BAGIAN 1: PEMBULYAN

17 3 0
                                    

Assalamu'alaikum.

Semoga teman-teman semua suka sama cerita gaje aku...

Mohon krisannya...

Dan maaf kalau banyak typo

Selamat membaca...

⚬⚬⚬

"Ma-maaf jika kehadiran saya mengangu kenyamanan kalian, saya ngak bermaksud," ia jatuh tersungkur sudah berkali-kali ia mengucapkan kalimat itu tapi tak kunjung pula aksi pembulian yang dilakukan kepadanya berhenti, begitu banyak orang yang melihat kejadian itu namun satu orang pun enggan untuk melerai, bahkan kelihatannya mereka begitu terhibur terhadap aksi pembulyan yang dilakukan oleh sekelompok wanita itu kepadanya.

Shafiah-- wanita bercadar yang menjadi objek pembulian oleh sekelompok remaja seumurannya. Kedatangannya ketaman ini hanya untuk melihat suasana ditaman kota yang baru beberapa hari ini ia datangi namun berujung pembulyan.
Berawal dari dirinya yang tak sengaja menumpahkan ice kopi salah satu dari mereka karena terlalu fokus melihat pemandangan taman ini. hingga dengan alasan mereka merasa tergangu dengan pakaian shafiah yang tertutup seperti teroris.

"Dasar sok suci, lepas aja tuh kain penutup wajah lo palingan juga cewe malam yang lagi nyamar jadi cewe ta'at agama," umpat salah satu dari mereka, shafiah hanya bisa beristigfar mendengar perkataan wanita itu ingin sekali ia menjelaskan bahwa tak semua orang yang bercadar seperti itu, namun ia tak punya keberanian lebih.

"Dasar teroris, jijik gue lihat penampilan lo, buka aja tuh cadarnya, gue mau lihat secantik apa sih wajahnya sampai harus ditutup-tutupin segala, palingan juga mukanya rusak," ia melihat Sahfiah dengan tatapan sinis.

"Betul juga kata lo," salah satu dari mereka maju hendak melepas cadar shafiah.

"Jangan mbak saya mohon, kalian bisa siksa saya semau kalian tapi saya mohon jangan buka cadar saya," mohon shafiah sambil berusaha menahan tangan wanita yang ingin membuka cadarnya.

"Kuat juga pegangan lo, kalian! Cepat bantuin gue buka cadar cewe sok suci ini," perintah wanita itu ke teman-temannya, yang langsung dipatuhi oleh mereka.

"Saya mohon jangan mbak, maaf kalau saya udah buat kesalahan tapi tolong jangan buka cadar saya," mohon Shafiah sendu suaranya parau, ia terus berusaha menahan cadar yang ia kenakan agar tak terlepas, namun nihil sekuat apapun ia berusaha tenaganya tak cukup kuat untuk menahan mereka.

Pertahanan Shafiah runtuh, ia menengis menunduk, menutupi wajahnya agar tak terlihat oleh para penonton itu, pakaiannya yang acak-acakan karena ulah mereka tak sebanding dengan rasa sakit yang ia rasakan diulu hatinya, wajah yang ia tutupi dan jaga sedari kecil kini terbuka dengan paksa.

Tubuh shafiah berguncang, menangis dalam diam, menunduk malu. malu karena tak bisa menjaga diri, ia malu kepada Allah karena mengingkari janji, janji hanya akan memperlihatkan wajahnya hanya untuk calon suaminya.

"Kak Risky tolongin fiah hiks... hiks... fiah takut, mereka jahat hiks... hiks... sama fiah," ucap Shafiah lirih.

Risky adalah kaka ketiga Shafiah meraka bersaudara empat orang dan Sahfiah anak terakhir serta satu-satunya wanita dalam keluarganya. Risky merupakan pengusaha, perusahannya pun ada dimana-mana jadi tak heran jika ia selalu keluar masuk negara, walaupun begitu tak membuat ia lupa akan kewajibanya sebagai islam.

"Ya Allah maafin Shafiah karena gak bisa jaga diri."

"Umi, Abi maafin Shafiah hiks... hiks...."

Dagu Shafiah diangkat paksa, memperlihatkan wajah cantik putih bersih tanpa olesan make up sedikitpun dari wajahnya. Ada sinar kecantikan yang terpancar dari wajah Shafiah, bahkan beberapa pria yang melihat itu memuji kagum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

shafiahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang