7

4 0 0
                                    


Hari ini Diandra malas kekampus. Kalau saja tak ada UTS hari ini, Diandra memilih mengurung diri di rumah. Dia malas bertemu Lionel, dia muak dengan semua ini, dia ingin mengakhirinya, tapi dia juga tak tau harus mengakhirinya dengan cara apa.

Kejadian kemarin adalah kesekian kalinya Lionel memergokinya bersama Arvi, dan Diandra lelah. Lelah terus berbohong, lelah sembunyi-sembunyi. Hari ini dia tak ingin melakukannya, dia takut Arvi bisa kena masalah. Diandra tau Lionel nggak akan melepaskan Arvi begitu saja. Diandra hanya takut Arvi dilukai Lionel. Biarlah, dia mengalah untuk saat ini.

"Lo sakit Di?" Reva duduk didepannya.

"Gue hanya capek dengan semua ini," keluh Diandra.

Reva menepuk pundak Diandra. Dia paham dengan keadaan sahabatnya itu. "Kita udah nggak ada kuliah. Lionel bakal jemput lo kan?"

"Iya. Gue udah chat dia." Diandra berusaha tersenyum.

Tiba-tiba—

"Diandra ada yang nyariin lo!" teriak Dani temannya.

Diandra dan Reva bergegas keluar, rupanya Lionel. Lionel berdiri di depan pintu kelas Diandra.

"Gue balik Rev," pamit Diandra. Reva menganguk.

"Bye Rev," teriak Lionel.

Reva hanya mengangguk. Diandra dan Lionel berjalan menuju tempat parkir. Lionel menggenggam tangan Diandra, dan kali ini Diandra tak menepiskannya. Dia malas berdebat dengan Lionel saat ini.

"Loh Jen, itu bukannya Diandra? Ama siapa dia ?" kepergian Diandra dan Lionel tak luput dari pantauan Jeni dan teman-temannya. Mereka salah satu yang membenci Diandra di kampus. Karena dari dulu Jeni menyukai Arvi, tapi Arvi malah memilih Diandra.

"Itu bukannya Lionel anak teknik?" sahut temannya yang satu.

"Lionel?" ulang Jeni. "Lionel Satria Wijaya maksud lo? Anak pengusaha sukses itu?"

"Mungkin."

"Ada hubungan apa Lionel sama Diandra? Lalu Arvi?" Jeni bertanya-tanya. Tiba-tiba dia berlari menghampiri Lionel dan Diandra.

"Wah-wah... ada apa nih!" Jeni muncul dihadapan Diandra dan Lionel. "Diandra jalan sama Lionel Wijaya? Sejak kapan Di? Arvi gimana?"

Diandra tak menghiraukan kata-kata Jeni. Dia menarik Lionel menjauhi musuhnya itu. Tapi Jeni terus memanas-manasi Diandra.

"Kalo lo ama Lionel, gue ambil Arvi ya."

"Diam lo!"

"Lo marah? Ya ampun Diandra, udah punya Lionel masih nggak mau lepasin Arvi? Rakus banget lo!"

Diandra terlihat sangat marah. Sedangkan Lionel hanya diam saja mendengarkan keduanya.

"Atau Lionel yang ama gue aja." Jeni melirik Lionel. "Lo tinggalin aja Diandra. Gue lebih oke kok dari dia."

"Lo—" kata-kata Diandra terpotong saat Lionel maju mendekati Jeni. "Lionel."

"Gue," tunjuknya pada dirinya sendiri. "Sama lo!" tunjuknya pada Jeni. "Nggak mungkin gue mau."

"Apa!" teriak Jeni.

"Lo nggak pantas buat gue," kata Lionel sinis kemudian kembali menarik Diandra meninggallkan Jeni. "Oh ya satu hal lagi, hanya cowok bodoh yang ninggalin Diandra demi elo. Ngerti!"

TAK BISA MEMILIKI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang