Prelude

4.6K 329 21
                                    













Jeju-do, Korea Selatan

di sebuah bangunan tua didekat pantai terlihat beberapa orang sedang berdiskusi di temani tiga bodyguard dengan badan yang cukup besar sedang mengawasi disekitar bangunan.

pemandangan matahari sore yang akan terbenam menambah kesan istimewa dari rooftop bangunan ini.

"dikelompok satu ada 20 pengungsi. semuanya gadis muda. tuan bebas membawa satu diantara mereka." ujar salah satu pria paruh baya berbaju hitam dengan rambut panjang, sedangkan rekannya hanya mengangguk-angguk menyetujui ucapannya.

"kurasa kalian salah alamat." balas pria yang duduk berlawanan dengan pria-pria berbaju hitam tadi.

"tapi barangnya luar biasa tuan, sangat murah. beberapa baru berumur 12 tahun. itu jumlah yang banyak." tambah pria berbaju hitam dengan penuh keyakinan. "yang harus kau lakukan hanyalah menolong kami untuk membawa mereka ke tempat ini"

pria berumur sekitar 60 tahunan itu mengerutkan dahinya "keluargaku tak pernah terlihat bisnis seperti ini, jadi aku tak perlu melakukan apa pun. kalian hanya membuang waktuku"

"maaf tuan. aku tak bermaksud menyinggungmu. pikirkanlah kembali"

pria berbaju putih itu menghela napas sejenak. menoleh ke belakang guna melihat beberapa orang yang sedang memperhatikan lekat-lekat kegiatannya berdiskusi.

"chanyeol-ah selesaikan" ucap pria itu kepada asistennya yang tepat dibelakangnya. ia beranjak dari duduknya digantikan oleh asistennya berjalan menuju putranya yang sedah fokus menikmati pemandangan dengan sebuah teropong yang menempel dimatanya.

lelaki berusia 25 tahunan, mark. sedang fokus dengan teropong yang dipakai sejak mendengar partner diskusi ayahnya mengatakan hal-hal yang berkaitan dengan suap.

ia melihat seorang pria manis yang sedang berdiri menatap hamparan luas laut dan matahari yang akan meredupkan sinarnya.

laki-laki berwajah manis itu terlihat sangat bahagia. rambutnya berponi berwarna hitam legam, cantik. senyumnya bak air sungai yang membuat mark ikut terhanyut. membuat bibirnya ikut menyunggingkan sebuah senyuman.

mark tak tau kenapa si cantik itu ada disini. ini merupakan daerah yang jarang dikunjungi oleh seseorang ataupun wisatawan karena letaknya yang diujung, namun lelaki manis itu berada disini sendirian.

mark melepaskan pandangannya pada pria manis itu saat ayahnya menghampirinya di tepian rooftop. "fucking assholes!" ucap mark mendahului.

"however, he's a potential bussines partner. he deserves our respect even if he is an asshole"

pria yang menjabat sebagai ayah kandung mark itu menoleh kearah teropong ditangan putranya "what were you looking at?"

"oh my son, you have to be careful. he's are heaven for the eyes, and hell for the soul, then dia akan mulai menghabiskan semua uangmu"

"aku takkan mudah ditakhlukan siapa pun" jawab mark dengan mengulum senyumnya, membuat ayahnya ikut tersenyum kepada putra satu-satunya yang ia punya.

ayahnya memegang bahu mark, kemudian emnatap lekat-lekat seolah ia harus mendengarkan betul-betul apa yang akan disampaikan ayahnya "listen to me, saatnya kau berhenti untuk memikirkan kesenangan dan kenikmatan semata. kau harus bertanggung jawab."

"paham?"

"suatu hari, semua ini akan menjadi milikmu."

dorr

sebuah timah panas menembus punggung sang ayah hingga mengenai perut bagian bawahnya.

mulut mark seketika mengeluarkan darah segar ketika peluru panas itu menembus kulitnya. darah sang ayah juga muncrat mengenai wajahnya dan bajunya.

365 DNI ; markhyuck verTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang