1: hujan malam itu

7K 723 192
                                    

"Ugh, sial!"

Jisung mempercepat larinya ketika rintik hujan yang tadi hanya setitik dua titik mendadak jatuh bergerombol membasahi bumi. Tangan bergerak asal mengibas kaus putih berlapis jaket kulit berwarna coklat miliknya dengan raut tak senang. Dia nyaris basah kuyup dan untung ada sebuah convenience store yang bisa digunakan untuk berteduh. Maka Jisung berhenti sejenak pada emperan toko guna merapikan penampilan (yang memang sudah kacau sejak pagi) agar terlihat sedikit lebih baik.

Memperkirakan bahwa hujan akan berlangsung lama, pria dengan warna rambut dark blue itu memilih masuk ke dalam toko. Langkahnya terhenti pada jejeran rak yang berisi berbagai jenis mie instan, mulai dari yang kemasan hingga yang cup.

"Aku kelaparan." Jisung bermonolog seraya memasang senyum sendu. Tangannya mengambil satu buah ramen kuah ukuran jumbo dari rak. Tak lupa dia mengambil beberapa sosis dan juga nori kemasan sebagai pelengkap. Sementara untuk minum Jisung memilih sebotol air putih dari lemari pendingin.

Setelah membayar semua belanjaannya pada meja kasir, dia segera menyeduh mie di tempat khusus yang memang sudah tersedia disana. Tempat duduk yang langsung menghadap keluar menjadi pilihan Jisung malam ini. Pelan-pelan dikunyahnya mie instan dengan rasa pedas itu sambil mengamati hujan yang tidak kunjung reda.

Satu embusan napas lelah dia keluarkan. Punggung yang terasa pegal akibat terlalu banyak menghabiskan waktu duduk di kursi guna mengerjakan revisi skripsi membuat Jisung ingin pulang ke kampung halaman dan meminta sang ibu memijit bagian itu.

Dia lelah, bukan hanya fisik namun juga hatinya. Menahan mental untuk tidak mengumpat di depan dosen yang selalu mencoret hasil kerja kerasnya membuat Jisung muak. Oke, Jisung akui bahwa dengan masih adanya kesalahan maka artinya dia kurang rajin dan teliti dalam melakukan suatu hal. Namun kali ini sudah benar-benar pada ambang batas kesabaran yang dia punya. Mungkin Jisung harus menarik diri sejenak dari kesibukannya karena terlalu menginginginkan kelulusan dengan cepat.

15 menit tak terasa dan mie beserta pelengkapnya telah tandas masuk kedalam perut. Pria virgo itu membuang sampah bekas makannya dengan tidak semangat. Hujan belum benar berhenti dan itu berarti Jisung masih harus menunggu lagi. Kedua tangan dimasukkan kedalam saku jaket akibat suhu udara yang kian menusuk tulang. Namun dengan bodohnya dia malah berjalan keluar, lalu berdiri diemperan yang terpayungi oleh kanopi.

Kepalanya mendongak menghadap langit kelam yang masih setia menangis. Senyum tipis terukir sementara satu telapak tangan bergerak terangkat kedepan guna meresapi dingin dari titik bening yang jatuh.

Tarikan pelan disisi jaket membuat kelopak mata yang sedari tadi terpejam menjadi terbuka. Jisung menoleh kekiri dan menemukan satu orang lain dengan kondisi yang sudah basah kuyup. Dahinya menyeringit heran kala mendapati sosok tersebut menggunakan pakaian aneh. Bagaimana tidak? pria manis yang Jisung perkirakan umurnya tidak jauh berbeda dengan dirinya itu hanya mengenakan sebuah kemeja terusan berwarna putih sepanjang lutut, juga ada telinga dan ekor mainan yang menempel di tubuhnya.

Apa pria itu sedang bercosplay ? Di hari hujan seperti ini?

"Maaf, ada yang bisa aku bantu?" Jisung memulai. Tangan yang tadi mengadah dia tarik kembali. Ia fokus mengamati bagaimana wajah rupawan itu terlihat sedikit ketakutan. Bibirnya yang ranum memucat akibat berada dibawah hujan dalam waktu yang lama, namun tetap tidak mengurangi keindahan parasnya sama sekali.

"Um.." si pria kucing tidak langsung bicara. Dia malah menggigit bibir dan menundukkan kepala hingga membuat Jisung bingung.
Parahnya lagi itu ternyadi nyaris lima menit. Hujan sudah reda dan Jisung bisa pulang sekarang. Namun dia menahan niatan karena satu sosok asing yang saat ini masih enggan membuka suara.

kitten | hyunsung ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang