Seorang wanita paruhbaya yang hidup disebuah perkampungan yang masih jarang ada penghuninya.
dia bersama dua putrinya yang bernama Dilly anak pertamannya dan Rani anak bungsunya.
Namun, Dilly tersesat dalam pergaulan bebas hingga dicap sebagai perempuan nakal. Sampai dia hamil diluar pernikahan dengan usia yang bisa dibilang masih remaja.*****
Suasana hening dalam kegelapan. Diantara beberapa pepohonan yang rindang. Terdapat gubug sederhana ditengah hutan. Suara rintihan, yang kecil kerap terdengar.
Malam yang sunyi , Dilly bersama 3 orang laki-laki. Melakukan hal yang seharusnya dihindari.Karena belum saatnya untuk diketahui.
Rani yang curiga terhadap kepergian kakaknya dilarut malam, lantas mengikutinya diam-diam. Namun, Rani kehilangan jejak saat dalam setengah perjalanan.. Tak lama setelah tetap berusaha mencari, Rani melihat gubug yang sedikit mencurigakan. Mendekatinya hati hati secara perlahan, dia menemukan kakaknya yang sedang melakukan hal yang Tidak pantas untuk dilakukan.
Rani yang sudah muak dengan apa yang Kakaknya lakukan , lantas Rani melakukan tindakan, dengan melemparkan beberapa dahan yang ada disekitar kearah kakaknya itu ,Hingga semua terkejut lalu satu persatu para lelaki itu pergi meninggalkan.
Ranipun lantas menghampiri kakaknya, dengan kondisi yang memprihatinkan.
" kakak!, Stop! Kakak nggak boleh melakukan itu! Gak boleh! Itu nggak baik kak! Itu perbuatan yang sungguh rendah!"
ucap Rani sembari memegang pundak kakaknya itu,berharap kakaknya dapat mengerti apa yang dilakukannya salah. Hingga tangis yang tak dapat didiskusikan, mengalir tanpa sepengetahuan."Terserah aku"
jawab Dilly sembari melepaskan tangan adiknya dari pundaknya dan beranjak pergi meninggalkannya dengan air mata yang terlihat menetes dari matanya
*****Sampai suatu hari Dilly merasa mual yang dia anggap rasa mual itu bukanlah sesuatu yang besar , melainkan hanya sekedar masuk angin biasa ,sehingga dia tetap melakukan suatu hal tanpa adanya rasa beban.
Hingga rasa mual yang berkelanjutan pun ia terus rasakan. Begitu banyak pertanyaan yang timbul dipikirannya.
Menerka dan menerka sehingga sang ibu yang melihat Dilly tersebut , panik dengan apa yang terjadi terhadap anaknnya. Lantas sang ibu mencarikan orang yang tepat yang biasa menanggani sakit Dengan Obat Tradisional.
tetapi jawaban wanita itu mengejutkan Saat dia menyentuh perut Dilly. Ternyata ada sesuatu yang kecil terdapat dirahim dilly , saat wanita itu meraba yang mengandung arti bahwa dilly sedang berisi, membuatnya terkejut karna wanita tersebut tau jika dilly belum menikah.Saat Wanita itu mengatakan Jika Dilly Hamil.
Rasa bingung, sedih, panik dan hanya diam tanpa Kata Pecah Dikeluarga Janda Paruhbaya itu.
Rani yang sudah mengetahui kelakuan kakaknya , ditambah mendengar kabar yang tak baik hasil perbuatan kakaknya itu. Seketika tangis rani pun pecah dan segera pergi ke kamarnya.Dilly tak pernah membayangkan Jika yang dilakukannya itu akan Seperti ini.
Dia hanyaa bisa menangis dan menyesali Perbuatannya. Rasa bingung dan tanggung jawab yang didapat. Menyatu Dalam keadaan sependapat. Hingga tersebar kabar Keadaan Dilly kepada ketiga lelaki itu.
Rasa iba Dan tanggung jawab bergetar disalah satu laki laki yang andil dalam perbuatan itu. Dia mendatangi rumah dilly bersama kakak lelakinnya. Namun, dalam keadaan dilly yang benar benar terpuruk Dia tak mampu merespons Sedikitpun apa yang dikatakan padannya.
Harii Demi harii Terus ia lalui. Suara detik mengiringi waktu terus berjalan.
Dan perutnya yang semakin hari semakin Membesar. Dengan Ekspresi yang Sama, dengan Rasa depresi yang Dilly alami begitu buruk untuk keadaannya. Dia hanya mampu terdiam tanpa kata dikamarnnya.Hingga perutnya kini membuncit. Berisikan hasil perbuatan Dilly sendiri. Rasa sesal yang terus dirasa. Mendorongnya untuk pergi dari rumah. Meski malam dan hujan tak menjadi penghalangnya.
Dilly terus berjalan meski hujan tak memberikan kesempatan. Menyusuri kedamaian jalanan, keheningan dan dingin yang Dilly rasakan serta tangis penyesalan dilly yang bersatu dengan air hujan. Menahan Sakit Perut yang Dialaminnya..
Diitepi jalan Disaat Hujan lebat,dia Berjuang Sendiri untuk melahirkan Anaknya. Hingga bayi mungilnya berhasil Dia lahirkan..
Terlihat dari kejahuan terdapat Sorot Lampu Yang Menghampirinya. Sang lelaki yang Tak lain adalah Erik Kakak Erno lelaki yang Menghamilinya. Melihat Dilly yang mengakat bayi mungilnya yang masih Berlumur Darah dan hujan yang membasahinnya.
Rasa iba yang Dilly dapat, membuat Erik lantas membawa kerumah Sakit terdekat. Namun Naas,dilly yang meninggal setelah melahirkan bayi perempuan mungil itu karna begitu banyak Darah yang Dia keluarkan.
Bayi tak berdosa yang telah kehilangan salah satu orang tuanya. Menjadi pelampiasan kemarahan neneknya. Tak ada yang menerimanya, lalu meninggalkannya dalam tangis yang masih bersuara
.
Meski rasa iba yang bayi itu dapat. Erik yang berada sampingnya lalu mengendongnya. Sedih melihat malangnya anak itu dan rasa binggung jika Erik membawa bayi itu pulang, karna alasan Keluarga yang Bermartabat. Serta usaha Adik yang tak lain Bapak bayi mungil ini Mulai Melejat kesuksesannya.Lantas mendorong Erik dan memutuskan untuk membawa pergi Jauh Dari Kota. Erik terus mengikuti jalan yang tak tau arahnya. Hingga erik berfikir Untuk pergi ke Puskesmas dan berkerjasama dengan salah Satu susternya. Berharap bayi mungil itu ada yang merawatnya.
Entah Kebetulan atau keberuntungan. Seorang wanita melahirkan, namun bayinya tak dapat diselamatkan ,karena leher yang terlilit tali pusar.
Akhirnya Suster tersebut menyetujui tawaran yang Erik berikan. Seketika Erik yang bersikap Seolah olah Tak Mengetahui apa apa. Erik Memberikan uang atas dasar Kedermawanannya.
Namun, Tak sadar Erik baru saja membuat kesalahan.
Yuhuyyy? Don't forget to vote ya kawan ')
•
•
•
TBC ~
--------------
" Btw ini cerita reallnya salah satu kawanku ') "
KAMU SEDANG MEMBACA
Real Life and Love Story
RomanceKisah seorang wanita dalam menyusuri kehidupan dan cintanya