Spring Day

520 29 9
                                    

Menunggu sesuatu yang tidak pasti, memang sungguh sangat menyakitkan. Setidaknya itulah gambaran perasaan dari seorang lelaki lajang berusia dua puluh lima tahun ini.

Ia telah kehilangan cintanya. ah bukan, Tepatnya cintanya lah yang sengaja menghilang dari hidupnya.

Delapan tahun silam sahabatnya, soulmatenya, belahan jiwanya pergi tanpa berucap sepenggal kata pun pada dirinya.

Cinta rahasianya pergi layaknya angin.... sirna tanpa jejak begitu saja.

"Aku merindukanmu.." sedikit tercekat bibir semerah chery itu berkata mewakili isi hati. Betapa lara nuraninya, betapa ringkih jiwanya.

Dari luar orang awam mengetahui bahwa dia memang baik-baik saja. Tapi, mata siapa yang mampu menembus isi hati dan pikiran dirinya yang penuh dengan luapan rasa kesepian.

"Sudah delapan tahun, Yunho yah.. Kau tidak merindukanku huh?" Kim Jaejoong mungkin waras akan logika. Namun sesungguhnya ia telah gila akan karat cinta yang bercokol di dalam dadanya.

"Aku benar-benar merindukanmu, Yun~" jemari lentiknya mengusap selembar foto yang menampilkan potret seorang pemuda remaja belasan tahun yang sedang tersenyum tanpa beban. Senyum lebarnya berbalut dengan keluguan... menyembunyikan mata sipitnya namun menampilkan gigi gingsulnya.

Oh, sungguh usapan jemari lentik pada foto itu sarat akan kerinduan.

.

.

.

I miss you
Saying this makes me miss you even more
Even when I'm looking at a picture of you
I miss you
Time’s so cruel
I hate us
Even seeing each other for once
Is now so hard between us

.

.

.

@Flashback delapan tahun yang lalu

"Oi! Bocah bodoh, apa yang kau lakukan hah?" pemuda tujuh belas tahun dengan paras cantik dan fashion style di atas selera itu berkacak pinggang di depan seorang pemuda sebayanya.

Sungguh lucu melihat penampilan pemuda yang dijuluki si bocah bodoh begitu kontras dengan penampilan nyentriknya.

Si bocah bodoh itu hanya memakai celana bahan panjang warna hitam dipadu dengan kemeja kotak kotak lengan panjang baby blue yang tiap kancingnya terkait rapi sampai leher serta kedua pergelangan tangannya. Tak lupa kemeja itu dimasukan kedalam celana yang luarnya di pasang ikat pinggang berwarna putih gading melingkar di sebatas pinggang.

Ah, serta jangan lupakan kaca mata bulat yang tebalnya beberapa senti dengan bingkai warna hitam bertengger di hidung yang membuat mata sipitnya harus melebar jika hendak memperhatikan sesuatu.

"M..ma..maaf Jae, aku tidak sengaja... sungguh!" dengan tampang memelas pemuda culun itu mengangkat tangan kanannya dengan jari-jari mengisyaratkan tanda 'peace'.

"TIDAK BISA!! Dasar bodoh, apa yang kau lakukan pada ChangchangKU EOH? Kenapa kepalanya bisa putus begini, JUNG YUNHO?? Kau merusaknya, Heh?!" wajah putih mulus pemuda nyentrik itu sekarang berubah merah padam.

"Ma.. Maaf, Jae.. Sungguh... Aku tidak bermaksud merusaknya.. Boneka itu memang sudah usang, jadi begitu aku mencoba memegang kepalanya, jahitan itu putus begitu saja!"

"Kau bukan memegangnya, JUNG YUNHO! Tapi kau menariknya sekuat tenaga! Kau pikir aku buta?!" Jaejoong meragukan alibi yang Yunho katakan.

Terang saja.. alasan Yunho sangat tidak masuk akal menurut logikanya. Mana ada kepala boneka bisa putus hanya gara-gara dipegang? Yunho sudah gila.

"Kau tahu ini boneka kesayanganku kan? KESAYANGANKU, JUNG YUNHO!"

"YA, AKU TAHU BOOJAE! Tapi bisakah kau tidak usah menuding-nudingku sambil berteriak seperti itu? Kau terlihat sangat menakutkan!"

"TENTU SAJA AKU HARUS BEGINI.. AKU SEDANG EMOSI DAN ITU GARA-GARA KAU!"

"Terserah kau sajalah!" dan Yunho berlalu dari kamar Jaejoong. Ia berasumsi percuma saja meladeni kucing yang sedang marah. Ia tidak mau terkena resiko dicakar kucing cantik itu.

"YA~~ BOCAH JELEK! KAU MAU KEMANA HAH? BAGAIMANA NASIB CHANGCHANGKU? HEY BOCAH CULUN, KEMBALI KAU!"

@flashback end

.

.

.

That's right, I hate you
Even though you left me
Not a day passed
Where I didn't think about you
Honestly I miss you
But I’ll erase you
Because it hurts less
Than to blame you
.

.

.

Jaejoong terisak hebat.. Sepenggal kenangan itu berkelebat dalam benaknya. Betapa heboh hubungannya dengan Yunho dulu. Pertengkaran, sikap merajuknya, dan tingkah Yunho yang senang sekali mengundang amarahnya.

"Yunho yah~"

Dan ternyata tanpa Jaejoong perkirakan sebelumnya, hari itu adalah hari terakhir ia bertengkar dengan bocah bodohnya. Karena sehari setelah hari itu keluarga Jung yang notabene adalah tetangganya akan pindah ke Jepang dengan alasan Jung Ji Hoon selaku Appa Yunho harus di mutasi dari pekerjaan.

Dalam hati Jaejoong, ia sangat menyayangkan kenapa Yunho tidak pamit padanya.

Ia kecewa, tentu saja.

Kenapa ia yang orang terdekat Yunho malah tahu perihal kepindahan pemuda Jung itu dari pihak sekolah yang mengabarkan bahwa nama Jung Yunho sudah tidak terdaftar di Seoul Senior High School lagi.

Apakah Yunho tidak mau menemuinya karena kemarin Jaejoong telah membentaknya? Rasanya konyol sekali jika benar seperti itu, mengingat betapa seringnya mereka adu mulut dan bertengkar bahkan lebih parah daripada itu. Tapi, sesadis apapun acara adu emosi mereka, mereka pasti akan cepat akur hanya dalam hitungan jam.

Akhirnya, kini setelah bertahun-tahun ia terpisah dengan Yunho.

Setelah putusnya komunikasi yang berkepanjangan di antara mereka.

Satu fakta telah menampar telak perasaan lelaki cantik itu.

Dua hari yang lalu selembar kertas undangan pernikahan mantan bocah bodoh-nya dengan seorang gadis Jepang tergenggam di tangannya.

Sungguh ironis.

Haruskah berakhir seperti ini? Haruskah cinta terpendamnya dikubur kembali tanpa pernah diberi kesempatan untuk tumbuh ke permukaan?

.
.
.
.
.

Is it you who changed
(Is it you who changed)
Or is it me
(Or is it me)
I hate the time flowing in this moment
Well, I guess we just changed
Just like how everyone changes

E N D

Spring Day (remake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang