Meski badai datang dalam emosi, hadirku selalu membatu dibelakang punggungmu.
Kau berkata butuh redakan sendiri badai itu. Namun, apalah arti setia jika aku berjalan pergi darimu.
Aku terlalu perasa saat kau bilang biasa saja. Aku selalu tak mau kau sendiri menanggung luka. Terlebih, saat aku kadang membawa bencananya.
Maafkanlah jiwaku, dan sabarlah cinta. Kau dan aku percaya, kita akan baik-baik saja.
- DF -