerin sakit! Iya iya belain aja terus suami lo!" seru Joy sambil mengusap kepalanya. Yerin menggembungkan pipinya.
"Apaan sih, Joy!" dengus Yerin menyangkal. Walau demikian, ia tetap tidak bisa menahan semburat merah muncul di pipinya.
"Hilih, muka lo tuh merah!" cibir Joy. Yerin berdecak lalu menengok ke arah Wonwoo yang masih tersenyum melihat hpnya.
Wonwoo. Seorang pemuda berambut hitam dengan kacamata yang selalu menghiasi wajahnya. Pemuda itu dikenal sebagai orang yang pendiam namun sekalinya berbicara kadang nyelekit membuat lawan bicaranya sakit hati atau mendengus kesal, kadang juga garing hingga membuat lawan bicaranya canggung tidak tau harus berkata apa. Namun bagi Yerin, sosok pemuda itu sangat berarti di hidupnya. Sahabat sejak kecilnya itu tidak pernah sekalipun mengecewakannya walaupun sering membuatnya kesal.
Dibalik sifat pendiamnya, lelaki itu menaruh perhatian lebih untuk Yerin. Ia selalu ada kapanpun Yerin butuh bantuan, ia selalu tau semua mood Yerin dan bagaimana menenangkannya, membuatnya melupakan suatu hal buruk, dan sebagainya. Hingga tanpa Yerin sadari, rasa itu mulai tumbuh pada dirinya. Namun, ia sembunyikan rapat – rapat, tidak ingin lelaki itu tau dan malah membuat persahabatan mereka rusak.
Dan! Serapat – rapatnya Yerin menyembunyikan itu, Joy, sahabat yang ia temukan di masa SMA nya ini, dapat melihat itu. Akhirnya, Yerin pun mengungkapkan apa yang ia rasakan pada Joy dan membuatnya sering mendapatkan ejekan dari sahabatnya itu.
"Lo ga penasaran apa, Yer?" tanya Joy.
"Bohong kalau gue bilang engga. Akhir – akhir ini bahkan gue suka dicuekin kalau lagi main sama dia. Dia malah asyik melototin hpnya sambil senyum – senyum gitu," keluh Yerin.
"Terus lo ga nanya?"
"Nanya ko. Wonwoo cuma bilang rahasia dan gue gaboleh tau. Urusan lelaki katanya,"
"Nahloh... Jangan – jangan doi liat ...................." Yerin melotot dan segera menepuk Joy keras.
"YERIN SAKIT ANJIR!" teriak Joy sambil mengelus tangannya.
