"Ya. Benar. Ku rasa tidak ada gunanya lagi mempertahankan hubungan ini. Sudah, cukup. Kau bisa menemui perempuan itu sesuka hatimu. Aku sudah muak denganmu. Ya, Seunggi. Hubungan kita berakhir."
Wanita itu tak membuang satu detik lagi untuk menutup sambungan teleponnya. Ia menghela nafas berat, lalu mengacak surai panjangnya. Wajah mungil itu tenggelam dalam telapak tangannya. Hatinya sesak, sesak sekali sampai rasanya ia sulit bernafas. Namun, tidak. Ia tidak mau menangis. Ia tidak boleh menangis.
Langkah kakinya yang gontai masuk ke salah satu minimart. Untuk beberapa menit ia hanya berjalan tanpa tujuan di antara rak-rak itu. Pada akhirnya ia meraih sekotak jus stroberi. Saat berada di kasir, tanpa sengaja mata bulatnya mendapati sesuatu yang sudah lama tak ia lihat. Sesuatu yang biasa ia pakai saat ia sedang sangat tertekan. Sesuatu yang sudah lama tak ia konsumsi.
"Satu kotak rokok Berry Bomb, please."
---
"Menurutmu bagaimana, Jaehyun? Orangtuaku tidak mau aku denganmu!"
"Jangan menjadikan orangtuamu sebagai alasan. Aku tau kau memilih laki-laki itu karena ia punya lebih banyak uang daripada aku."
"Terserah," wanita itu mengibaskan tangannya tak sabaran. "Aku pergi."
Jaehyun menatap punggung wanita itu dengan tatapan nanar. Ia menghela nafas berat. Patah hati, tentu saja. Namun ia rasa lebih baik melepaskan perempuan macam itu.
Dirogohnya kantong jaketnya, ia menarik sebatang rokok dan menyalakannya. Saat ia mengangkat pandangan dari bara rokoknya, saat itu pula ia mendapati seorang wanita cantik sedang menatapnya.
---
Yoona merutuki dirinya sendiri saat ia sadar ia tak juga membeli pemantik api. Otaknya pasti sudah sangat error sampai-sampai melupakan benda pendamping rokok itu. Sialnya lagi, ia sudah cukup jauh dari minimart tadi.
Ia masih terus melangkah menuju klub malam. Sejujurnya, Yoona bukan tipe pemabuk atau pergi ke bar untuk melupakan emosinya. Tapi untuk kali ini, kali ini saja, ia ingin melakukan apapun untuk melupakan rasa sakit hati yang begitu menusuk ini.
Di depan gedung klub malam itu, pandangan Yoona menangkap seorang pria jangkung yang sedang menyalakan rokoknya.
Ah, pas sekali!
Pandangan kedua pasang manik mata mereka bertemu di menit berikutnya. Melihat sepasang mata tajam yang sayu itu, Yoona segera tau bahwa pria ini tidak baik-baik saja. Sesuatu yang buruk sedang dialami pria ini.
Tapi, toh, bodoh amat. Yoona hanya butuh pemantik apinya. Tanpa tau malu Yoona mendekati pria yang menatapnya heran itu. Ia menyodorkan satu dari sekotak rokok yang ia bawa.
"Boleh tolong nyalakan rokokku untukku? Aku tidak membawa korek."
---
Jaehyun segera menyalakan rokok itu tanpa diperintah dua kali. Wanita itu ikut berdiri di sampingnya dan turut menghisap rokoknya. Asap yang mengepul dari bibir ranum wanita itu menguarkan aroma stroberi samar-samar. Dari caranya merokok yang menghisap dan langsung membuang asap, Jaehyun bisa melihat bahwa wanita ini bukan benar-benar perokok.
"Terima kasih." ucapnya akhirnya. Jaehyun mengangguk.
Wanita itu beranjak, masih dengan sebatang rokok yang membara di antara jemari lentiknya. Ia memasuki klub dengan santai. Jaehyun merasakan keinginan yang kuat untuk mengikuti wanita itu.
Seperti yang ia tebak, wanita itu sendirian. Ia hanya memesan segelas Mojito Strawberry dan duduk di meja bar. Jaehyun memutuskan untuk menghampiri wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry and Cigarettes
Fanfiction"Smell sweet like strawberry and got me addicted like cigarettes. Yes, you." YoonA & Jaehyun Fanfiction. (!) A Mature Story