Bianglala

440 43 10
                                    

°Between the ferris wheel°

Sinar matahari menyelinap masuk diantara tirai jendela yang ternyata, sudah setengah terbuka. Dahyun, yang memang masih betah bergelung didalam selimut seketika membuka matanya. Menyingkap selimut lalu melompat dari ranjang.

"Astaga. Apa aku telat bangun?" Kagetnya. Melihat sudah tidak ada siapa-siapa didalam kamarnya, Dahyun beranjak keluar.

Suasana rumah terlihat sepi, ruang tamu juga sudah tidak terlihat seseorang yang biasanya meminum teh sebelum memulai aktivitasnya.

Dahyun mendesah kecewa. "Kenapa aku tidak dibangunkan? Oh bukan. Kenapa aku bangun kesiangan?"

Setelah asyik melamun dan mengumpulkan nyawanya di ujung tangga, langkah kaki dibawa menuju dapur. Rasa haus dan tenggorokan sakit baru dirasakan nya.

Hingga sebuah note berwarna kuning yang tertempel di pintu kulkas, mengambil atensi nya. Sepenuhnya. Mata monolidnya yang sipit, dibuka selebar mungkin.

"Happy anniversary yang ke 3" gumam Dahyun mengikuti tulisan yang tertera di note itu.

Setelah membacanya, Dahyun langsung membuka pintu kulkas dan mengambil sebotol air minum. Sangat dingin. Namun Dahyun menghabiskannya dalam sekali tegukan.

"Haaaahhhh" Merasakan nyawanya sudah terkumpul semuanya, Dahyun sekali lagi, menatap note berwarna kuning ditangannya, dengan tulisan yang teramat singkat.

Ya tentu saja. Kenapa hanya kalimat itu yang dibacanya? Hanya kalimat? Kemana hadiah-hadiah yang seharusnya ikut meramaikan suasana ulang tahun pernikahan yang ke 3?

Seperti cincin atau segala bentuk perhiasan, coklat, atau bahkan bunga?

"Setidaknya beri aku setangkai bunga. Kenapa menyebalkan sekali?" Keluh Dahyun.

"Tapi tunggu..." Dahyun kembali mengingat-ingat. Menatap note berwarna kuning itu dengan sangat lekat. Kemudian----

"Astaga! Dia memberiku sebuah note? Ucapan? Hari pernikahan? Berarti dia...wah. Berarti dia juga ingat kalau hari ini adalah ulang tahun pernikahan kami? Astaga! Mimpi apa aku? Apa dia sudah..."

Setelah heboh sendiri, Dahyun kembali berlarian masuk kedalam kamar. Mengambil ponselnya kemudian memanggil seseorang.

"Halo?"

"Iya Dahyun. Pas sekali kamu telpon, aku juga ingin mengatakan sesuatu"

"Oh benarkah? Apa? Katakan saja!" Seru Dahyun. Perasaannya sedang sangat bahagia.

"Aku hamil! Ya Tuhan...aku bahagia sekali"

Dahyun terdiam. Bibir nya yang sedari tadi tertarik lebar, perlahan memudar. Monolidnya yang sempat berbinar, menjadi buram.

"Hei Dahyun! Kau dengar aku?"

"Ah iya. Selamat untukmu! Akhirnya Nyonya Park Chaeyoung akan segera menjadi seorang Mama!"

"Kamu ini. Jadi tadi kamu mau bilang apa?"

"Eh aku?"

"Iya. Ayo cepat. Aku harus pergi ke rumah sakit untuk memeriksa kandunganku"

Hening. Sekali lagi, Dahyun melamun.

"Dahyun? Kamu masih disana?"

"I-iya. Aku masih disini. Tadi aku hanya ingin bilang, selamat pagi. Haha iya, selamat pagi"

BIANGLALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang