Jatuh cinta tanpa sebab

100 3 2
                                    

"Percaya atau tidak, terkadang jatuh cinta itu tidak perlu menunggu pertemuan, tidak perlu ngobrol panjang, tidak perlu saling bertukar pikiran untuk menyamakan bahwa kalian sejalan".

Seperti yang ku rasakan saat itu, saat aku tengah melangkahkan kakiku menuju mushola, dan melewati tempat wudhu para ikhwan (jalan menuju mushola ada dua sebenarnya, dan salah satunya melewati tempat wudhu ikhwan).

Kala itu mushola tidak ramai, sangat sepi, bahkan bagian akhwat hanya beberapa orang saja, sedangkan bagian ikhwannya hanya 1 orang, iya 1 orang, 1 orang yang akan selalu ku kenang entah sampai kapan.

Dan hari itu menjadi hari pertamaku jatuh cinta dengannya, hanya karena dia yang sendiri tanpa kawanan segerombolan untuk pergi mengambil wudhu dan ber duha romantis bertemu Sang Pencipta.

setelah kejadian saat itu, entah mengapa aku terus memikirkannya, rasanya begitu lengket di otakku. Aku belum mengenalnya, aku hanya tau dia teman seangkatanku, namun saling tegur pun tak pernah.

Hampir 3 hari lamanya otakku disibukkan dengan memikirkan dia saja. Kali ini sedikit berbeda karena aku belum berani mengatakan ke teman dekatku, padahal akulah salah satu orang yang sangat tidak bisa menahan cerita, jangankan ceritaku, cerita orang lain saja terkadang sulit kutahan (Astagfirullah). 

Dan akhirnya aku memberanikan diri menceritakan sahabat-sahabatku, namanya yanti, ade, dan dina. Kira kira beginilah percakapanku jika tidak salah ingat.
"yan, de, din, sepertinya aku suka dengan seseorang" kataku.
Karena terlanjur sering melihat temannya yang mudah baper ini, dina pun bertanya "sama siapa lagi? Jangan bilang mantan yang dulu".
"ya ga lah, kali ini baru, dan orangnya dekat" jawabku.
"ya siapaaaa namanya, langsung ngomong aja coba" ujar ade penasaran.
"emmm, ifdan" kataku sambil tersenyum malu. "hah? Ko bisa sih?" Tanya dina
"ya bisalah namanya juga suka, bisa sama siapa aja" celetuk yanti.
"tapi, serius sih ran, kenapa bisa?" Tanya dina yang benar-benar penasaran, karena dia adalah orang yang sedari smp sangat tau kisah cinta alayku sampai sekarang.
"ya gatau lah, kemarin liat dia ambil wudhu, terus dia sholat duha, ya tiba-tiba aja suka, dan kepikiran" jawabku.
"HAlah, palingan sesaat aja itu, kau lagi kosong, makanyaa suka sembarang, sana sini jadi, sikatt" ujar ade sambil tertawa.

Berakhirlah obrolan kami saat itu. Karena semakin hari, semakin penasaran kuputuskan untuk mencari tahu tentang dia melalui teman 1 asramanya, yang kebetulan teman sekelasku juga.

Namanya riyan. Riyan menjadi sumber informasiku saat itu, kutanyakan semua hal tentang ifdan yang riyan ketahui. Dan salah satu kisah tentangnya yang membuatku semakin jatuh hati ialah, dia tak pernah berpacaran 1 kali pun, jangankan pacaran, mencoba mengenal seseorang pun tak dilakukannya. Kala itu hampir semua anak sekolah telah mengenakan gadget, namun ifdan tak sama sekali berminat. Mungkin hidupnya benar-benar untuk sekolah, dan menjauhi hal-hal yang membuat dia jauh dari Tuhan. Dan lagi-lagi semakin jatuh cinta lah aku.

Entah mengapa, apapun yang diceritakan riyan tentangnya membuatku yakin bahwa dia memang orang yang pantas untuk ku perjuangkan.

Semakin hari rasanya semangatku untuk bersekolah terus memuncak, dan saat saat bahagiaku ini, aku memutuskan untuk menggunakan skin care, entahlah ada apa denganku, namun kenyataannya memang begitu.

Hari demi hari terewati dan yang  tahu tentang ku semakin banyak, bukan hanya 1 kelas, bahkan kelasnya dan kelas lain pun tau, bahwa seorang wanita banyak tingkah sepertiku sedang tergila-gila dengan seseorang.

Tapi aku tak pernah tahu saat itu, apakah dia mengetahuinya atau tidak, tapi yang jelas cintaku sedang menggebu-gebu dan akan terus kuperjuangkan.

Salah satu teman kelas ifdan pernah menegurku "hey rana, sudahlah tak usah berharap, ifdan hanya mau dengan wanita berhijab panjang" dan demi apapun, dari hari itu aku mulai mengumpulkan hijab syar'i. (jangan diikuti ya teman-teman).

Berbagai macam usaha kulakukan, termasuk mengenai hijab panjang tersebut. Wanita yang dimabuk asmara ini tak pernah malu menunjukkan rasa kagumnya terhadap ifdan.

Seperti saat ifdan futsal disekolah atau basket disekolah atau bahkan volli disekolah (ifdan sangat multitalent bukan?? ) sering kutitipkan pada siapapun yang berada dilapangan saat itu sebotol minuman untuknya, aku bahkan rela membeli minuman untuk semua yang sedang main bersamanya (supaya tidak ketahuan) padahal hanya tertuju pada 1 orang, tapi tak masalah bagiku.

Selain itu, ada 1 momen yang tak akan pernah juga aku lupakan, yaitu saat jam istirahat, setelah sholat dzuhur, aku dan kawanku ade sedang duduk depan kelas di sekitar taman, memang menjadi rutinitasku, karena sambil menunggu dia dengan germbolannya lewat setelah sholat.

Dan tibalah waktunya dia dan teman-temannya lewat depan kelasku. Demi apapun, setiap dia lewat depan mataku jantungku terus berdebar kencang, kawanku adepun usil memanggilnya
"eh dan, masa beli permen nda bagi-bagi" ujar ade ke ifdan, kemudian ifdan melemparkan permen tersebut dan tak sengaja melewati tangan si ade yang sudah siap menangkap dan malah  singgah dibawah sepatuku,
"ya ampun nda iklasnyaa kasih permen nah" ujar ade kesal
ifdan pun menjawab "bukan untukmu, tapi untuk RANA".
Demi Allah, jantungku terasa berhenti sejenak, mataku membesar, pipiku memerah, aku benar-benar salah tingkah kala itu, rasanya aku mati gaya, akupun langsung pergi kedalam kelas loncat kegirangan, dan tanpa kusadari air mataku keluar, demi apapun perkara permen yang tak sengaja di lemparkan ke aku membuatku begitu senang hingga mengeluarkan air mata.
Semua temanku keheranan, ada apa denganku, mengapa aku begitu gembira sampai lupa diri dengan yang kulakukan. Sejak saat itu, hatiku semakin kumantapkan untuk mendaptkannya. Walau aku tidak pernah tau cintaku akan berbalas atau tidak.
***

Along day without youWhere stories live. Discover now