Hanya sebuah cerita
Temanku saat itu memiliki seorang doi dia menceritakan bahwa doi itu menyebalkan tapi ia suka, aneh memang pikirku.suatu hari dia menangis di chatnya ia bilang bahwa si doi memiliki seorang pacar dan mulai mencampakannya. hari berlalu,seminggu lamanya ia tak pernah lagi membicarakan doinya itu kupikir ia sudah melupakannya dan mencari laki² baru tapi keesokannya ia kembali menangis di telponnya dan menjelaskan bahwa si doi adalah cowo fakboy,aku hanya bisa menghiburnya dengan memaki sang cowo itu karna ku tau mengucapkan kata "kau tak perlu memikirkannya" bukan kata yang tepat saat itu.beberapa hari berlalu lagi jika di hitung sudah satu bulan ia membicarakan doi nya terus menerus dan selalu tampak kesal namun ia tak pernah bilang benci pada si doi.hari itu hari Jum'at ia mengatakan bahwa ia telah berpacaran dengan si doi ia juga mengatakan bahwa sudah dari sejak sebulan yang lalu mereka berpacarannya,disitu aku hanya bisa tertawa tanpa ada yang tahu aku sedih aku serasa dibohongi oleh teman yang sudah 7 tahun bersamaku.pikiranku terus saja menyalahkan sang cowo karna telah merubah temanku tapi aku sadar bukan si cowo yang merubah tapi tanpa sadar ia berubah karna cinta sejak saat itu aku tak ingin mengenal cinta.miris bukan?dibohongi oleh orang yang sudah 7 tahun bersama dengan bilang bahwa mereka hanya sebatas doi sementara kenyataannya mereka pacaran.aku tak mempermasalahkan ia akan pacaran dengan siapa tapi yang ku permasalahkan adalah kenapa saat ia sedih ia akan datang dan meminta bahuku sementara saat bahagia ia hanya akan bersandar padanya dan ku berpikir 'ah ini ternyata teman bangsat ku'.setelah kejadian itu ia tetap chatan denganku seolah tak terjadi apapun dan aku membiarkannya.semakin lama ia selalu tersakiti karna sang cowo selalu brfoto dengan gadis lain aku sebagai teman hanya bisa menghiburnya walau ku tidak tau itu membantu atau tidak.dan tepat hari minggu bulan Juni ia bilang padaku bahwa ia putus dengannya tapi ia merasa menyesal aku berpositif thinking mungkin ia menyesal karna telah mengenal lelaki sepertinya tapi saat ia bilang ia menyesal karna ia putus aku sangat kecewa aku bilang padanya untuk jangan curhat padaku lagi karna bagaimanapun aku sudah lelah.ia datang hanya saat butuh dan tanpa sadar ia telah menyakiti temannya sendiri tapi ia tidak peka.salahkah aku tidak ingin mendengarkan curhatannya lagi? Kupikir tidak karna aku tak ingin hanya dimanfaatkan.aku memang selalu mendengarkan curhatan orang dan memberi nasihat tapi pernahkah kamu mendengarkan curhatanku sekali saja? Aku juga punya beban hidup sepertimu ingin ku bicara seperti itu di depan mukanya tapi kusadar bagaimanapun aku tak sanggup untuk hanya sekedar melihat matanya.matanya seolah mengadu ia adalah orang yang selalu tersakiti.
Dan kuharap kalian jangan menyakiti teman kalian karna cinta yang gila takutnya suatu saat teman kalian pergi untuk selamnaya.dan jangan mau dimanfaatkan karna kalian harus cukup peka akan keadaan.jangan menutup mata seolah² kalian yang paling tersakiti.