Prolog

6 0 0
                                    

"maaf aku tidak bisa melihatmu,Siapa namamu?"

Seorang wanita berkaca mata hitam datang menghampiri suatu kelompok pemuda.

"Hei orang buta!"
Teriak salah satu pemuda dari kelompok itu,semuanya kemudian tertawa dengan keras.

Wanita itu membuka kacamatanya,dan tiba tiba hujan turun dengan sangat deras.
Gadis itu langsung lari menuju sebuah kaffe.

"Mohon maaf kami tidak bisa menerimamu,sepertinya kamu orang sakit"Ucap penjaga kaffe.

"Aku tidak sakit"ucap luvia

"Lihatlah bola matamu yang berwarna merah itu,bukankah itu sangat menyeramkan nanti para pelanggan takut."ucap penjaga kaffe.

Luvia langsung memakai kacamatanya dan pergi dari kaffe itu.

Luvia duduk di bangku taman,dan menangis,serasa dunia sangat sunyi.

"Hujan sangat deras"

Suara lelaki yang berumur sekitar 17 tahun terdengar di telinga luvia,Lelaki itu membuka payungnya dan memayungi Luvia.

Luvia mengangkat kepalanya,ia memiringkan kepalanya.

*
"Siapa kau?"

"Haruskah ku beri tahu disini?Kau tidak lihat bajuku basah,cepatlah berdiri"

   Luvia berdiri dan menatap wajah lelaki itu dengan bingung,Bola matanya berwarna biru,kulit putih.
Lelaki itu bernama Satya,umurnya baru 19 tahun,ia anak yatim piatu,tidak memiliki keluarga.

Library kaffe...

"Siapa namamu?"tanya Satya

"Luvia"

"luvia?arti namamu hujan?"tanya Satya.

"Ya"

"Bukalah kacamatamu"

Luvia menolak permintaan lelaki itu,karna takut tatapannya akan membuat lelaki itu risih.

Satya mengambil kacamata luvia.

"Coba tatap aku"ucap Satya

Luvia hanya menggeleng.
Dengan terpaksa Satya mengangkat dagu luvia.

Seperti dugaan luvia,Satya tampak terkejut.namun hanya sebentar.

"Warna matamu sangat langka"

Luvia ingin memakai kacamatanya,namun satya menahannya.satya hanya menggeleng.

"Ha?kenapa?"ucap luvia kebingungan.

"Ah tidak,kau ingin kuantar pulang?hujan sudah berhenti"

Luvia hanya mengangguk.

Keduanya menyusuri kota,dengan jalanan yang basah karena hujan.

Tangan Satya bersentuhan dengan tangan luvia.

"Ah maaf"ucap luvia

"Sepertinya aku sudah sampai dirumahku."luvia

"Aa ini rumahmu?"Ucap Satya menunjuk sebuah rumah.

Luvia hanya mengangguk...

"Kalau begitu aku pergi"ucap Satya.

Luvia hanya mengangguk,luvia segera masuk kerumahnya

Pukul 08 malam,gadis itu menatap ke cermin,dan menutup matanya,Ia bisa melihat masa depan seseorang hanya dengan menyentuh ujung jarinya.

Luvia bisa melihat bayangan bayangan,dan bayangan itu menggambarkan takdir seseorang.

Luvia mengerutkan keningnya.ia bingung mengapa bayangan tidak muncul dipikirannya.

"A-aku tidak bisa melihat takdir Satya?apakah takdirnya belum di tentukan..."

Keesokan harinya...

   "Hari ini aku sekolah...atau tidak usah?hmmm"

Luvia memutuskan untuk pergi bersekolah seperti hari biasanya,ia memakai seragam olahraga dengan hoody,dan membawa tas pundaknya.ia juga membawa kacamata hitamnya.

*

Sesampainya di sekolah.

"Heh!"teriak Claire.

"Ngapain kamu datang lagi!udah aku bilangin gak usah datang lagi!"ucap Claire sambil melipat kedua tangannya.

Luvia tidak menghiraukan apa yang dikatakan Claire,Claire bersama temannya langsung menarik rambut luvia hingga ikatannya terlepas,rambut biru luvia tergerai.

Orang orang kaget dengan warna rambut luvia.

"Oh oh oh jadi kamu semir rambut!?"ucap Claire.

"Tidak!"tolak luvia.

"Oh sudahlah habis riwayatmu guru BK akan datang dan memotong rambutmu"Ucap Claire.

Luvia berlari ke kamar mandi,dan segera menguncir rambutnya,ia menutup rambutnya dengan Hoodie.
Kemudian kembali ke kelas,namun di perjalanan luvia dipanggil oleh guru BK karena melanggar aturan sekolah.

Murid sekolah sekolah dilarang memiliki rambut berwarna selain hitam.

Kantor kepsek
*
"Lagi lagi kamu buat masalah!"

"Sudah berapa kali kamu masuk diruangan ini!"teriak Riadna

"Apakah harus aku mengeluar kanmu dari sekolah ini?jangan mentang mentang kamu anak beasiswa kamu bisa melanggar!"

Luvia hanya menunduk.

Terdengar suara ketukan pintu,seorang lelaki masuk dengan pakaian rapi dan Hoodie.

"Ah kamu Satya dari SMA Crizan?"tanya Riadna.

"Iya,saya Satya Raditya Rafael..."

Bersambung...













lluviaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang