pertanyaan

18 4 0
                                    

Kesalahan yang tak sadar Eric lakukan. Adalah memberikan bayi mungil itu pada seorang wanita yang hidup di lingkungan yang keras. Dimana , Desa yang penduduknya tak mengenyam pendidikan dan sengsara.

Bayi itu dibesarkan oleh seorang wanita paruh baya, bernama Amna. Yang terus merawatnya di dalam keluarga yang hidup dalam kesengsaraan. Waktu terus berjalan hingga bayi mungil itu tumbuh menjadi balita manis dengan nama Saa Riie.

Karena kesengsaraan yang dirasa , lantas mendorong Amna Untu merantau demi memberi nafkah untuk Saa Riie dan kakak laki-lakinya. Lalu memutuskan untuk menitipkan kedua anaknya pada ibunya yang berada di perkampungan kecil disebuah Desa.

Sampai suatu ketika Amna memutuskan untuk berhenti merantau dan kembali kerumah demi bertemu dengan kedua anaknya. Mengambil pekerjaan sebagai Buruh cuci disetiap Rumah yang ada di kampungnya.

Waktu terus berjalan hingga usia Saa Riie menginjak 5 tahun, usia dimana Saa Riie mulai memahami keadaan sekitar. Dimana ayahnya yang tidak bertanggung jawab, selalu bertindak kasar padanya maupun ibunya. Saa Riie, seorang anak yang masih polos, dipaksa untuk mengerti keadaan sekitar. Dia anak yang pintar

Sampai suatu ketika Saa Riie sedang bersama kedua Sabahat nya. Menemukan sebuah koin diarea yang tak jauh dari rumahnya. Naila yang merupakan sahabatnya mencoba untuk menipu Saa Riie dengan berbohong padanya.

Naila :" Saa Riie, kau pernah berpikir? Jika kau mencoba mengubur koin ini , maka koin ini akan berubah menjadi emas?" kata Naila sembari melihat koin yang ia temukan tadi.

Saa Riie :" Mana mungkin, Mustahil! Kau mencoba untuk menipuku ya Naila ? Mana ada koin logam kayak gini jadi emas , bisa saja kau ini ')" jawab Saa Riie dengan nada sedikit bercanda pada akhirnya.

Naila :" kalau tidak percaya, bagaimana kalau dicoba?" kata Naila yang tak ingin kalah berargumen.

Saa Riie :" baiklah ,jika sahabatku ini memaksa ')" jawab Saa Riie mengikuti.

       Saa Riie pun mengikuti apa yang dikatakan sahabatnya  itu. Keduanya sama-sama memiliki pendapat. Mengubur lalu menunggu. Sampai tak disangka langit menunjukkan sinar jingganya, terlihat matahari yang mulai menyembunyikan cahayanya.

Seketika membuat mereka membongkar koin yang sudah dikubur bersama. Tetap, bentuk koin yang mereka temukan. Lantas mereka bertiga pun tertawa bersama.

Karena hari sudah mulai gelap Yang menandakan bahwa mereka harus segera pulang. Namun, entah mengapa Saa Riie tak menginginkannya.

Rasa cemas akan keadaan rumah , serta khawatir akan perlakuan ayahnya. Rumah yang dipenuhi perselisihan, kesalahan pahaman , serta kondisi yang sangat memprihatinkan. Karena kedua orang tua yang selalu bertengkar sampai saling melemparkan tangan. Namun, Saa Riie tetap pulang meski tak menginginkan.

Perlakuan yang berbeda dari Ayahnya antara Saa Riie dan kakaknya, membuatnya sedih selalu ditutupi, hingga muak lalu berusaha diungkapkan dengan harapan mendapatkan Jawaban. Namun, naas Saa Riie lagi lagi hanya mendapat tamparan keras dari seorang Ayah , hingga ujung bibirnya terluka.

Saa Riie: " Ayah! KENAPA?! kenapa Ayah terus menampar Saa Riie? Kenapa Ayah! Kenapa kakak yang selalu Ayah bela! Kenapa ?! Salah Saa Riie apa Ayah?! Selalu , selalu Se..." belum tuntas dengan omongannya, Lantas Saa Riie mendapatkan tamparan kedua, lagi lagi dari seorang Ayah. Yang membuatnya kini terjatuh di tanah.

Ayah :" kau!..." kata ayahnya dengan mencengkeram kedua pipi Saa Riie. Lalu melemparkannya kebawah. Membuat Saa Riie lagi lagi hanya menangis lalu pergi kemar.

Saa Riie pergi kekamar bukan untuk melampiaskan, namun untuk pergi menemui sahabatnya lantas menceritakan masalahnya pada kedua sahabatnya.

******

Dibawah sebuah pohon, keadaan malam yang tenang menemani Saa Riie dalam kesedihan. Tubuhnya meringkuk membekap kakinya untuk mendekat. Menyembunyikan wajahnya dalam dekapan tangannya.
Saa Riie terus menangis dan menangis. Membenci kehidupannya sendiri meski masih dalam usia dini. Kedua sahabatnya yang sudah paham dan mengerti akan  situasi lalu menyusulnya untuk mencoba menenangkan Saa Riie. Tak lama kedua sahabatnya kini berada disampingnya, saling menguatkan dan menenangkan.

Saa Riie :" jujur.. Aku bingung, kenapa! Kenapa harus selalu aku! Aku ini juga anaknya! Tak jauh berbeda dengan dia! Kenapa! Kenapa! Mau sampai kapan! Sampai kapan Ayah akan sadar! Dan berhenti kasar pada ibu! Maupun berhenti untuk bermain perempuan ataupun pergi minum minuman! Sampai kapan!!!" ungkap Saa Riie dengan tangis yang terus ia keluarkan.

*******

Bagaimana tidak?, Diusia yang dibilang masih balita. Dipaksa untuk mengerti lingkungannya. Dimana seharusnya dia sedang bermain bersama teman-teman sebayanya , atau mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya. Mendapat perlakuan yang berbanding dari sebaliknya.

Waktu terus berjalan hingga kini usianya menginjak 7th yang artinya dia sudah mulai untuk mendapatkan pendidikan disebuah taman kanak-kanak.




Yuhuyyy? Lanjut?
Don't forget to vote ya kawan ')
Saran kritiknya juga ku butuhkan
Terima kasih')



TBC~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Real Life and Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang