[0] Prolog

445 47 1
                                    

Kebun bunga ini terlalu indah untuk dinodai kegilaan.

Temanku yang berharga itu tak berdaya, berada di tangan lelaki dengan mata yang tajam, dan senyuman yang sesekali redup seakan hatinya goyah, lelaki bermata merah.

Sahabatku yang sangat kusayangi.

Di sampingnya, lelaki bersurai biru yang sangat kukenal menatapku tajam. Ia menaruh kedua tangannya di balik punggungnya, seakan menyembunyikan sesuatu.

Berapa kalipun aku memanggil namanya yang sangat kusuka, berapa kali pun aku memintanya untuk berhenti menatapku, ia tetap tak bergidik.

Ia benar-benar hanya menatapku.

Lelaki bertubuh tinggi, bermata sayu di sampingnya juga hanya menatapku, namun tatapannya terasa begitu menyayat hati, ia sesekali berbisik dengan nada yang lemah lembut.

"Betapa malangnya,"

Lalu ia melemparkan setangkai mawar putih yang belum sepenuhnya ternoda oleh merah.

Tubuhku masih kaku, padahal juluran tangkai mawar yang dipenuhi duri itu hanya mengikat kakiku, namun aku tak bisa merasakan sekujur tubuhku.

Lalu seorang lelaki bersurai hijau yang mengenakan kacamata menghampiriku, ia berlutut menatap langsung wajahku yang pucat pasi dan tersenyum.

Tapi aku tak bisa merasakan kehangatan apapun dari senyumannya.

Dari senyuman lelaki itu, aku menyadari bahwa aku sedang dalam bahaya besar.

Bahwa kebun mawar yang indah ini sesungguhnya telah ternoda dari awal segalanya.

Dan aku yang bodoh akan berakhir, karena tak pernah menyadari hal yang terlihat di depan mataku.

Aku harusnya sudah sadar sejak lama.

Suara sepatu yang cukup familiar terdengar, dari suara itu tampak seorang lelaki yang mengenakan mahkota kecil, bersurai merah bak mawar menatapku tajam dengan mata silver-nya.

Ia dengan bisu mengolokku, membuat senyuman yang tak bisa kuartikan, namun senyuman sesaat itu berubah menjadi wajah yang dingin, penuh amarah.

"Off With Your Head."

.

.

.

♣️♦️Twisted in Heartslabyul️♥️♠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang