PROLOG

683 103 41
                                    


Halooo maaf baru muncul, lagi sibuk sama tugas-tugas kuliah.

Maaf yang kemarin-kemarin belum aku lanjut huhuuh. Sekarang malah bikin book baru :')

Ini tes ombak dulu yaaa

***

Banyak orang mengatakan bahwa cinta itu buta dan tidak memandang keadaan. Bicara soal cinta, apa sih definisi dari cinta?

Kebahagiaan?

Kesempurnaan?

Atau justru kesengsaraan?

Jika cinta memang dapat membuat seseorang bahagia, lantas mengapa ada orang yang terpuruk karena cinta?

Cinta itu penuh dengan ketidakpastian. Tidak bisa ditebak. Dan tidak bisa didefinisikan melalui kata-kata.

Karena cinta itu misterius.

Cinta itu abstrak.

Cinta adalah sebuah seni dimana didalamnya terdapat banyak garis yang rumit.

Sekali kamu terjebak dalam jurang bernama cinta, maka bisa dipastikan kamu akan sulit untuk keluar dari sana.

Seperti halnya yang dirasakan oleh Kim Seungmin, pemuda manis yang tinggal di sebuah kontrakan kecil dekat toko roti di persimpangan jalan. Usianya baru menginjak 24 tahun. Dia tinggal sendirian di kontrakan itu. Ayahnya meninggal sejak dia berumur 10 tahun, dan ibunya meninggal saat dia baru saja lulus SMA.

Kim Seungmin merelakan segudang mimpinya. Membiarkan semua itu hanya tinggal angan belaka. Kehidupannya berubah sejak sang ibunda meninggal dunia. Keinginannya masuk di Universitas jurusan Jurnalistik pun kandas begitu saja.

Kim Seungmin lebih memilih untuk menghadapi realita dari pada terus terpuruk pada kesedihan. Di usianya yang menginjak 17 tahun, ia memilih untuk bekerja disaat teman-temannya yang lain sibuk berhaha-hihi karena diterima di Universitas favorit mereka masing-masing.

"Jika aku tidak bekerja, siapa yang akan membiayai hidupku? Belum lagi aku harus membayar uang sewa rumah ini setiap tiga bulan sekali."

Begitu katanya saat ditanya alasan mengapa ia memilih untuk bekerja daripada kuliah.

Kim Seungmin bekerja di sebuah kafe milik Brian Kang. Gajinya dalam satu bulan cukup untuk menghidupinya sehari-hari.

"Seungmin apa tidak merasa lelah? Disaat semua remaja lain masih menikmati manisnya hidup diluar sana, dia malah bekerja keras begitu" Brian pernah bertanya begitu pada Seungmin. Waktu itu, Seungmin adalah karyawan termuda yang ada di kafenya.

"Aku bukan berasal dari keluarga kaya, hyung. Ayah dan ibuku sudah meninggal. Kalau aku tetap menjadi anak manja, mau makan apa aku? Mengemis pada orang lain? Tidak mau!" Jawab Seungmin.

Brian tertawa keras saat itu. Kemudian melemparkan candaan, "Aku doakan kamu dapat pacar yang kaya. Lalu kamu akan dinikahinya. Sehingga bisa menjadi kaya."

Seungmin tertawa setelahnya. Tetapi jauh di dalam pikirannya, diam diam dia mengharapkan bahwa apa yang dikatakan Brian barusan bisa diijabah oleh Tuhan.

Karena Kim Seungmin sebenarnya sedang menyimpan rasa untuk seseorang yang kaya raya. Seseorang yang entah bisa dimilikinya atau tidak suatu saat nanti.

Christopher Bang, adalah namanya.

Panggilan akrabnya adalah Chan.

Chan adalah tetangga Seungmin. Hidupnya bergelimang harta, berbeda dengan Seungmin.

Chan adalah satu satunya orang yang sampai saat ini selalu menempati posisi pertama dalam hati Seungmin. Chan itu orang yang hangat, sebenarnya. Namun semuanya berubah saat Seungmin mencoba untuk mengutarakan rasanya.

"Berhenti mencintaiku. Karena sampai kapanpun kamu tidak akan bisa mendapatkan hatiku, Kim. Pulanglah. Ini sudah malam"

Seungmin terpukul.

Hatinya sakit sekali.

"Aku akan selalu menunggu Chan hyung agar bisa menerimaku. Lama juga tidak masalah." Seungmin tersenyum lebar sampai matanya ikut menyipit.

Chan memperhatikan senyuman itu dalam diam. Namun tanpa ekspresi.

"Kamu bukan Felix. Aku tidak akan mencintaimu. Bahkan sampai kamu mati pun aku tidak akan mencintaimu"

Perkataan Chan begitu pedas.

BRAK!

Pintu rumah bercat putih itu tertutup keras tepat di depan muka Seungmin.

Tatapan mata anak itu berubah sendu. Senyuman manisnya berubah menjadi senyuman yang getir.

"Sampai aku mati, ya? Kalau aku benar-benar mati nanti, apa Chan hyung akan merasa kehilangan?"

Suaranya bergetar.

Tangannya meraba dada kirinya yang berdenyut nyeri.

"Kalau begitu, aku tidak akan mati sebelum Chan hyung menjadi milikku! Hehehe"

Sementara itu, dibalik pintu bercat putih itu ada sosok Chan yang menyandarkan punggungnya.

Ia mendengar semua perkataan Seungmin.

Tatapannya kosong.

"Coba saja, Kim. Terus perjuangkan perasaanmu untukku. Jangan berhenti. Karena dengan begitu, aku bisa menyakitimu lebih dalam lagi."


***

Jadi gimana?

Lanjut atau enggak nihh?

4419 : Clock [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang