Memory Of Us

1.1K 113 4
                                    

'Prompt 8: Kenangan yang tidak dapat dilupakan'

Suara bising mengelilinginya. Orang-orang berlalu-lalang dengan kesibukan yang berbeda. Seorang gadis dengan helai rambut sewarna dengan bunga kebanggaan Jepang tersebut duduk diam di kursi tunggu sebuah stasiun. Sesekali mata hijau jernihnya melirik pada layar keberangkatan kereta.

Jam di pergelangan tangannya menunjukkan bahwa hari masih pagi. Pandangannya jatuh pada benda pipih di tangannya. Ponselnya bergetar pelan dan menampilkan satu notifikasi berupa pesan dari seseorang.

'Aku akan sampai beberapa jam lagi. Tunggu aku di apartemen.' - Uchiha Sasuke.

Untuk beberapa detik ia diam hingga selanjutnya senyum tipis terbit di permukaan bibirnya. Tiga minggu lalu, Sasuke —tunangannya— melakukan perjalanan ke New York untuk urusan bisnis. Membiarkan dirinya menahan rindu untuk sementara waktu.

Sasuke adalah sosok pria yang kaku meski mereka telah memiliki status yang cukup jelas. Pria itu memang kerap bersikap dingin, tapi setidaknya Sakura masih merasakan adanya perhatian spesial yang ditujukan untuk dirinya. Sakura merasa menjadi perempuan paling beruntung di dunia, bisa dicintai oleh pangeran pujaan hatinya.

Suara pemberitahuan dan desis kereta menyita perhatiannya. Ia melihat kembali jadwal keberangkatan kereta. Waktunya pergi telah tiba. Dia berdiri, lekas berjalan menuju salah satu pintu gerbong kereta dan memutuskan mengambil tempat untuk duduk. Memangku tas yang dibawanya dan menatap kearah layar ponsel yang masih menyala.

Sakura memilih untuk mematikan ponselnya. Entah apa yang di pikirkannya, ia meletakkan ponselnya ke dalam tas tanpa ingin membalas pesan singkat Sasuke. Dan pada detik kereta mulai melaju, kepalanya menoleh pada pemandangan di luar jendela. Melihat bagaimana kereta mulai mengencangkan lajunya di setiap waktunya.

.

.

.

Saat kartu digesek, pintu perlahan terbuka. Sepatunya menginjak permukaan dari kediaman yang sangat dikenalnya. Memasuki ruang tengah dengan langkah letihnya. Dihempaskan tubuhnya pada sofa yang terlihat.

Pria itu tampak mengerutkan kedua alisnya. Sejauh ini ia masih tidak mendapati seorang pun menyambutnya. Seolah apartemen tempatnya berada saat ini tidak berpenghuni. Sunyi dan sepi, walau perabotan masih tertata rapi, tetap pada posisi dimana terakhir kali Sasuke melihatnya.

Hanya satu yang hilang, tunangannya.

"Sakura?" Panggilnya.

Tidak ada satupun jawaban. Bibirnya menghela napas lelah, tubuhnya yang lelah seusai perjalanan jauh kembali melangkah. Kakinya berjalan menuju dapur, berharap menemukan sesuatu untuk dimakan. Tapi faktanya, tidak ada satupun hidangan yang tersedia. Hanya beberapa bahan dan minuman yang mengisi peti es.

Ia beranjak, menghampiri kamar yang biasa Sakura pakai untuk istirahat. Dan Sasuke harus kembali menelan bulat-bulat kekecewaannya karena tidak dapat menemukan sosok tunangannya disana.

Pandangannya tertuju pada pintu kamar mandi. Mungkinkah jika Sakura sedang mandi? Ia melirik pada jarum jam dinding yang ada pada ruangan tersebut. Pukul sepuluh pagi.

Dia memutuskan untuk mengetuk pintu kamar mandi beberapa kali. "Sakura, kau didalam?" tanya Sakura.

Keadaan di sekitarnya tetap hening. Telinganya juga dapat memastikan tidak ada suara gemericik air.

Sasuke mengeram kesal. Dengan kasar ia menggapai ponsel canggih di sakunya dan membuka kotak pesan. Ia lihat Sakura sudah membaca pesan singkatnya tapi tidak sekalipun membalas atau memberitahunya tentang apapun.

Memory Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang