(not) My Boyfriend ㅡ Part 1

188 51 46
                                    

'The Beginning'
______________________________
Jika kita tidak bisa membahagiakan diri kita sendiri, setidaknya kita bisa mencoba membahagiakan orang lain.

~Viorella Agnetta
______________________________

Viorel masih setia mendekap erat guling winnie the pooh ditemani selimut tebal nan hangat. Sedangkan di luar sana, rintik hujan kembali menyapa bumi. Memberikan aroma khas yang memabukkan bagi sebagian orang.

Begitu pula dengan Viorel. Udara pagi yang begitu dingin bercampur aroma yang khas, membuatnya enggan beranjak dari ranjang. Rasa malasnya meningkat beberapa kali jika hujan berkunjung. Entah Viorel saja yang merasakannya atau orang lain juga merasakan hal yang sama.

Viorel masih ingin melanjutkan mimpi, jika saja gedoran pintu itu tidak sangat keras hingga memecahkan mimpi indahnya tersebut dan meninggalkan serpihan nyawanya yang masih berkeliaran.

Viorel mendudukkan dirinya di atas ranjang ketika dirasa nyawanya telah terkumpul sempurna. Ia sedikit merenggangkan tubuh yang sedikit kaku sembari membuka lilitan selimut.

Ia merajut langkah ke arah pintu dan membukanya pelan hingga menimbulkan sedikit decitan. Viorel tersenyum kecil ketika mendapati ibunya yang berada di balik pintu.

"Ibu ...." Belum sempat ia menyelesaikan ucapannya, TasyaㅡIbu Viorelㅡmelemparkan setumpuk baju ke arah Viorel hingga membuatnya mundur beberapa langkah karena belum siap.

"Cuci semuanya!" Tasya juga menggeser kedua keranjang pakaian kotor yang berada di lantai menggunakan kaki. "Jangan harap kamu bisa ke sekolah jika cucian ini belum selesai."

Tanpa ba-bi-bu Tasya berlalu meninggalkan Viorel yang sibuk memunguti pakaian yang tercecer karena lemparan Tasya tadi. Diletakkannya pakaian itu di dalam keranjang lalu menggeretnya pelan. Setelah menutup pintu kamarnya, Viorel memeluk salah satu ranjang pakaian yang tidak bisa dikatakan kecil itu. Sedangkan satunya ia putuskan untuk menggeretnya.

Viorel tidak merasa keberatan jika ia dijadikan layaknya pembatu di rumah ini. Di ijinkan tinggal di sini saja, Viorel sudah bersyukur. Meskipun terkadang merasa lelah, tapi hal itu tak pernah membuat semangatnya patah begitu saja.

Ia mendudukkan dirinya di lantai sembari memilah-milah pakaian. Memisahkan antara pakaian bernoda besar, pakaian berwarna hingga pakaian putih. Setelahnya baru ia memasukkan salah satu jenis pakaian tersebut kedalam tabung pencuci pakaian dan memberikannya air dan deterjen.

Setelah tugasnya selesai, barulah ia beranjak dari tempatnya sembari menenteng dua ember biru yang berisi pakaian basah untuk menjemurnya di halaman belakang.

Ia hampir menjatuhkan salah satu ember jika saja ia tidak lebih berhati-hati. Ia mengelus dadanya sebentar, sebelum menatap Karin yang tiba-tiba menghadang jalannya.

Karin hanya tersenyum remeh melihat tingkah Viorel yang menurutnya sangat lebay itu. Dengan santai ia menjulurkan buku tanpa sampul ke arah Viorel. "Istirahat pertama kasih gue. Awas aja lo kalo asal-asalan jawabnya."

Karin memutar bola matanya ketika Viorel hanya merespon dengan anggukan. Dengan tanpa perasaan ia menarik dengan kuat rambut sang lawan bicara hingga membuat kepala Viorel maju beberapa senti, mendekat ke arah Karin.

"Respon yang bener. Lo bisu gak bisa ngomong?" ujarnya dengan nada sedikit tinggi dari sebelumnya.

Viorel memejamkan matanya menahan rasa nyeri dan kemudian berujar pelan, "I-iya ...."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(not) My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang