𝑲𝒆𝒔𝒆𝒑𝒂𝒌𝒂𝒕𝒂𝒏 𝑼𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑴𝒆𝒎𝒖𝒍𝒂𝒊

27 4 4
                                    

ー𝓙𝓪𝓴𝓪𝓻𝓽𝓪, 𝓚𝓪𝓶𝓲𝓼 11 𝓙𝓾𝓷𝓲 2019

Dengan earphone yang terpasang di telinga, Leya mengayuh sepeda memecah pagi di jalanan. Kali ini keberangkatannya kesekolah tidak diantar ataupun ditemani oleh Bunda, tidak seperti biasanya ia pun berangkat cukup pagi dari rumah.

Saat ia melihat ke arah sekitar yang ia lewati, tidak ada kekosongan di sepanjang jalan kecuali pikirannya kali ini ia tidak membutuhkan tempat untuk berbagi, perasaan yang ia rasakan saat ini hanya ingin ia telan sendiri.

Setelah mengingat kejadian kemarin, bahwa salah satu dari sahabatnya mengatakan suatu perubahan yang bisa ia lakukan untuk dapat menaklukan sesosok pria idamannya itu, cukup membuat Leya bingung harus bagaimana. Apakah ia memang harus melakukan perubahan atas dirinya sekarang?

Pukul 06.30 WIB tepat, Leya tiba di sekolahnya namun, di sekolah itu masih tampak sepi hanya ada beberapa siswa saja yang terlihat, itupun bisa dihitung dengan jari. Leya segera memarkirkan sepeda nya itu lalu, ia pun harus berjalan menyusuri lorong agar bisa sampai di kelasnya.

Setelah melewati beberapa ruang kelas saat menyusuri lorong, akhirnya Leya tiba di kelas nya XI MIPA 3.  Namun di kelasnya itupun masih belum terlihat batang hidung dari ke-4 ekor sahabatnya seperti biasa. Leya segera menuju bangku yang ada di pojokan kelas dekat jendela untuk duduk sembari membuka handphone nya.

Untuk kesekian kalinya pasti bisa tertebak, ia membuka akun milik sosok pria itu lagi lalu memandangi beberapa potret diri yang ada di akun tersebut sambil memikirkan perkataan Sarah kemarin yang masih bersenang ria berkelana di pikirannya.

"Apa gue emang harus berubah kaya yang di saranin ama Sarah ya? Supaya bisa sebanding sama ni orang.."
"Gue gk pernah ke gini sebelumnya, tapi kenapa waktu nemu terus ngeliat Ivano gue jadi kaya gini?.."
"Kenal aja belum apalagi ketemu, tapi kenapa gue mau ngelakuin hal-hal gila yang gk pernah gue lakuin sebelumnya buat orang iniiii!!!!". Berpuluh-puluh pertanyaan terngiang dipikiran gadis ini.

Ketika Leya telah dibuat sibuk dengan pikiran dan pertanyaan-pertanyaan yang ia buat sendiri, tanpa disadari suasana kelas yang tadinya sepi pun mulai terlihat ramai dan sahabat-sahabatnya itu pun telah datang.

....

"Leya, manis demi apah!? Lu udah ada di kelas. Wow hebat banget jadi kagum sama kamuh dech" ujar Lilina.

"Miapah inih, temen seperbangkuan akoh udah nongol duluan for the pirsttime in the class yow.." sanda gurau Gloriya, sembari mencubit kedua bilah pipi Leya.

"Iiiiiiiiiiih.. sana sana jangan ganggu, bisa kagak dateng dateng lu padaa gk bikin risih"

"Ley, seriusan ini lu? Ckck, tumbenan loh ada angin badai apa ya malam kemaren sampe sampe Leya Esteria pagi nya begini??" Tanya Enny dengan terkekeh kecil.

"Ley, gimana?" Tiba tiba Sarah membuat pertanyaan yang lagi lagi membuat Leya tersentak.

"Heh, apaan yang gimana?"

"Yang kita omongin kemarin itu loh waktu gue ama Glo kerumah lu". Karena pembicaraan ini, tiba tiba membuat ketiga sahabat lainnya itu terdiam yang tadinya mengoceh dan mengejek tanpa jeda.

Lilina dan Enny yang tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan pun sambil berbalas tatap kebingungan.

"Kemarin? Emang kalian pada ngapain? Pembicaraan apa??! Kalian ghibahin gue sama Enn ya? Wah parahsi"

"Ctek.. mamam tuh cuntilan cantik gue, makanya jan asal ceplos tu lip" Gloriya menyuntil bibir Lilina. "Aww....!! Sakit gobloghh, gue doain cepirit basah ya lu Glo udh berani nyentuh bibir virgin gue".

𝙻𝚘𝚟𝚎𝙸𝙽𝚜𝚎𝚌𝚞𝚛𝚎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang