1. Hukuman.

46 14 26
                                    


"Aku sedang dalam perjalanan bertemu denganmu sekarang."
-Girls' day.
-Hello Bubble.

Ngak pake mulmed juga ngaka apa.

Coba dengerinnya pake lagu lain, juga ngak apa, biar kaya ada yang bisik-bisik mesra gitchuuu. Hehehe.

Asalkan jangan dengerin bisikan shaiyton yah, wan-kawan. Hehehe.

¤¤¤

Disebuah kamar yang masih tertutup gordengnya itu, matahari masuk mencuat kedalam. Mengisi cahaya cerah dari paginya matahari.

Namun tak membuat seorang gadis yang masih menikmati indah mimpinya itu bangun.

Hingga~

"Non Fanny! Non ~tok-tok~Non Fanny! Non mau bangun jam berapa?"

"Nona Fanny! Ini udah mau jam 7. Emangnya Non ngak sekolah?"

Terganggu oleh suara yang ditimbulkan diluar kamarnya, membuat gadis itu menyibak selimut yang menutupi seluruh badannya itu.

Dengan mata masih terpejam gadis itu hanya mengeliat sebentar, seperti akan memasuki lagi arena mimpinya.

"Fanny! Kamu mau bangun ngak sekarang? Mau aku dobrak pintu kamar kamu ini?!" Ucap seseorang yang berbeda dari yang tadi.

"Apa'an sih? Gua masih ngantuk ini, padahal." Ucapnya pelan seolah orang yang dilaur bisa mendengar perkataannya itu.

"Fanny! Kalo dalam hitungan ketiga kamu ngak buka pintunya, aku bakal ambil uang bulanan kamu hari ini juga!"

Gadis yang tadinya ingin memasuki alam mimpinya lagi, tersentak saat mendengar uang bulanannya itu.

"Ok. Aku bakal hitung dari,,, satu,,, du-"

Sebelum hitungan itu selesai, pintu berwarna putih itu sudah terbuka dengan gadis yang berpenampilan berantakan sekali. Ciri-ciri gadis yang tidur rusuh, seperti ngajak tauran.

Dengan membawa selimut yang ditaruh dikepala ia menguap lebar, membuat gadis yang didepannya menyibakan udara yang keluar dari mulut gadis itu.

"Rese ah loh Sher! Ngak asih! Ancemannya jatah gua mulu." Kesal gadis urakan itu.

"Kalo ngak seperti ini, kamu ngak bakal bangun! Cepetan mandi! Ini udah mau jam tujuh. Mau jam berapa kamu sekolah?" Omel gadis yang tampak lebih dewasa.

"Iyah-iyah. Bawel banget sih jadi perawan. Kaya cabe-cabean yang lagi pms." Bukannya takut karena dimarahi, gadis itu hanya menanggapi santai omelan Kakaknya itu.

Mendenggar seperti benda yang berkerincing gadis itu berhenti sebentar.

Seolah tersadar sesuatu, gadis urakan itu menatap Kakaknya yang sudah rapi dan menenteng kunci mobilnya didepan muka gadis urakan itu.

"Jangan tinggalin gue!" Teriak gadis urakan itu, lalu langsung masuk kedalam kamar mandi.

Namun berbeda dengan gadis yang berada didepan pintu kamur itu. Ia hanya tersenyum melihat tingah adiknya itu.

¤¤¤

Setelah selesai oleh rutinitas paginya, gadis itu buru-buru menggambil tas yang berada diatas meja belajarnya.

Menuruni tangga dengan mengenakan dasi abu-abunya itu dan menaruh tas gembloknya tersampir begitu saja.

Saat akan duduk untuk menikmati hidangan paginya, gadis itu ditarik oleh tangan lentik yang tadi mengedor-gedor pintu kamarnya.

Excuse MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang