Sebentar lagi ending, tapi mungkin ada yang merasa ceritanya kurang detail.
Kalo kubuat sekuel-nya, apa masih ada yang berminat membaca ?
Ah, sekedar dilihat saja diriku sudah senang, ㅋㅋㅋ 💙***
Sudah hampir satu jam Jeongyeon menunggu Jimin, tapi pria itu belum juga datang.
Padahal menurut supir pribadinya, Kim Namjoon serta pegawai lain bilang, Jimin sudah sampai pukul sembilan pagi tadi.
Tapi hingga hari menjelang siang inipun, pria bermata monolid itu tak jua Jeongyeon ketahui keberadaanya.Jeongyeon menghembuskan nafas kasar, ia melirik jam tali hijau yang terpasang ditangan kirinya, sudah menunjukkan pukul sebelas lewat tiga puluh menit.
Sembari menunggu, ia manfaatkan waktu dengan menyiapkan pakaian yang akan Jimin gunakan untuk acara talkshow yang ditayangkan live siang hari ini.Tiba-tiba terdengar suara knop diputar dari arah pintu ruangan tersebut, dan tampaklah sosok idol yang sudah lama ditunggu sedari tadi oleh Jeongyeon.
Pria itu tidak bicara apapun, ia langsung menuju sofa dan duduk dengan menyilangkan kedua kakinya sambil meminum sekaleng soda yang ia ambil dari kulkas disamping sofa tersebut."Kau kemana saja, Park Jimin ? Kau tahu ?! Aku menunggumu hampir satu jam, padahal kata yang lain kau sudah ada disini sebelum aku datang"
Jeongyeon sebenarnya ingin marah, namun ia mencoba menahannya.
Lagipula tidak biasanya idol bersuara khas ini sampai di gedung agensi tanpa memberitahunya.Jimin seolah tidak mendengar pertanyaan Jeongyeon, ia malah menyibukkan diri dengan mengutak-ngatik telepon genggamnya.
Seandainya Jeongyeon tahu, akhir-akhir ini perasaan Jimin tidak menentu.
Terlebih saat dia tidak sengaja melihat notif pesan yang dikirim seseorang kepada managernya itu.
Isi pesan yang membuat Jimin menyimpulkan bahwa pasti ada sesuatu diantara mereka berdua.Pria bermarga Park itu juga menyadari, Jeongyeon tidak mau menjalin hubungan lebih dengannya saat dia mencoba bertanya perihal perasaannya.
Namun sekalipun dari luar Jimin berusaha seprofesional mungkin, nyatanya seorang Jeongyeon tak bisa dianggap hanya hubungan sebatas idol dengan manager saja.Jeongyeon menghembuskan nafasnya perlahan, mencoba untuk bersabar dengan sikap Jimin yang banyak berubah, ia lalu memusatkan dirinya melihat agenda jadwal Jimin.
"Jam satu nanti, kau ada acara talkshow yang disiarkan langsung. Sebaiknya kau bersiap dari sekarang! Meskipun jarak stasiun tv itu dekat, kau tetap harus menghafalkan beberapa pertanyaan yang nantinya akan kau jawab atau hindari. Kudengar MC acara itu seringkali menjebak bintang tamu dengan pertanyaannya."
Jeongyeon memberikan baju yang telah ia siapkan tadi pada Jimin, namun seketika Jeongyeon terhenyak begitu melihat Jimin menyingkirkan baju yang ia beri dengan cara kasar.
Wanita itu meniup surai yang menutupi dahinya, mencoba untuk tidak terbawa suasana meskipun hatinya sudah ingin berteriak."Aaa, kau tidak suka baju ini ? Baiklah, kita bisa ganti dengan yang lain"
Jeongyeon memaksakan untuk tersenyum lalu mengambil pakaian itu kembali. Ia beralih pada pilihan jas berbahan denim dan celana katun warna senada.
"Karena ini bukan acara formal, kupikir ini tidak buruk juga. Cepat pakai dan segera bersiaplah"Namun lagi-lagi Jimin menghempaskan pakaian itu, membuat Jeongyeon tidak bisa lagi menahan amarahnya.
"YA!! Apa yang salah denganmu hari ini, Park Jimin ? Tak bisakah kau melihatku saat aku sedang bicara ? Aku datang kesini lebih awal sebab kau sulit dihubungi. Aku menunggumu lama dan ternyata kau sudah sampai lebih dulu dariku. Aku siapkan semua yang kau perlukan namun kau malah bersikap seperti itu padaku."
Jeongyeon meluapkan semua kekesalan yang sedari tadi ia tahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOO are my idol
FanfictionMenurut kalian, apakah menjadi idol itu menyenangkan ? Sebenarnya idol itu suatu hobi, profesi atau cita-cita ? Apakah menjadi idol bisa membuat seseorang mendapatkan apapun yang ia inginkan ? Main cast : - Yoo Jeongyeon - Kim Taehyung - Park Jimin ...