Memang setiap orang menginginkan hal yang sempurna. Baik itu rupa wajah, harta, jabatan atau apapun di kehidupan. Banyak hal yang ingin mereka capai, sehingga dapat melakukan apapun untuk mendapatkan yang terbaik. Tetapi mereka terkadang lupa bahwa yang terbaik adalah menjadi diri sendiri.
…
Tatapan lurus ke depan gadis itu terlihat sedang memikirkan sesuatu. Kursi kayu jati yang kokoh, membuat tubuhnya duduk santai dan tenang. Kepala gadis itu menatap ke atas, ia memejamkan matanya. Sepertinya ia tengah menikmati sapuan angin yang mengenai wajahnya.
Greisy Mackenzie, nama gadis itu. Greisy beranjak pergi ke kamarnya. Dilihatnya cermin besar yang terletak di pojokan. Ia meneliti setiap tubuhnya. Greisy heran mengapa orang-orang di luar sana sibuk mengurus penampilannya masing-masing. Seperti sahabatnya, Brianna Samantha. Ia bingung kenapa sahabatnya begitu antusias dengan gaya.
Brianna merupakan sahabat Greisy sejak sekolah dasar. Mereka begitu akrab sampai sekarangg. Sifat Brianna yang terkadang menyebalkan membuat Greisy sering naik pitam. Apalagi kalau Brianna selalu saja menceramahinya tentang penampilan. Katanya penampilan itu suatu keharusan. Brianna memang selalu ikut gaya cewek-cewek lain. Mulai dari cantik, tinggi, berat badan yang ideal dan lainnya.
Tapi bagi Greisy cantik itu menurut versi diri masing-masing. Kalau seseorang hanya dilihat dari penampilan luar belum tentu orang itu seperti yang kita kira. Lebih baik jadi diri sendiri tanpa meniru orang lain. Meskipun begitu, Brianna adalah sahabat terbaik buat Greisy.
Lelah berdiri di depan cermin ia melompat ke tempat tidurnya. Tak lama akhirnya Greisy sudah masuk ke alam mimpinya.
…
Bunyi alarm membangunkan Greisy. Ia melirik ke arah jam wekernya. Greisy kaget jam sudah menunjukkan pukul 06.45 WIB. Ia akan telat. Tanpa menunggu lama Greisy langsung siap-siap dan meluncur menuju sekolahnya. Untungnya ia sampai di sekolah sebelum gerbangnya tutup.
Tetapi karena telat tetap saja harus menjalani hukuman. Greisy dan beberapa orang yang telat harus menyapu lapangan sekolah.
Pukul 08.45 WIB hukuman Greisy akhirnya selesai. Keringat yang sedikit membasahi tubuh Greisy membuatnya tidak nyaman. Baru saja selesai dengan hukumannya, ia harus meminta surat ijin terlambat di ruang guru. Greisy benar-benar malas mengurus itu semua belum lagi harus meminta tanda tangan guru piket.
Setelah mendapatkan tanda tangan guru piket Greisy berjalan ke kelasnya. Sepanjang koridor ia terus menggumamkan lagu-lagu kesukaanya. Sampai di kelas, sudah ada guru fisika yang mengajar. Greisy meminta izin untuk mengikuti pelajaran. Untungnya Greisy langsung dibolehkan duduk.
Greisy menatap bangku nomor dua, terlihat Brianna sedang sibuk membereskan sesuatu. Greisy duduk di bangku sebelah Brianna. Belum sempat ia duduk Brianna langsung berbisik menceramahinya.
“Aduh sahabat gue telat lagi, lo nggak capek harus menyapu lapangan sekolah kita?” tanya Brianna.
“Ya ampun Bri, Gue baru sampai udah lo ceramahin. Mulut lo tuh bisa diem bentar aja nggak sih?. Capek gue tuh habis maraton,” jawab Graisy.
“Maraton apaan, eh Grei gue punya yang baru lagi loh. Gue kemarin baru beli make up baru sama pakaian baru hehehehe..”
“Penting banget ya Bri kayak gitu?”
“Ya iyalah. Suatu keharusan buat gue”
KAMU SEDANG MEMBACA
Games Forwistree
Teen FictionPerlu waktu memang untuk bisa berdamai dengan dirimu sendiri