Note: plot twist nya di bagian akhir ya. Dan mungkin akan membuat kalian mengatakan cerita ini tidak nyambung. ಥ‿ಥ
Happy reading 。◕‿◕。
✿✷✿
Pagi itu, di sebuah terminal kereta api yang selalu ramai akan lalu lalang manusia, menjadi saksi perpisahan dua orang anak manusia berbeda gender. Dua orang anak kecil beranjak remaja yang telah lama saling berbagi dan melukis kisah bersama, namun kini harus dipisahkan oleh keadaan.
Seorang anak perempuan bertubuh gempal nan imut bernama Say itu harus berpisah dengan sahabat semasa kecilnya, Sing. Dia harus mengikuti orang tuanya untuk pergi ke pusat kota karena pekerjaan ayahnya sebagai seorang aparat kepolisian yang sedang dipindahtugaskan.
Mau tak mau, seorang anak kecil ini harus menurut. Merelakan diri untuk berjauhan dengan kebahagiaannya.
Sudah hampir 20 menit Sing terus saja memeluk tubuh gempal Say dengan perasaan campur aduk yang dia tahan. Dia ingin sekali mengucapkan banyak hal. Melarang Say pergi, membujuk Say agar tidak ikut bersama orang tuanya ke kota, meminta pada Say agar dia tetap disini, memohon pada orang tua Say untuk tak membawa putri mereka pergi jauh darinya. Tapi.. apalah daya. Seorang lelaki kecil ini tak kan bisa melakukannya.
Bersama selama lebih dari 12 tahun, bahkan mereka yakin lebih dari waktu itu. Sebab sedari saat di kandungan pun, orang tua mereka sudah saling mengenal juga dekat. Tentu saja jika harus berpisah tanpa adanya kepastian untuk bertemu kembali seperti ini, itu sedikit.. mengecewakan. Tidak, bahkan sangat mengecewakan.
"Cepet pulang lagi kesini ya," lirih Sing melepas peluknya.
"Iya.. jangan lupakan aku ya," Say balas menjawab dengan lirih, menatap sedih sahabat prianya itu.
"Aku pergi." Perempuan yang sebentar lagi berusia 12 tahun itu melangkah pergi meninggalkan seorang pria seusianya dengan perasaan sama kacaunya.
Pandangan mereka tak lepas barang sedetikpun. Hingga sosok Say hilang dari pandangan Sing. Hingga jarak kini benar-benar nyata memisahkan mereka.
****
Empat tahun kemudian.Sing
[Maafkan diriku bang😭 habisnya ga ada lgi foto mu yg berseragam + kacamata😭]
****
Suasana pedesaan ini selalu sama sejak dari empat tahun terakhir. Sebenarnya sejak dahulu, tak ada yang berubah. Hanya perasaan dan ingatan Sing yang diubah oleh waktu dan keadaan, juga campur tangan keikhlasan.
Sing tumbuh dengan baik. Kini, dia sudah kelas 2 SMA, bersekolah di salah satu SMA yang ada di desanya. Dia adalah anak pintar. Terbukti dengan beasiswa prestasi yang didapatnya karena selalu berada di peringkat pertama hingga kenaikan kelas kemarin.