TERIMA KASIH AYAH

210 1 4
                                    

"TERIMA KASIH AYAH"

Kau malaykat nyata ku,Setiap tutur bahasamu yang terucap,indah seperti pujangga merangkai kata.yang selalu membuat ku terlelap dalam lautan asmara. Kau kesempurnaan ku yang akan selalu mendiami hati ku, Ada ketentraman di hati ku setiap saat aku bersandar pada pundak mu.'
oh ... Parta betapa aku merindukan setiap sentuhan lembut jemari tangan mu ketika kau menggenggam erat tangan ku. Aku merindukan mu,kembali lah Parta bawa aku pergi bersama mu.

***
Setiap senja aku selalu berada di pantai ini menikmati warna kilau emas cakrawala,dan menemani mentari yang perlahan mulai tenggelam setelah lelah memancarkan cahayanya.
Aku selalu berada di sini menunggu mu Parta pangeran hati ku yang selalu membuat ku teduh ketika dalam kekalutan,yang membuat ku kuat ketika aku rapuh,yang membuat ku semangat ketika aku lelah. 3 bulan telah berlalu setelah pertemuan kita, hanya satu kalimat yang selalu kamu katakan pada ku,

"aku tidak pergi jauh aku akan selalu ada di dalam hati mu, dan akan abadi bersama mu."

Apa ini jawabannya? Kamu hanya membuat ku berharap tanpa kepastian, menelan kecewa dalam kesepian. Kamu ingin aku selalu mengenang mu hanya sebagai khayalan?tanpa raga mu? Tanpa suaramu? Terasa perih Parta kenapa kamu katakan itu pada ku jika raga mu tak bersama ku. Datanglah Parta aku menunggu mu. Butiran-butiran bening mulai membanjir di setiap sudut mata ku ketika aku mengingat Parta, lelaki yang begitu sempurna di mata ku.

Saat aku sedang melamun mengenang sosok Parta,tiba-tiba sebuah tangan yang lembut menyetuh pundak ku, aku terdiam sesaat, jantung ku berdebar kencang, ada sekilas senyum di bibir ku di tengah isak tangis ku. Aku membalikan badan "Par...?" Kata-kata ku terhenti,bibir ku  membeku seperti dinginnya es kutub,ada rasa kecewa,dan tangis ku pun pecah. "oh Ayah, maafkan Santani, tak aku sangka ayah datang mencari ku."
"pulang lah Santani! hari sudah mulai malam, ayah mengkwatikan kesehatan mu." Suara lembut ayah ku membuat tangis ku semakin menjadi ku rangkul ayah ku dengan sangat erat seakan ingin melepaskan beban ku yang begitu berat dalam hati.
"untuk apa aku hidup ayah,jika harus menjalani hidup dalam kesunyian tanpa Parta, aku merindukannya ayah, biarkan aku mati ayah!" Tangis ku semakin menjadi.
"Santani kau putri ayah, darah daging ayah, bagaimana mungkin ayah membiarkan kamu mati, ayah paham perasaan mu, ayah tahu kamu terluka, tetapi Parta tidak akan pernah kembali.
"tidak ayah! Parta akan kembali membawa aku pergi,itu janjinya pada ku!"

Aku sadar betapa pengorbanan ayah  untuk ku, seluruh hidupnya di berikan padaku, betapa tulus ayah ku menyayangi ku, sejak aku di tinggal mati ibu ku.Saat itu usia ku baru menginjak 2 tahun. Hanya ayahlah satu-satunya harapan ku. Kanker hati membuat nyawa ibu tidak tertolong, sekarang hal yang sama terjadi pada ku, itulah sebabnya ayah ku begitu mengkhwatirkan ku,dia habiskan segala harta yang kami miliki untuk menyembuhkan ku, untungnya ayah ku memiliki sebuah perusahaan yang besar sehingga hidup kami tetap berkecukupan bahkan bisa di bilang lebih dari cukup, terbukti meski dengan penyakit ku yang sangat parah yang tinggal menunggu ajal ayah masih sanggup untuk membiayai pengobatan ku hingga aku bisa sembuh.
Selama aku sakit Parta lah lelaki yang selalu ada di samping ku, merawat ku di sela-sela padatnya jadwal kuliahnya, dia yang selalu menungguiku, dan menjaga ku ketika ayah sedang sibuk.
Perkenalan kami berawal saat semester pertama saya masuk kuliah, di mana pada saat itu sebuh bola basket yang tidak sengaja mengenai kepala ku, Parta yang dengan sigap menahan tubuh ku saat aku tehuyung hampir jatuh, aku masih sempat melihat tangan kekarnya memeluk ku erat sebelum aku jatuh pinsan.itulah pertemuan singkat kami yang pada akhirnya muncul rasa cinta yang tidak pernah terbayang oleh ku, betapa indah segala kasih sayang dan perhatian Parta untuk ku.tetapi di tengah kebahagiaan ku,Sejak saat kejadian itu kondisi ku semakin parah. Sampai akhirnya aku di fonis mengidap penyakit kanker hati.
Betapa singkat kisah yang terjalin antara aku dan Parta, setiap senja aku selalu di ajak ke pantai menikmati indahnya deburan ombak seakan mengajak kami bercanda, di mana kicauan camar seakan menggoda kemesraan kami, kedua kaki ku yang lemah tak mampu menopang badan ku hanya kursi roda sebagai tumpuan tubuh ku,yang akan di dorong Parta kemana pun aku ingin pergi.

AKU MENCINTAI ANAK DARI ISTRI AYAHKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang