Mon Père: Bagian I

1.2K 144 5
                                    

Bipo-chan

Proudly Present

SasuHina's Fanfiction: Mon Père

Credits:

Cerita Pendek dari Guy de Maupassant yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul "Ayah Simon"

Karakter miliki Masashi Kishimoto

***

Bel pulang sekolah baru saja berbunyi. Gerbang Sekolah Dasar Konoha terbuka, diikuti anak-anak berhamburan dan saling sikut agar bisa segera keluar dari lingkungan sekolah. Namun, tidak seperti biasanya yang langsung menuju rumah masing-masing, saat ini mereka berkumpul, berbisik-bisik.

Topik pembicaraan mereka adalah Haru, putra dari Nona Hinata. Anak bermata perak itu untuk pertama kalinya masuk sekolah.

Semua orang tentu tahu soal Nona Hinata. Meskipun orang tua dari anak-anak tersebut bersikap ramah padanya, mereka sebetulnya memperlakukan Nona Hinata dengan belas kasih, merasa iba--bahkan terkadang seperti mengolok. Perlakuan orang tua mereka pun tentu saja membuat anak-anak ikut merasa kasihan, meski tidak tahu apa yang harus mereka kasihani dari Nona Hinata.

Mereka tidak mengenal Haru dengan baik. Bocah laki-laki itu tertutup, tidak pernah ikut bermain dengan mereka. Itulah sebabnya mereka tidak begitu suka dengan Haru. Namun, ada sedikit rasa penasaran untuk mengenal Haru dalam benak mereka. Itulah mengapa, hari ini mereka gembira sekaligus heran dengan datangnya Haru ke sekolah. Anak-anak yang mulai remaja berbisik-bisik, seolah mereka tahu lebih banyak soal Haru.

"Kalian tahu, bukan, kalau Haru tidak punya ayah?"

Putra Nona Hinata itu pun melewati mereka.

Usianya masih kecil, usia setahun lebih muda dari sewajarnya anak-anak ketika masuk sekolah dasar. Wajahnya putih, matanya perak seperti ibunya, dan rambutnya cokelat panjang. Ia tampak tampan dan jenius--walau begitu ia terlihat malu-malu dan kikuk persis seperti ibunya.

Haru berjalan melewati mereka. Gerombolan anak-anak itu pun langsung melingkarinya. Memandangnya dengan tatapan mengejek. Haru sendiri merasa kikuk dengan atmosfer yang ada di sekitarnya. Kemudian, anak laki-laki berambut kuning cerah maju mendekatinya.

"Siapa namamu?" anak laki-laki berambut kuning bertanya sambil tersenyum. Ia tampak berandalan, ditambah kedua pipinya yang terdapat goresan dan mata hijaunya yang berkilat-kilat.

"Haru," jawab bocah malang itu malu-malu.

"Haru siapa?" tanyanya lagi.

Ragu-ragu, Haru menjawab, "Haru."

Mereka tergelak, "Nama seseorang itu diikuti nama marga. Kalau hanya Haru ... itu bukan sebuah nama orang!"

Haru kecil menatap mereka dengan netra yang berkaca-kaca, "Namaku Haru. Haru."

Mereka makin tergelak, dengan bocah berambut kuning yang tertawa paling keras.

"Apa kubilang! Dia tidak punya ayah seperti kita!"

Mereka tergelak. Lalu berhenti setelah perut mereka terasa sakit karena terlalu banyak tertawa. Mereka akhirnya paham kenapa orang tua mereka berbelas kasih pada Nona Hinata. Bocah laki-laki tanpa ayah adalah hal yang ajaib menurut mereka. Mungkin saja bocah tanpa ayah itu adalah ajaib, seperti Isa putra Maryam. Namun, bukannya yang tanpa ayah hanya Isa putra Maryam? Kenapa bocah bermata perak itu ikut-ikutan?

Mon Père [SasuHina] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang